10. Sila Lima yang dilupakan

19.6K 1K 107
                                    

Kurasa sila lima sudah mulai terlupakan. Yang menyuarakan kebenaran dibungkam dan yang menyuarakan kebohongan seolah dijunjung dalam perlindungan dewi keadilan selama memiliki banyaknya lembar uang yang ia punya.
-Ballerina Berdarah-

"ANJING! BERISIK!" muak salah satu siswi penghuni kamar delapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ANJING! BERISIK!" muak salah satu siswi penghuni kamar delapan. Bagaimana berusaha menutup kedua daun telinganya menggunakan bantal secara kasar. Tetapi alunan melodi dari kamar sembilan terasa keras tanpa melihat waktu.

Sumpah serapah sembari mengacak-acak rambut kacau menunjukkan ia begitu seberapa emosionalnya karena ia dibuat terbangun akibat alunan melodi.

Ia melirik jam sudah pukul 01.00 dentuman petir yang menggetarkan bumi bersama derasnya hujan. Gadis tersebut membuka ikat tali dari kakinya dan kemudian turun dari ranjang.

"Li? Mau kemana?" tanya salah satu temannya. Di mana seluruh penghuni di kamar delapan terbangun karena gerutuan Aulia Cetaa Nugraha.

"Membungkam birai mereka supaya terdiam atau aku yang kembali ke Tuhan supaya tidak mendengar melodi sialan dari kamar penari penghibur," emosi Aulia yang hanya mendapatkan reaksi bingung oleh dua temannya.

"Li," panggil salah satu temannya dengan rambut yang digulung membuat langkah gadis berkepang dua itu menjeda untuk memegang gagang pintu.

"Tidak ada melodi apapun, setiap kamar di asrama ini kedap suara, jadi, sekeras apapun tidak akan terdengar sekalipun itu sebuah jeritan. Terkecuali, pintu dari kamar ini atau kamar lain terbuka," sambung penuh nada lirih seolah berbisik dari temannya berambut pendek.

"Apa kedua rungu kalian ditutup oleh setan budek? Melodi sekeras ini tidak kedengaran? Sekalipun ini kamar kedap suara, tetap aja kalo pakek melodinya dengan volume tinggi tetap kedengaran!"

"Lebih baik lo kembali tidur deh, besok kita ada kelas tambahan pagi buat ujian sekolah yang akan mendatang."

"Gue tidur usai kembali dari kamar sembilan. Kalo kalian gak mau nemenin gue, mending kalian diem deh daripada berisik," tukas Aulia yang kemudian langsung keluar dari kamar.

Bicara-bicara kamar delapan hanya di isi tiga orang. Mereka adalah dari murid kelas 12 IPA 1.

Aulia menutup pintu kamar dan mencoba mengetuk kamar tujuh. Aulia terdiam ketika ia merasakan aroma anyir dari kamar sembilan yang begitu menyengat.

"Aul?" Aulia terkejut ketika pintu kamar tujuh ketika mendapatkan Alea Cahyani berdiri dengan pandangan kosong. "Ada apa?"

"Temenin gue negur kamar, Keci. Btw, Keci dulu seangkatan sama kita, lo pun tau. Ikut gue ke kamar para penari ballerina, ya!" ajak Aulia kepada Alea Cahyani yang menoleh pelan ke pintu sembilan.

BALLERINA BERDARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang