BAB 15

394 43 8
                                    

Tiga tahun kemudian.

Di kawasan mewah yang terletak di Los Angeles, California, Amerika Serikat, seorang pria tampan bertubuh tinggi berjalan masuk ke rumah keluarganya. Matanya tajam, memeriksa keadaan sekitarnya dengan pandangan tegas. Pelayan-pelayan yang berbaris rapi menyambut kedatangannya menunduk hormat, tak ada yang berani menatap langsung mata pria itu.

"Di mana dia?" tanya pria itu, suaranya rendah namun penuh wibawa.

Seorang pelayan mengangkat wajahnya sedikit untuk menjawab, "Pergi ke Palette House, Tuan muda." Dengan sigap, pelayan itu menerima jas hitam yang diserahkan oleh pria tersebut.

Pria itu, Derick Dyson, mengangguk singkat. Tanpa banyak bicara, dia melangkah lebih jauh ke dalam rumah, sementara pelayan-pelayan kembali ke posisi semula setelah dia berlalu. Derick mengenakan kemeja hitam lengan panjang yang dilipat hingga siku, memperlihatkan otot-otot tangannya yang kuat. Setiap langkahnya memancarkan aura maskulin yang kuat, seolah menegaskan bahwa dia adalah seseorang yang harus dihormati.

"Derick, kau sudah kembali?" Suara berat namun hangat menyapanya. Seorang pria tua, namun masih tampak menawan dengan aura wibawa yang kuat, melangkah mendekati Derick. Pria tua itu memeluknya singkat.

Derick tersenyum kecil, meskipun sedikit enggan. "Seperti yang kau lihat, Dad," jawabnya dengan nada malas, tapi tetap penuh hormat.

Richard Dyson, ayah Derick, hanya terkekeh pelan mendengar jawaban putranya. "Selalu sama seperti ibumu," gumamnya, meski tersirat rasa bangga di dalam nada bicaranya.

Namun, sebelum Richard bisa melanjutkan percakapan, suara lain datang dari lantai dua. "Sayang!" Seruan itu penuh dengan antusiasme.

Richard segera mengangkat wajahnya, melihat istrinya, Hana, yang berjalan tergesa-gesa menuruni tangga. "Perhatikan langkahmu, Hana," tegurnya, cemas melihat langkah terburu-buru istrinya.

Hana hanya terkekeh, matanya bersinar penuh kebahagiaan. Meski usia sudah mulai menua, kecantikan wajahnya masih terpancar jelas. "Maaf," ujarnya, sambil tersenyum pada suaminya yang hanya bisa menghela napas panjang.

"Anakmu hanya pergi satu bulan, tapi lihat bagaimana kau bereaksi," kata Richard, masih dengan nada canda.

Derick tertawa kecil melihat kecemburuan Ayahnya. Hana hanya melirik malas pada suaminya, lalu memeluk putranya dengan erat. Derick membalas pelukan ibunya dengan kasih sayang yang sama, menghangatkan suasana rumah mereka.

Setelah melepaskan pelukan ibunya, Derick menatap Hana dengan sedikit ragu. "Dia tidak ingin menyambut kakaknya pulang?" tanyanya, menyinggung adiknya yang tak terlihat di sekitar mereka.

Hana lantas terkekeh kecil, "Adikmu itu, mungkin dia lupa," jawabnya dengan suara lembut. "Dia terlalu sibuk dengan Palette House."

Mendengar itu, Derick mendecak kesal. "Selain karya-karya seni di Palette House, dia hanya mencintai Axel, rupanya," gumamnya kesal, namun tak bisa menahan senyum tipis yang terbentuk di bibirnya. Kedua orang tuanya hanya terkekeh, memahami betapa sayangnya Derick pada adiknya meski sering mengeluh.

Sementara itu, di dalam sebuah bangunan luas berlantai satu yang dikenal dengan nama Palette House, seorang pria duduk di sebuah sofa besar dengan wajah yang jelas menunjukkan ketidaksabaran. Pria ini, yang dikenal dengan nama Jerry, memiliki mata berbentuk seperti mata kucing yang tajam dan memancarkan rasa kesal. Berkali-kali, ia melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah hampir dua jam berlalu, namun orang yang dia tunggu-tunggu tak kunjung tiba.

"Benar-benar..." gumam Jerry dengan nada marah, sembari menahan diri agar tidak membanting ponsel yang ia genggam erat. Rasa kesalnya semakin memuncak seiring waktu yang terus berjalan. Tak tahan lagi, Jerry akhirnya berdiri dan berjalan menuju pintu kaca besar yang menghadap ke halaman depan. Harapannya adalah sahabatnya, yang sudah sangat terlambat, mungkin sudah tiba dan ada di luar sana. Namun, yang ia lihat hanyalah kendaraannya yang terparkir rapi di samping gedung, tanpa tanda-tanda kehadiran orang lain.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang