28

1.4K 163 6
                                    


Happy reading

•••

Pagi hari pun tiba

Di ruangan yang sedikit berantakan, terdapat dua orang yang tak memakai sehelai benang pun. Siapa lagi kalau bukan Zean dan Chika.

Mereka benar-benar melakukannya semalam, ya walaupun hanya satu ronde, tetapi itu sudah cukup untuk Zean. Bahkan, Zean berpikir ia akan melakukannya setiap malam kalau tak ada suatu hal yang menggangu. Bak narkoba yang membuat candu, kalau Bandung Bondowoso kan buat candi.

Di kamar Zean tak begitu berantakan, mereka tak sebrutal itu untuk melakukan hal itu. Zean sangat lembut bila bermain, jika saja Chika yang tak meminta untuk mempercepat pergerakan, ia benar-benar ingin bermain dengan menikmati kenikmatan yang ada.

Suara dering telepon yang masuk membuat Chika terbangun. Dengan segera ia mengambil telepon entah miliknya atau milik Zean, ia tak terlalu memperhatikannya. Saat mengangkat telepon, Chika terkaget mendengar suara dari telepon itu. Bagaimana tidak, ia mendengar suara Aldo yang berteriak di sebrang sana.

"HALLOOO!" Suara Aldo dari sebrang sana

"Zean Lo bisa kesini ga? Ke markas? anak-anak pada kumpul semua soalnya. Menurut gue sih Lo harus kesini sih. Ga kasian apa sama temen-temen Lo yang udah lama ga ketemu sama Lo? Lo itu sibuk banget gila, kasih waktu dikit lah buat kawan Lo ini. Kalo nggak sumfah farah bangets loch. Pokoknya Lo harus dateng kesini titik." Cerocos Aldo yang tak memberi jeda buat menjawab. Lalu setelah berbicara, Aldo langsung mematikan sambungan telepon itu.

"Hah? Apa sih ga jelas ni anak, masih pagi juga. Issh, ini juga ganjel banget, ga nyaman." Gerutu Chika sembari menatap ke bawah yang tertutup selimut. Posisinya Chika sedang membelakangi Zean. Lagi-lagi Chika terkaget, kala melihat penyatuannya dengan Zean tak lepas.

Tenang saja, walau penyatuan mereka saat ini belum terlepas, tetapi saat pelepasan Zean mengeluarkan di luar. Kata Zean miliknya nyaman di dalam sana.

"I-ini?" Merasa ada pergerakan yang mengganggu, Zean terbangun.

"Morning." Suara serak khas saat baru bangun tidur itu terdengar.

"Morning, Zee bisa lepas ga ininya. Aku mau mandi." Ucap Chika

Bukannya mengeluarkan, Zean malah memajukan mundur kan secara perlahan. Membuat Chika mendesah pelan.

"Aahh, Zi-zih lepashin."

"Nanggungh ca, udah tegangh jugahh." Jawab Zean

Tanpa banyak bicara lagi, Chika memukul paha Zean yang tak terbalut apapun.

"Aaww, sakit tau!" Zean memberhentikan pergerakannya.

"Siapa suruh di gerakin, udah dibilang lepasin ya lepas! Udah tau mau makan bareng ayah bunda juga!" Seru Chika kesal

"Nanggung tau ca, be-"

"Apa?! Udah semalem, capek!" Potong Chika, Zean diam tak berani menjawab, ia tak takut hanya tak berani saja. Ia lalu mengeluarkan Mr p nya dari mrs v milik Chika. Desissan keluar dari mulut Chika.

"Tadi Aldo nelpon kamu, katanya kamu di ajak ke markas. Pada ngumpul di sana semua katanya." Ucap Chika sembari berdiri dan melilit badannya dengan handuk.

Masih SMA kok udah nikah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang