empatpuluhlima

368 28 0
                                    

Pagi-pagi buta haechan sudah bersiap-siap menuju toko jaemin. Semalam jaemin meminta tolong haechan untuk membantunya esok. Pesanan kue jaemin membludak, sangat sulit mencari orang untuk membantunya karena sangat mepet. Untungnya jaemin punya sahabat yang bersedia membantunya.

Sedangkan chenle ia merengek kepada mark untuk dibelikan tas dan sepatu keluaran terbaru, buah jatuh sepohon-pohonnya.

"Daddy, mau pergi jam berapa?", chenle terus merengek didepan pintu ruang kerja mark.

"Daddy katanya mau libur hari ini, tapi kenapa udah masuk ruang kerja juga?"

Chenle sungguh kesal dengan daddynya itu, pagi-pagi sudah membuat moodnya jelek.

Chenle kembali masuk kedalam kamarnya, duduk diatas kasur dan memilih tidur lagi.

Tidak lama dari itu mark keluar, ia menuju kamar chenle. "Dek katanya mau pergi, ayo daddy udah siap nih"

Mark tidak mendengar suara apapun didalam sana, "daddy masuk ya nak?"

Mark perlahan membuka pintu itu, ia melihat anaknya tengah berbaring memunggungi dirinya.

"Belum bangun? Dek jadi pergi?"

Mark berusaha membangunkan chenle, chenle terbangun dan menatap mark kesal.

"Bangun tidur kok mukanya gitu, mimpi buruk ya?"

"Tau ah, aku sebel sama daddy"

"Loh kok sebel, emang daddy kenapa?"

"Tadi aku teriak didepan ruang kerja daddy gak dijawab, daddy kan udah janji mau pergi sama aku ko malah terus kerja"

"Aduh sayang maaf ya, tadi daddy lagi telfon sama opa cuma emang pembicaraannya itu sedikit perlu privasi jadi daddy masuk ke ruang kerja"

"Sama aja, jadi mundur waktunya"

"Hmmm yaudah deh daddy minta maaf"

"Beli dua tas, dua sepatu, sama makanan"

"Iya boleh, apapun buat princess daddy. Tapi inget ya adek boleh minta-minta gitu ke daddy, mommy, opa, oma aja. Nggak boleh minta-minta sama cowo"

"Iyaaa daddy, adek udah tau"

Mark selalu bawel untuk persoalan itu. Hampir setiap kali chenle meminta sesuatu pasti ujungnya kelimat itu terulang lagi. Mark tidak mau anaknya meminta-minta selain kepada orang tuanya. Bahkan mark pun melarang chenle meminta macaroon favoritnya kepada jaemin, apapun alasannya chenle harus membayarnya.

Mark melakukan itu bukan sombong, dia tau kehidupan ekonomi adiknya itu belum terlalu stabil. Karena taeyong sama sekali belum mengizinkan jaehyun memberi apapun untuk jeno. Jadi apa yang jeno dan jaemin miliki sekarang itu hasil dari kerja keras mereka sendiri meski terkadang mereka terpaksa harus meminjam uang kepada mark atau haechan.

"Adek siap-siap dulu ya, daddy tunggu didepan"

Chenle mengangguk, mark menutup rapat kembali pintu kamar chenle.

Mark menunggu didepan dengan pak mamat, mereka berdua berbincang-bincang sangat akrab. Orang yang tidak tahu sering mengira pak mamat dan mark itu seorang teman bukan seorang supir dan majikan.

"Daddy ayo!!"

"Cantiknya anak daddy, ini mah daddy harus jago berantem kalau anak daddy cantiknya gini"

"Iyadongg, anak daddy pasti cantik!"

"Ayo, siap jalan sama daddy nggak?"

"Siappppp"

Diperjalanan haechan mengajak mark untuk bernyanyi bersama, meski beberapa lagu yang chenle putar mark tidak tau tapi mark tetap bersorak ketika anaknya itu mengeluarkan suara emasnya.

 A Greater Love || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang