C H A P T E R 18:BARBEQUE

70 8 1
                                    

Hari cepat berlalu hingga tanpa sadar hari ini hari sabtu yang berarti juga malam minggu.

Para anggota inti Phyrgos berencana untuk mengadakan barbeque-an bersama seluruh anggotanya di markas.

Tapi, hal itu mereka tunda karena mengingat jika mereka memiliki dua teman perempuan di luar geng mereka.

Jadi, mereka mengubah rencana. Pertama-tama, mereka para anggota inti Phyrgos akan mengadakan barbequ-an di rumah Hali. Lalu, saat tengah malam, baru mereka akan mengadakan kegiatan yang sama di markas.

Hal itu di usulkan oleh Hali karena ia tidak ingin identitasnya dengan sahabatnya terbongkar. Cukup dirinya mengaku bahwa ia adalah ketua geng kepada seorang polisi waktu membebaskan Thorn.

Satu hal lagi. Kenapa rumah Hali yang menjadi sasaran? Karena kata Taufan dkk kecuali Hali, perkarangan Hali sangat luas. Jadi, nyaman jika di gunakan untuk piknik dadakan. Di tambah lagi dengan suara air mancur di tengah taman yang berada di tengah halaman depan rumah Hali itu. Memang bikin hati adem ayem pokoknya.

Sesuai perjanjian, kini ke delapan pemuda berparas tampan di temani dua gadis yang mereka undang tengah berkumpul di halaman depan rumah Hali dan mempersiapkan bahan serta alat yang akan di gunakan tepat setelah melaksanakan ibadah salat Isya'.

Kenapa hanya delapan? Kan anggota inti Phyrgos ada sebelas. Dan di anggota inti Phyrgos kan juga ada ceweknya. Kenapa hanya ada cowok?

Untuk yang bertanya seperti itu, saat ini tiga anggota inti lainnya tengah ada persami atau kepanjangannya perkemahan sabtu-minggu di sekolahnya. Jadi, mereka bertiga izin tidak mengikuti acara ini yang memang terkesan dadakan karena baru di usulkan siang tadi oleh Taufan, Blaze, dan Thorn.

Selain barberque, mereka juga niatnya membakar sosis, dimsum, bakso, dan beberapa frozen-food lainnya.

Jangan tanya dananya darimana. Hali yang harus membuka dompetnya dengan paksaan si tiga biang kerok itu. Untung saja uang tabungannya masih banyak. Jadi, Hali tidak akan keberatan. Lagipula, kebahagiaan semua sahabatnya adalah hal yang terpenting untuknya.

"Fan! Sosisnya mana?" suara Salsa terdengar ketika dirinya tidak mendapati sebungkus sosis di atas meja.

Taufan yang baru saja selesai dengan tugasnya yang menyiapkan alatnya menjawab, "Di motornya Thorn!"

Alis Salsa terangkat satu mendengar nama yang masih terdengar asing di telinganya. Entah kenapa ia lupa yang mana sosok bernama Thorn ini. Padahal mereka se-angkatan. Satu sekolah pula. "Thorn yang mana?" tanyanya lagi sembari mencari sosok Thorn yang mana.

Thorn yang mendengar pertanyaan itu seketika pundung di sudut tembok pagar. Meratapi nasibnya yang di lupakan oleh Salsa.

"Padahal gua yang paling beda di sekolah. Jahat bet gua nggak di kenali." gumamnya yang masih bisa di dengar oleh seluruh orang yang ada di halaman depan.

Salsa menggaruk pipinya yang tidak gatal dengan rasa bersalah di buatnya. Walau mungkin memang itu salahnya yang lupa sosok Thorn. Padahal pemuda itu yang paling gampang di kenali karena wajahnya yang masih imut seperti bayi. Tak hanya Thorn. Hali juga termasuk pemuda yang sangat mudah di kenali karena rumor yang bereda kalau dirinya ini sangat menyeramkan tetapi berhasil memikat hati para gadis di sekolah.

Salsa dengan segera melangkah menuju sebuah sepeda motor beat berwarna hijau dengan kolaborasi warna hitam ketika melihat sebuah plastik kresek menggantung di stang motor itu.

Informasi. Seluruh anggota Phyrgos memang mewajibkan untuk memakai motor sport ketika waktunya untuk geng Phyrgos dan saat di sekolah saja. Karena jika di sekolah, itu adalah sebagai tanda bahwa tidak boleh ada seorang pun yang mengusik mereka. Jika di luar itu, mereka di bebaskan untuk menggunakan motor apapun.

HALILINTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang