"Siapa dia ayah?"
"Mengapa kita selalu mendapatkan teror seperti ini?"
Dengan raut wajah yang sangat serius, ayah dan ibu tidak henti-hentinya memikirkan siapa orang yang telah meneror keluarga nya selama 2 tahun belakangan ini.
"Permisi Bu, ini ada kiriman dari seseorang untuk ibu."
Ucap salah satu pelayan yang berada dirumahnya.
Clairine yang penasaran dengan kiriman dari seseorang yang tak dikenalnya itu pun langsung membuka kotaknya.
"AAAAA!! APA INI!!"
pekiknya dengan sangat keras.
Ditengah-tengah tegangnya suasana rumah pada malam itu, dengan pekikan dari Clairine membuat kedua orangtuanya semakin cemas.
Bagaimana tidak isi dari kotak itu adalah seekor bangkai tikus dengan kain putih yang bertuliskan...
"TUNGGU KEMATIAN MU."
Ibu yang syok melihat itu lalu menyuruh pelayan lainnya untuk membuang bangkai tikus yang terletak pada kotak itu.
"Ini tidak bisa dibiarkan, terornya semakin parah." Ujar ayah.
Semua ini berasal dari perlawanan bisnis hingga menjadi ancaman pembunuhan yang tidak diketahui siapa dalang dibalik semua ini.
Clairine yang ketakutan hanya dapat memeluk ibunya dengan sangat erat.
Ia memiliki kelemahan yaitu ia sangat takut jika orang yang berada disekitarnya menghilang, jika suatu saat nanti teror ini terus berlanjut hingga merenggut nyawa kedua orangtuanya ia tak tahu harus bagaimana lagi untuk hidup.
***
Pagi ini tepat dengan pukul 10.00
Clairine berjalan menuju perpustakaan untuk menemui kak Angga untuk menepati janjinya.Ia berkeliling seluruh sudut perpustakaan untuk mencari keberadaan si ketos.
"Ni ketos nyusahin bener dah."
Celetuknya.Hari ini dimana giliran Angga lah yang waktunya membaca buku berjudul "After He Left." Sesuai dengan perjanjian mereka kemarin.
Setelah berkeliling cukup lama, akhirnya Clairine menemukan Angga yang tengah duduk menghadap jendela.
Seketika langkah Clairine terhenti melihat begitu tampannya ketos itu.
"GAK! DIA LEBIH DARI GANTENG."
Batinnya.Dengan memberanikan diri Clairine pun mulai mendekati Angga yang tengah termenung.
"Kak, ini bukunya."
Bukannya langsung menerima buku itu, tetapi kak Angga menatap Clairine dengan tatapan yang sangat dalam dengan salah satu tangannya yang bertumpu pada meja.
"GILAK GUE DITATAP BEGINI GIMANA GAK SALTING APA."
Tak selang lama Angga pun memulai membuka topik pembicaraan dengan Clairine.
Mereka pun terlihat mulai akrab dimana Angga yang selalu membuka topik pembicaraan hingga terlihat gelak tawa diantara kedua insan yang tengah berada di perpustakaan itu.
Tidak terasa sudah setengah jam mereka menghabiskan waktu bersama di perpustakaan dengan berbagai topik yang dibicarakan.
Dalam benak hati Clairine mungkin ini adalah takdir tuhan yang mempertemukan mereka berdua.
Sungguh kali ini Clairine benar-benar merasakan yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dimana terlihat ia dahulu sangat terheran-heran mengapa banyak orang yang menyukai kak Angga dan kini ia mengerti mengapa orang-orang sangat menyukai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After He Left [ON GOING]
Roman pour AdolescentsMenceritakan seorang gadis yang bernama "Clairine Ariella." Yang jatuh hati dengan ketua OSIS di sekolah nya, yang terkenal sangat cuek. Namun yang dikatakan orang-orang selama ini salah, siapa sangka ketos yang terlihat cuek itu memiliki sifat yan...