lima

522 25 0
                                    

Haechan masuk kedalam rumahnya dengan tangan kanan kirinya yang membawa beberapa totebag berukuran kecil hingga besar.

"Ih berat banget, lagian kenapa sih tu orang malah ngobrol sama satpam dulu bukannya bantuin gue bawain barang"

Haechan tetap menggerutu sepanjang jalan memasuki rumah, padahal mark sudah bilang supaya haechan masuk saja. Untuk barang-barangnya akan ia bawakan nanti setelah selesai berbincang dengan satpam. Namun haechan tidak mau dan malah menyusahkan diri sendiri dengan alasan ia ingin segera mencoba perhiasan dan tas yang baru saja ia beli.

Chitta melihat haechan membawa barang begitu banyak sedikit terkejut, "ya ampun haechan, beli apa aja kamu nak. Banyak banget"

"Ih mommy nanti aja nanya nya, bantuin dong"

Chitta meraih beberapa paperbag dari tangan haechan dan meletakannya dimeja ruang tengah.

Haechan duduk disofa dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Mark nya mana?"

"Didepan ngobrol sama satpam"

Tidak lama kemudian mark masuk kedalam rumah bersama johnny yang baru saja pulang dari kantor.

"Astaga haechan, belanja apa lagi kamu banyak banget gitu"

"Aku nggak belanja sendiri, ini dibeliin sama mark. Ya nggak mark?"

Mark mengangguk, "iyaa"

"Kamu tuh haechan gimanapun juga mark lebih tua tiga tahun dari kamu, panggil kak atau abang gitu jangan nama doang. Kalian juga kan mau menikah, masa manggil nama terus didengernya kurang enak aja"

Haechan melirik mark sekilas lalu menaikkan sebelah alisnya, "oke abang. abang tolong bantuin bawa ini ke kamar dong"

Mark, chitta, dan johnny pikir akan dibagi dua bawanya. Namun salah besar, haechan hanya meraih paperbag kecil berisi perhiasan sedangkan paperbag yang berisi tas mark yang membawanya.

"Sayang, kamu nggak boleh gitu dong nak. Kasian mark loh habis nyetir berjam-jam, bagi dua lah kalau mau minta tolong", tegur chitta

"Aku juga capek mommy habis photoshoot terus langsung diajak pergi sama dia"

Haechan pergi begitu saja dengan tangan kanannya yang menenteng paperbag kecil.

"Udah mommy nggak papa, mark bawa semua ini bisa kok. Permisi mommy, daddy"

Mark menaiki satu persatu anak tangga sampai didalam kamar haechan ia meletakan beberapa paperbag itu.
Mark duduk disofa yang ada didalam kamar haechan, dibukanya ponsel karena barusan ponselnya bergetar.

"Mark"

Mark langsung meletakan ponselnya dan memandang haechan, "iya haechan, ada apa?"

"Lo yakin mau nikah sama gue?"

"Iya saya yakin, sangat yakin"

"Perlu lo tau gue nggak cinta sama lo, gue nggak bisa dan nggak mau ngelakuin tugas rumah tangga, gue masih mau main bebas, gue bakal terus tetep ada di dunia modelling dan yang lebih penting lagi gue belum mau jadi ibu."

"Kalau urusan cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu, kita bisa ambil art buat ngerjain tugas rumah, saya bukan tipe orang yang melarang pasangan saya untuk main asalkan tujuan dan orang yang kamu ajak main itu nggak aneh-aneh, saya izinkan kamu untuk tetap menjalankan apa yang kamu cita-citakan, saya siap menunggu waktu sampai kamu siap jadi seorang ibu"

Haechan meraih boneka kepala beruang berukuran sedang itu dan melemparkannya kearah mark, "ngeselin lo! Sana pulang"

"Besok kita ke butik bubu ya"

"Nggak mau gue besok mau bangun siang, sana lo aja"

"Kita pergi sore hari, kebetulan paginya saya ada rapat yang nggak bisa diwakilkan"

Haechan terdiam, ide licik keluar begitu saja dalam pikirannya.

"Nggak boleh"

"Nggak boleh apa haechan?"

"Nggak boleh rapat, gue aja terakhir kerja hari ini. Kenapa lo masih kerja besok?"

"Saya janji besok terakhir saya kerja sebelum menjadi suami kamu, saya akan kerja kembali setelah kita menikah"

"Jadi lo lebih mentingin pekerjaan lo dari pada pernikahan kita?"

Ada rasa senang didalam hati mark karena haechan menyebut 'pernikahan kita'

"Bukan itu maksudnya haechan ..."

"Kenapa lo semangat banget buat kerja? Apa karna ada mantan lo ya yang kerja disana?"

"Haec..."

"Kenapa? Lo kaget gue tau? Renjun mantan lo jadi karyawan disana kan?"

Haechan menatap wajah mark dengan tajam. Saat mulut mark hampir menjawab omongan haechan, haechan langsung saja menyambar dengan kalimatnya lagi.

"Nggak mau tau besok gue mau ke salon dan lo harus ikut karna lo yang bakal bayar"

"Saya usahakan ya, saya izin keluar mau pulang ini sudah malam"

"Lo nggak boleh pulang, tidur disini"

"Disini? Dikamar kamu?"

"Ya nggak lah gila, kamar tamu"

"Tapi maaf haechan, saya harus pulang. ada berkas yang harus saya serahkan sama lucas"

Mark melangkahkan kakinya keluar dari kamar haechan, namun didepan pintu haechan menarik tangan kanan mark.

"Ada apa haechan?"

"Lo nggak niat ya nikah sama gue? Lo cuma mau ambil harta gue kan? Nanti kalau kita udah nikah lo bunuh gue"

"Anak kecil kalau ngomong suka ngaco ya, atas dasar apa kamu mengatakan itu haechan?"

"Ya karna itu tadi lo nggak mau nemenin gue ke salon sama nginep disini"

"Kamu masih kangen sama saya ya? Yasudah sini peluk dulu"

Mark menarik badan haechan dengan cepat untuk ia peluk, haechan memberontak namun mark sengaja mengencangkan pelukannya itu.

"apaan sih lo?! Lepasin nggak"

Tanpa mereka berdua sadari, dari lantai satu chitta dan johnny melihat mark haechan yang berpelukan.

"Dad, anak kita udah gede ya.. Minggu depan udah mau nikah aja terus pasti nggak lama lagi kita punya cucu"

Chitta memeluk badan suaminya itu, ada rasa senang dan sedih disaat yang bersamaan.

"Khem, seharian bareng terus nggak cukup ya sampai pelukan erat banget gitu?"

Mark melonggarkan pelukannya dan haechan berhasil lepas dari pelukan mark.

"Daddy ish ngapain disitu?"

"Oh daddy ganggu ya? Maaf sayang, lanjutin aja deh"

"Orang dia mau pulang"

💐💐💐💐💐

"Daddy, mommy, haechan. saya pamit pulang dulu ya"

"Sana pulang, nggak usah balik lagi", jawab haechan

"Sayang kok ngomongnya gitu"

"Lagi ngambek mommy, dia minta mark nginep disini tapi ini lucas ngabarin mau ambil berkas jadi nggak bisa nginep"

"Oalah, besok kan ketemu lagi chan. Minggu depan juga kamu bakal serumah sama mark", chitta terus saja menggoda anak gadisnya itu.

"Ck apasih", haechan berbalik badan dan pergi begitu saja.

"Ya gitu deh mark, anak daddy yang satu itu emang suka ngambek. Mungkin bakal nyusahin kamu kedepannya tapi daddy harap kamu bisa ngadepin haechan ya", pinta johnny dengan serius kepada mark.

"Pasti dad, daddy bisa pegang omongan mark"

______________




.

 A Greater Love || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang