the aftermath

387 50 3
                                    

Benar saja perkataan Hesya ketika pertemuan pertama kali dengan Jendra itu.

"Pasti kamu bakal kepengen temenan sama Esa."

Alhasil, semenjak itu, Jendra benar-benar lengket dengan si bocah lebih tua itu. Meskipun berbeda satu tingkatan kelas, mereka tetap bisa menghabiskan waktu bersama di sela-sela jam istirahat sekolah. Mereka pun tidak pernah melewati satu pun jadwal keberangkatan dan kepulangan bersama keduanya.

Dekat, sangat dekat. Bahkan tidak ada selain Jendra yang bisa dan berani sedekat itu dengan Hesya. Kalau mereka sekali saja terlihat tidak bersama ketika jam istirahat, maka patut dicurigai.

Jendra benar-benar kelimpungan, memang ada ya yang bisa hidup kalau tidak berteman dengan Hesya? Semua harus merasakan bagaimana rasanya berteman dengan Hesya——pikir Jendra sebelum ia mencapai puncak turning point dalam kehidupannya.

15 Juli 2017, hari kelulusan siswa tahun akhir sekolah menengah pertama, hari kelulusan Hesya. Sekolah diliburkan, kecuali siswa yang bersangkutan. Graduation kecil-kecilan di lapangan sekolah, Hesya di sana, mengenakan setelan hitam formal. Hesya terlihat sangat menikmati waktunya, tanpa lupa mengajak Jendra untuk ikut menjadi pendampingnya. Entah mengapa, Jendra merasa Hesya sangat berbeda. Memegang ijazah kelulusan, merangkul teman-temannya,

—–cekrek!

Kamera Jendra mengambil gambar itu, satu persatu, lagi dan lagi, hingga seluruh teman Hesya berhasil terfoto bersama, dan Jendra mengamati semua hasil foto itu,

"Cantik."——

"Mau foto berdua gak? Gantian, difotoin temen aku." Ajak Hesya kepada Jendra yang sedari tadi hanya fokus memandangi kamera ponselnya.

"Oh, hah, iya, boleh." Gelagapan, Jendra benar-benar kaget, dan entah kenapa jantungnya kini benar-benar berdegup dengan kencang.

——cekrek!

Sekali lagi, kamera ponsel Jendra berhasil memotret salah satu momen yang akan Jendra letakkan di kotak memori terpenting dalam otaknya.

Tanpa tahu, foto itu akhirnya akan tercetak rapi dan tertempel pada dinding hias di kamar Jendra.

At the End of the Day [JAYSEUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang