part 36

382 68 6
                                    

"Ya mungkin saja dia sedang menghibur dirinya. Saat kita di culik aku melihat banyak bekas luka di punggungnya, aku
yakin dia sering di siksa di rumahnya" Kenang Yoongi dengan mata berkaca-kaca

Jimin memeluk Yoongi dan mengajak tidur "Semua sakit itu tak berasa saat aku melihat wajah mu" bisik Jimin

Yonggi terdiam mendengar jawaban Jimin. "Apa maksud mu ? " Tanya Yoongi. Tapi Jimin tak menjawabnya dan langsung tertidur

Pagi-pagi sekali Jin sampai di rumah. Langsung membuka pintu kamar Yoongi. Jin mengusap mata berulang kali untuk
memastikan apa yang di lihatnya. Melihat Yoongi dan Jimin tidur berpelukan, memaksa otak Seokjin berfikir keras tentang ada apa dengan Yoongi dan Jimin.
Cukup lama menunggu di meja makan. Akhirnya kedua orang itu keluar kamar dengan pakaian yang sudah sama-sama rapi siap berangkat kerja.

"Hyeong". Sapa Yoongi sedikit kaget

"Kenapa kalian terlihat seperti pasangan yang tinggal bersama ?". Pertanyaan sarkas Seokjin membuat Jimin dan Yoongi canggung dan gelagapan

"Hyeong, apa kau menemukan sesuatu dalam rekaman itu ?" Janya Jimin sambil duduk dan mengalihkan Fokus Seokjin dari pertanyaan kenapa mereka tidur sekamar.

Begitupun Yoongi yang sudah tidak sabar ingin mengetahui hasilnya.

"Ya, rekaman ini sudah di edit oleh seseorang yang pasti ahli IT. Sekarang ini sudah di pulihkan" Jelas Jin.

"Direktur Min di dorong dan bukan melompat" Jelas Jin sambil membuka laptop nya.

Jimin dan Yoongi memperhatikan rekaman itu dengan seksama. terlihat direktur Min awalnya sendirian dengan
minuman alkohol ditangan nya.

Lalu muncul Park Jiwoon dari belakang, dan setelahnya mereka terlihat sedang berdebat. Sampai akhirnya Jiwoon pergi
Direktur Min terlihat sangat shock, lalu ada tangan lain dengan jaket hitam langsung mendorongnya dari belakang.

Yoongi mengepalkan tangannya. "Aku akan membunuh perempuan itu" Gumam Yoongi.

"Tapi tangan siapa yang mendorong. itu seperti tangan laki-laki" Sela Jimin.

Tubuh Yoongi gemetar sangat marah. Yoongi ngotot ingin segera menemui Park Jiwoon.

Jimin dan Seokjin berusaha menghalanginya.
Yoongi yang dikuasai amarah berubah jadi sangat kuat, berhasil ke mobilnya dan mencari Jung Hoseok.

"Hyeong, ikuti dia. aku tak bisa terlihat sedang membela Yoongi. Halangi Yoongi bagaimanapun caranya, agar mereka tak dapat memprediksi sudah sejauh mana bukti yang kita punya. Cegah dia bertemu Park Jiwoon. Bahaya buat Yoongi jika memancing emosi dia. Wanita itu menakutkan. Aku yang akan pergi menemuinya" Lanjut Jimin.

Yoongi menerobos masuk ke kantor Jung Hoseok.

"Direktur....." Sapa hoseok yang terkejut melihat Yoongi masuk dengan marah

Yoongi langsung mencengkram leher Hoseok dan tak memberinya kesempatan berbicara.

"Bawa aku bertemu ibu mu sekarang Juga" Ancam Yoongi

Jin berlari masuk dan bersaha memegangi Yoongi.

Sementara Jimin sampai di tempat Park Jiwoon. Ketika hendak membuka pintu Jimin mendengar suara Namjoon dari dalam ruangan.

"Aku sudah menyelidiki Manager Park Jimin. Dia adalah bayi yang kamu suruh buang oleh supir mu. Kim Namjoon,
apakah dia adalah bayi yang kamu ambil dari rumah ku ?" Tanya Jiwoon dengan sangat emosional.

"Bukankah kamu bilang Jung Hoseok adalah anak mu, kenapa sekarang kamu mempertanyakan Park Jimin.? Sindir Namjoon.

"Hoseok adalah anak tiri ku, anak dari dokter yang merawat ku. Namjoon ssi, kali ini kamu harus jujur pada ku, apakah
benar bayi itu kamu ambil dari rumah ku? "

Jimin terus menguping di belakang pintu. Berharap dia hanyalah bayi yang di pungut di jalanan dan tak pernah ada hubungan darah dengan ke dua orang jahat di dalam ruangan itu.

"Sudah sepantasnya anak haram mu itu menderita seumur hidup, itupun belum setimpal dengan penderitaan ku yang dari kecil jadi sampah di mata Direktur Min yang pura-pura menganggab ku teman, tapi memandang ku rendah karna pendidikan ku di biayai oleh keluarganya.

"Darah daging Diektur Min harus sama menderitanya dengan apa yang ku rasakan" Jawab Namjoon dengan intonasi penuh dendam

Seketika tubuh Park Jiwoon lemas. Bersimpuh dilantai dan menangis. "Jadi Park Jimin adalah bayi ku. Jadi kamu mengatur semua tetangga ku mengarang cerita tentang kematian bayi ku"

"Kim Namjoon, apa kau sudah gila. Bayi itu adalah darah daging mu, kamu membiarkan anak di siksa dan dibesarkan seperti binatang dari kecil." Jiwoon berteriak-teriak histeris.

Jimin limbung, hampir tak kuat berdiri. Mendengar kebenaran yang menyakitkan itu.

"Aku tak akan termakan bualan mu. Rencana apalagi yang kau mainkan kali ini" Tuding Namjoon yang tak percaya kalau Jimin adalah anaknya.

"Dia benar-benar adalah anak mu" Jawab Jiwoon yang tak berhenti menangis.

Tiba-tiba Jimin mendengar suara ribut di pintu depan. Yoongi dan Seokjin di iringi Hoseok datang, mereka tak berhasil mengehentikan Yoongi.

Jimin menuju menghalangi mereka, merangkul Yoongi dengan semua ke kuatan yang ia punya dan menyeretnya ke mobil. Melarikan Yoongi se jauh mungkin.

"Ku mohon kamu tenang dulu, kita bisa kalah kalau kamu terburu-buru gini" ucap Jimin

Yoongi berusaha mengatur nafas dan akhirnya menangis. "Kamu liat
sendiri apa yang mereka lakukan pada appa ku" Jawab Yoongi.

Jimin menghentikan mobil dan memeluk Yoongi. Kehabisan kata-kata untuk menghibur, hanya ikut menangis yang bisa dilakukan Jimin. Fakta Keluarga Direktur Min di hancurkan oleh kedua orang serakah, dan kedua orang itu adalah orang tua kandung Jimin sendiri.
Perasaan yang sulit dalam hati Jimin. "Yoongi adalah yang paling menderita dari semua ini. Bagaimana aku bisa menghadapi ini, bagaimana Jika nanti Yoongi mengetahui semuanya" Batin Jimin.

- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя