15. Misteri Teror Ballerina Berdarah

9.3K 727 145
                                    

Ada yang aneh tetapi bukan merujuk pada asramanya. Melainkan, kelas yang dikhususkan untuk penari Ballerina secara tiba-tiba dibentuk dan diadakan hari itu juga. Apa ini sebuah kesengajaan?
-Amabel Ava.

 Apa ini sebuah kesengajaan?-Amabel Ava

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•°
WARNING!!
matikan lampumu. Redupkan cahaya ponselmu dan gunakan mode baca. Kamu sedang diawasi makhluk yang tengah tersenyum kepadamu.
•°•°•°•°

target vote 600++ + komen 200 lanjut. tolong kerjasamanya supaya aku updatenya semangat🥀‼️

jam berapa kamu membaca ini?
•°•°•°•°•°

Gadis yang menjadi perempuan berambut pirang platinum seorang diri itu sedang mengemas semua barang-barang yang akan ia bawa pulang. Tetapi tempurungnya begitu hebat dikala memutar seluruh teror yang terjadi, kejadian yang beruntun dalam waktu singkat tanpa memberi aba-aba jikalau permainan akan di mulai.

Ia mengamati gerak-gerik Alisha yang masih dikuasi Asavella. Gadis berantakan dengan piyama dress putih itu tengah menatap kosong pandangannya pada jendela dengan tirai setengah tertutup.

Sementara Anasera dan Keci mengemas dengan tangan gemetar. Bahkan sesekali mereka menangis. Anuva dan Asanna sedang pergi mengambil daftar penghuni kamar sembilan.

Amabel masih berpikir? Apa maksud dari tujuan di adakan penginapan di asrama?

Kedua, baru dua hari menginap dan dua hari itu juga ada yang tewas. Apa ini sebuah permainan yang sebenarnya sudah di mulai tanpa pesertanya tidak mengetahui aba-aba?

Amabel memilih duduk. Dan memandang Alisha yang masih duduk diam di atas ranjang. Amabel berpikir, Kenapa Asavella mengendalikan tubuh Alisha begitu lama?

Amabel memejam mata karena kaget. Tiba-tiba lampu di kamar mereka meledak begitu saja.

Anasera yang semulanya tidak mempedulikan sekitar karena apa yang menimpanya atas duka yang harus ia rasakan. Tiba-tiba merajut langkah samar seraya mendekati lampu yang pecah.

Dengan mata yang sembab. Ia bertanya seraya menatap lampu. "Bagaimana bisa pecah?"

"Konsleting, maybe?" sahut Asanna yang berdiri diambang pintu bersama Anuva.

Keci yang mencoba menutup koper terlebih dahulu dan kemudian langsung menoleh ke Asanna dan Anuva. "Jika konsleting karena panas atau problematik lainnya, itu mungkin wajar. Tetapi kita baru menyalakan. Dari kemarin kita tidur tanpa lampu karena ada pemadaman sementara."

"Kita harus segera berkumpul di lobby untuk penjemputan. Kalian sudah menghubungi orang tua kalian? Pihak kepolisian dan dokter forensik yang menyelidiki kasus ini sudah selesai dan dilanjutkan besok. Itu informasi yang aku tahu. Beberapa murid di asrama ini sudah meninggalkan asrama dan dijemput keluarganya, hanya tinggal beberapa kamar yang ada penghuninya," tambah Anuva.

BALLERINA BERDARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang