Para murid berhamburan keluar kelas ketika suara bel pulang terdengar.
Seperti biasa, Hali dan Taufan telah dinyatakan hilang dari kelas oleh Senara setelah 2 menit yang lalu setelah berdoa pulang.
Hari ini giliran dirinya dan Salsa untuk piket kelas. Senara menyapu sembari bernyanyi pelan untuk menghilangkan rasa kesalnya karena waktu sepulang sekolah sampai malam nanti yang seharusnya ia habiskan dirumah neneknya, harus ditunda karena piket.
Setelah dirasa sudah bersih, mereka yang piket pun segera mengembalikan sapu di sudut belakang kelas lalu segera pergi keluar.
Seperti yang ia rencanakan sebelumnya, pulang sekolah sore ini ia tidak langsung pulang ke rumah melainkan bermain terlebih dahulu di rumah nenek nya.
Ia sudah minta izin kepada sang mama untuk bermain ke rumah nenek yang tinggal tidak jauh dari letak sekolah nya itu sebentar. Dan sang mama mengizinkannya asal tidak pulang terlalu larut.
Senara pun berpikir kalau dirinya tidak mungkin akan pulang larut malam. Kalau nanti dirinya tiba-tiba diserang orang asing waktu jalan pulang bagaimana? Kalau terjadi hal buruk kepada dirinya bagaimana? Ah tidak, memikirkannya saja sudah membuatnya merinding, apalagi jika benar-benar mengalaminya.
Ngomong-ngomong soal pulang larut malam, Senara jadi teringat bahwa dirinya pernah mengalami hal buruk dulu sebelum pindah ke kota ini.
Waktu itu dirinya masih kelas 8 SMP. Dia tidak sengaja pulang terlalu larut karena terlalu asik bermain di rumah temannya. Padahal mama nya sudah mengirim pesan untuk pulang segera. Dan Senara membalas 'Iya. Ini udah otw kok.' Bahkan sampai sang mama menelponnya 10 menit kemudian karena tidak mendapatkan batang hidung putri nya di rumah, dia hanya mengucapkan jawaban yang sama.
Ia berjalan di tengah sepi nya kampung karena malam yang larut. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 22.45. Bisa dibayangkan betapa sepi nya jalanan di kampung itu. Dirinya merapalkan ayat kursi sepanjang perjalanan pulangnya. Salahnya juga yang baru jalan pulang sekarang. Seharusnya dirinya pulang pukul 19.00 tadi. Maka perjalanan pulangnya tidak akan se-horror ini.
Namun, ternyata doa nya untuk pulang ke rumah dengan tenang tidak dikabulkan untuk sekarang.
Lihatlah. Ada tiga pria berbadan besar tengah menghadang jalannya yang membuat langkahnya terhenti.
Dirinya menatap takut wajah ketiga pria itu di bawah terangnya sinar sang rembulan. Hening melanda sekitarnya. Senara mengalihkan pandangannya ke sembarang arah asal tidak menatap mata tiga pria yang berdiri 5 meter di depannya.
'Ya Allah... Kenapa juga harus di cegat siih??!! Gua cuma mau pulang sebelum mama sita hp gua!!' Pekik Senara di dalam hatinya tidak berani mengeluarkan barang suara sedikit pun karena ketakutan yang kini menguasai dirinya.
"Hai adik manis~ Kok jam segini masih belum pulang??" Pria yang berdiri ditengah itu bersuara memecah keheningan yang tercipta tanpa diminta.
Senara yang mendengar pertanyaan dengan nada seperti itu merinding ketakutan. Keringat dingin telah membanjiri tubuhnya. Hatinya kembali berdoa agar dirinya bisa pulang dengan selamat tanpa luka sedikit pun.
Ia tidak ingin membuat mama nya tambah khawatir karena dirinya yang pulang dengan luka di tubuhnya.
"Hei~ jika ada orang bertanya itu di jawab atuh adekk~ jangan diem doang kayak gitu." Ujar pria yang berada disamping kiri pria yang didepan itu ketika sudah sekitar 10 menit Senara hanya diam tanpa membuka mulut sama sekali.
Senara tidak ingin menjawab pertanyaan pria yang menurutnya om-om itu. Ia hanya ingin pulang ke rumah sekarang. Tidak lebih.
Di hela nya nafasnya sebentar untuk memberanikan dirinya dan juga doa yang ia rapalkan berulang-ulang kali untuk memantapkan tindakan yang akan ia lakukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/371943529-288-k575715.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HALILINTAR
Novela JuvenilPada tahun 1992, sebuah geng motor besar bernama Phyrgos terbentuk. Dan tepat pada saat itu telah terjadi tragedi yang sangat mentragiskan. Tragedi yang membuat sebagian besar warga memiliki ketakutan tersendiri dengan perkelompokan yang sering dise...