"Woy Fang! Lama bener lu. Jalan apa ngesot dah? Masa dari tadi jalan dari ketemu ma Salsa sampe sini ngehabisin waktu lima abad."
Fang yang baru sampai langsung duduk disamping Hali tanpa mengindahkan protesan sahabatnya itu lantaran dirinya yang terlambat bergabung dengan mereka.
Tangannya bergerak mengambil segelas cup minuman es teh yang berada didepannya. Tanpa mengetahui siapa pemiliknya.
"Es teh gua njing!" Ucap Blaze yang merebut kembali es teh yang dipegang Fang yang belum sempat memasukkan sedotan kedalam mulutnya.
"Aelah! Minta dikit doang! Pelit banget lu." Sahut Fang.
"Beli sendiri sana! Punya uang banyak, tapi minum kok sukanya minta." Timpal Blaze yang meminum es tehnya sambil menatap Fang tidak suka.
Fang hanya berdecak pelan lalu mengambil pop ice rasa coklat yang ada disebelah kirinya. "Minta Gem." Lalu menyeruputnya setelah mendapatkan anggukan sebagai izin dari sang pemilik minuman.
"Lu belajar terus apa gak capek tuh mata ngeliat buku terus, Lar?" Tanya Blaze yang melihat salah satu sahabatnya yang sedang membaca buku tebal yang ia yakini itu merupakan buku kimia.
SOLAR LIGHTER GANARA, laki-laki yang Blaze maksud hanya melirik sekilas lalu kembali menatap bukunya.
"Daripada lu, Blaze. Belajar enggak, bolos iya." Sindir THORN LEAFYRA DIRGARAKA. Siswa yang duduk disamping Solar sambil memakan baksonya.
Blaze yang mendengar itu mengelus dadanya. "Parah lu, Thorn. Gua anak teladan yang baik hati, rajin, tidak sombong, dan suka menabung ini lu bilang gua bukannya belajar malah bolos. Sungguh kejamnya dirimu Salim!" Ujarnya mendramatisir dengan ekspresi wajahnya yang mendukung adegannya sekarang.
"Kalo emang fakta mau gimana lagi bro?" Thorn pun tertawa puas setelah menelan satu buah bakso diikuti Fang karena mendengar penuturan Taufan.
"Sabar.. sabar... Orang sabar jodohnya bidadari dari surga." Gumamnya yang masih dapat didengar semua orang dimeja itu.
"Bidadari dari parit." Timpal Hali yang sontak membuat tawa Taufan, Thorn, dan Fang semakin menjadi bahkan sampai terdengar ke luar kantin.
Baru kali ini mereka mendengar Hali berbicara seperti itu bahkan menyindir. Biasanya ia akan memilih diam dan sibuk berkutat dengan hp atau bahkan buku apa pun.
"Wahahaha!! Nice, Lin!"
"Bisa gitu ya."
Blaze yang mendengar dua sahabatnya mendukung perkataan dari si petir merah hanya mencebik kesal. "Alin mah... Biasanya juga diem. Kok tiba-tiba nyaut sih?"
Sedangkan yang diajak bicara hanya diam tak bergerak bahkan bersuara. Membuat Taufan, Thorn, dan Fang kembali tertawa.
"Sshhtt!!! Berisik banget sih! Bisa diem gak?" Orang yang tengah tidur dengan kepala diatas lipatan tangan diatas meja bersuara ketika orang yang duduk disekitarnya tertawa dengan keras.
"Yeuu.. Lo juga lagian kenapa sih? Tidur tinggal tidur. Susah amat. Dasar kebo!" Balas Blaze memukul pelan kepala diatas meja disampingnya.
"Biarin. Masbuloh gitu? Orang gua yang tidur, lu yang syirik." Sahut siswa itu yang menegakkan tubuhnya sambil mengelus-elus kepalanya yang dipukul oleh siswa disampingnya. Walau pelan, tapi rasa sakitnya tidak main-main.
"Nyenyenyemenyemenye. Serah lu dah, Ice. Capek gua." Ucap Blaze yang lalu kembali menyedot es teh nya hingga habis.
"Emang lu habis ngapain? Jalan juga enggak. Gerak palingan cuma minum, sama kalo lu bercanda. Gitu doang capek." Ujar siswa yang memiliki nama ICE WATERISBA EVERESTO di bad name nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALILINTAR
Novela JuvenilPada tahun 1992, sebuah geng motor besar bernama Phyrgos terbentuk. Dan tepat pada saat itu telah terjadi tragedi yang sangat mentragiskan. Tragedi yang membuat sebagian besar warga memiliki ketakutan tersendiri dengan perkelompokan yang sering dise...