Aku gagal menjaga diriku, bagaimana bisa aku menjaga nyawa dari teman-temanku?
—Amabel Ava•°•°•°
dari kota mana kamu berasal?jangan lupa vote dan komen.
•°•°•°•°•°•°
“Asavella masih hidup, 'kan?” ulang Asanna dengan penuh tekanan dan menodongkan jari telunjuk kanan tepat di wajah Keci Van Dijk dengan jarak lima jengkal.
Deru napas Keci langsung membara. Salivanya bahkan terasa sakit untuk ditelan. Haruskah Keci mengatakan kejujurannya? Jikalau yang bersama mereka ialah Asavella yang sudah meninggal? Atau tetap terbungkam?
“Dia sudah mati! Dia suda mati!” sarkas suara yang gemetar langsung membuat penghuni kamar tersebut menatap pintu mereka yang tiba-tiba terbuka namun tidak ada siapa-siapa.
“Siapa itu!” seru Anuva namun membuat para manusia di dalam kamar sembilan itu menutup telinga erat-erat dengan pejaman mata di kala suara bantingan dari pintu yang di tutup keras.
Alisha langsung jatuh lemas bertepatan pintu tersebut tertutup keras. Tubuhnya dingin memucat. Amabel yang di dekatnya langsung didorong keras oleh Alisha Suryani padahal ia begitu memucat dan kehabisan energi.
“Gue ingin balik! Gue ingin balik!” teriak panik Alisha dengan terbatuk-batuk darah. Dan disitulah membuat suasana menjadi mencekam.
Anasera langsung mundur dua langkah ketika melihat Alisha terbatuk darah dan muntah-muntah namun tak ada yang keluar selain rambut panjang dan darah. “Ke-kenapa semakin mencekam,” lirih Anasera.
Alisha yang mengetahui ada rambut yang keluar dari tengorakan langsung ia tarik. Asanna menangis histeris disusul Anasera dan Alisha sendiri yang berusaha mengeluarkan rambut dari tenggorokannya namun tak usai-usai.
“Alisha, ke-kenapa bisa begini?” Amabel memegang pundak Alisha yang hanya disambut gelengan samar dari perempuan yang sibuk mengeluarkan banyakan rambut yang tak kunjung habis.
“Akh!” jerit Alisha histeris sesuai berhasil mengeluarkan rambut yang begitu panjang kurang lebih ada dua menit. Sangat. Panjang. Tebal. Dan Beraroma busuk.
Ia menangis sejadi-jadinya. Di kala Asanna yang ingin mendekati, Alisha sontak menghindari Asanna begitupun Anuva dan Keci yang berusaha menenangkannya. Ia menggerakkan tubuh mundur dengan menggunakan kaki, lutut dan perut dengan posisi tangan bertumpu di belakang. Ia melihat betapa ketakutannya ketika melihat salah satu temannya.
Alisha pun menangis dan menyatukan kedua tangan di hadapan Anasera, Asanna, Amabel dan Anuva. “Gu-gue masih mau hidup! Gu-gue mohon bebasin gue. Gu-gue masih ada adik laki-laki yang harus gue hidupi kebutuhannya. Tolong beri kebebasan untuk sukma gue! Gue akui lo paling hebat dalam Ballerina gue rela meninggalkan kompetisi demi sukma gue tetap aman! Tolong bebaskan gue!” mohon penuh Alisha penuh gemetar dan membuat teman-temannya kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALLERINA BERDARAH
Horrormereka berdampingan dengan mayat yang dihidupkan kembali. Tentang Penari Ballerina dimana akan mengikuti kompetisi Internasional Dance yang akan diadakan di Thailand untuk mewakilkan Indonesia. Beberapa Siswi dari SMA MERPATI SILA LIMA ditunjuk untu...