C H A P T E R 9: PHYRGOS

49 5 4
                                    

Bel istirahat kedua telah berbunyi 5 menit yang lalu. Kebanyakan murid telah berada Masjid sekolah untuk melaksanakan kewajiban dan sebagian berada di kantin sekedar untuk makan siang dan sebagian lagi berada di kelas untuk memakan bekal dari rumah.

Termasuk Senara dan juga Salsa yang saat ini tengah memakan bekalnya sambil nobar drakor atas rekomendasi yang diberikan Salsa.

Keduanya makan dengan nikmat tanpa adanya gangguan yang datang. Dan seperti biasa. Dua siswa yang duduk di belakang mereka berdua telah menghilang dari kelas entah kemana.

Di tengah-tengah ketenangan mereka berdua, Senara jadi teringat pertanyaan yang terus berputar di kepalanya sejak semalam. Pertanyaan yang hendak ia tanyakan kepada Salsa sang sahabat baru nya sejak awal ia masuk ke kelas ini.

"Sal." panggil Senara yang hanya di balas deheman oleh si empunya nama.

"Lu tahu soal Phyrgos-Phyrgos-apa lah gitu. Tahu gak?" tanya Senara yang lalu menyuapkan nasi goreng di sendoknya ke dalam mulutnya.

Salsa yang mendengar pertanyaan itu sontak tersedak minuman susu yang ia bawa dari rumah.

Senara yang melihat Salsa tersedak minumannya sendiri hanya menatap dengan keheranan dan kepenasaran yang sudah mencapai puncak.

"Lo tahu darimana, hah?! Lu pernah lihat?!" Tanya Salsa balik dengan mata yang terbelalak seolah dirinya baru saja bertatapan dengan makhluk yang mengerikan.

Senara tampak mengingat-ingat kejadian kemarin sore yang membuatnya bertanya kepada Salsa tentang yang menurutnya ada kaitannya dengan geng motor.

Karena kemarin waktu Senara di tolong oleh Taufan, ia juga melihat Hali dan temannya yang satu itu-siapa Senara tidak tahu-memakai jaket yang sama dengan Taufan. Yaitu jaket dengan tulisan dan gambar sayap yang terbakar menjadi latar belakang tulisan tersebut di dada kiri dan punggungnya.

Pusing karena mengingat-lebih ke bingung mulai darimana ia menjelaskan-Senara hanya membalas, "Nggak tahu, lupa gua. Kenapa emangnya?"

Salsa menepuk pundak Senara dan menatap lekat kedua mata Senara. "Asal lo tahu, Ra. Orang yang tahu nama itu, tuh, cuma orang yang pernah ngelihat mereka." ujarnya.

Senara menurunkan tangan Salsa yang berada di pundaknya. "'Mereka?' Siapa sih sebenernya?" tanya nya mendesak jawaban yang jelas dari Salsa.

Salsa mendekatkan bibir ke telinga Senara dan membisikkan, "Itu nama sebuah geng motor. Geng motor paling besar yang pernah ada. Paling ngeri juga di antara geng yang lain." lalu menjauhkan bibirnya dan kembali menatap dengan lekat mata Senara.

"Kayak yang gua bilang tadi. Orang yang tahu mereka itu cuman orang yang pernah ngelihat mereka di suatu tempat. Itu karena mereka memang jarang menampakkan diri. Kek sejenis hewan langka lah.

Mereka yang lihat pun paling cuma seminggu sekali. Iya, kalo hari ini ngelihat. Minggu depannya mereka belum tentu ngelihat geng motor itu lagi." sambungnya yang lalu mulai kembali menyuapkan mie menggunakan sumpit dari kotak makan bekalnya ke dalam mulutnya.

Dahi Senara semakin mengerut dengan wajah yang tambah heran. "Kok bisa gitu?" tanya nya lagi.

"Walau mereka itu geng motor yang biasanya geng motor itu terkenal dengan hobi tawurannya, tapi mereka baik. Banyak orang bilang kalo geng itu suka bantu warga sekitar setiap seminggu sekali. Geng itu juga tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akan berkibarnya bendera perang karena banyak orang yang percaya dan beranggapan kalo geng itu gak suka sama yang namanya 'perang'." jawab Salsa dengan pengetahuannya tentang sebuah nama 'Phyrgos' yang sepertinya menjadi legenda di kota ini.

HALILINTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang