14. Petunjuk

10.4K 706 138
                                    

Jangan menjadikan sebuah larangan menjadi perintah karena rasa penasaran, jika tidak ingin kecewa dengan endingnya.
—Asavella Skyrainy Diana

—Asavella Skyrainy Diana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•°•°•°•°•°•°

WARNING‼️

bagaimana? Anda masih belum menemukan saya? Bodoh. Anda juga bingung dengan cara alur ini? Saya sengaja membuat anda bingung. Supaya saya bisa mengendalikan tubuh dari lima ballerina. Kemenangan kali ini harus kepada saya. Saya? Tebak saja. Saya ada dilingkaran tujuh ballerina dan saya paling mudah dicurigai jikalau lebih teliti dari gestur.

selamat bermain petak umpet dan saling tuduh.

•°•°•°•°•°•°•°•°
Part ini akan dipenuhi dialog bahasa Jawa‼️
•°°•°•°••°•°•°•°

Garis polisi melintang pada gerbang asrama MERPATI SILA LIMA seluruh siswi yang berada di asrama akan dipulangkan. Karena ketidakberesan pada asrama tersebut. Seluruh penjaga, guru, hingga beberapa pengawas di periksa lebih ketat.

Proses tersebut berlangsung lama, tetapi nihil data semua tidak ada yang valid. Beberapa dari ahli forensik yang ditugaskan untuk menganalisis tubuh korban pada laboratorium dan dokter forensik diterjunkan pada lokasi.

Dan kali ini, Danayaksa Caiden terlibat lagi dalam mencari tahu apa yang terjadi. Ia juga mendapatkan informasi dari ahli forensik yaitu temannya sendiri. Mengatakan jikalau kepala korban yang hancur bukanlah dari benturan yang keras seperti jatuh dari gedung. Namun seperti pukulan keras beruntun menggunakan bebatuan atau besi. Karena jikalau memang keretakan dari benturan tulang bagian tempurung tidak akan hancur lebur dan bagian otaknya tidak ada atau hilang.

Dananyaksa mengambil beberapa retakan yang bisa dikata itu retakan tempurung korban. Ia mengambil menggunakan pinset bedah dan kemudian memasukkannya pada plastik kecil. Ia pun juga memotret untuk dijadikan dokumen.

Pihak dari polisi tengah memberitahu Dananyaksa jikalau dari mereka yang tengah diperiksa dan mencari siapa tersangkanya sekali lagi jawabannya tetap sama. Yaitu, mereka tidak ada yang terlibat. Sidik jari juga tidak ada yang sama.

Dananyaksa berdecak. Tetapi ia terdiam sejenak. Dikala mata ekornya tak sengaja menangkap seperti ada seorang perempuan yang tengah berdiri dari kejauhan dikala polisi yang memberitahunya pergi.

Dananyaksa langsung menoleh. Tepat pada lantai atas ia menangkap sempurna gadis bertepong kelinci  membawa— menggenggam peluit Pramuka.

“Peluit?” gumam samar Danayaksa yang kemudian berdiri dikala gadis itu membungkuk dengan gerakan lentur untuk memberi hormat.

BALLERINA BERDARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang