Bab 3: Ide Menulis yang Terinspirasi Istri

22 10 0
                                    

Malam setelah pertemuan dengan teman-teman Sari, Bram merasa seperti seorang aktor yang baru saja menjalani peran utama dalam drama yang penuh ketegangan. Menghadapi antusiasme penggemar yang tak berkesudahan dan menjaga rahasia identitasnya sebagai Arga adalah tugas yang semakin menantang. Namun, di balik semua itu, ada sisi positif: inspirasi untuk karya tulisnya semakin mengalir deras. Bram sadar bahwa dia memiliki kesempatan langka untuk menyelami dinamika kehidupannya sendiri sebagai bahan untuk novel terbaru.

Dengan semangat baru, Bram melangkah ke ruang kerjanya yang diselimuti cahaya lembut dari lampu meja. Dia duduk di depan laptop, yang telah menunggu untuk menerima sentuhan kreativitasnya. Di atas meja, kertas-kertas berserakan yang berisi catatan, ide-ide, dan sketsa cerita. Bram merasa seperti seorang penyair yang baru saja menemukan rahasia magis dari kata-kata.

Dia mulai mengetik dengan penuh semangat, mencoba menangkap esensi dari berbagai kejadian yang telah dia alami bersama Sari. Setiap dialog, setiap momen lucu, dan setiap interaksi mereka menjadi bahan bakar bagi imajinasinya. Bram memutuskan untuk menulis sebuah cerita yang menyoroti konflik dan humor dari kehidupan sehari-hari mereka—cerita tentang seorang penulis yang rahasianya hampir terbongkar oleh kecintaan istrinya yang mendalam terhadap karya-karyanya.

Di luar jendela, malam semakin larut dan lampu-lampu kota mulai padam satu per satu. Bram terkadang berhenti untuk memikirkan cara terbaik menyajikan cerita, sambil tertawa kecil mengingat berbagai kejadian lucu dari malam sebelumnya. Salah satu adegan yang sangat menghiburnya adalah saat Nia bertanya tentang bagaimana Arga mendapatkan ide untuk karakter-karakternya. Bram menjelaskan dengan nada serius, sementara di dalam hatinya, dia hampir tidak bisa menahan tawa karena mengingat betapa canggungnya suasana itu.

Ketika Bram memulai bab baru dalam novelnya, dia teringat salah satu momen spesial yang terjadi beberapa hari lalu. Sari, dengan segala dedikasinya, telah menghabiskan berjam-jam merancang petisi dan menyebarkannya ke berbagai platform media sosial. Dalam proses itu, dia bahkan menyertakan beberapa kutipan dari buku Arga yang menurutnya sangat inspiratif. Bram merasa terharu sekaligus geli karena dia tahu betapa kerasnya Sari berusaha untuk mendukung penulis favoritnya—yang ternyata adalah suaminya sendiri.

Bram menulis dengan cepat, menangkap esensi dari pengalaman pribadi mereka. Dia menciptakan karakter yang memiliki kepribadian dan kebiasaan mirip dengan Sari, dengan sedikit sentuhan dramatis dan humoris. Dalam ceritanya, karakter wanita itu sangat bersemangat dan cenderung membuat petisi yang sangat heboh untuk meminta penulis favoritnya agar menulis lebih cepat. Bram merasa terhibur melihat bagaimana karakter fiksi ini berinteraksi dengan dunia sekelilingnya, dan dia menciptakan beberapa momen lucu yang terinspirasi dari kejadian nyata.

Sementara Bram mengerjakan naskahnya, Sari kembali ke rumah setelah seharian bekerja. Dia memasuki rumah dengan penuh semangat dan kelelahan yang dapat terlihat jelas di wajahnya. "Bram, aku pikir aku punya ide baru untuk petisi kita!" katanya dengan semangat, saat dia melewati ruang kerja.

Bram tersenyum dan menutup laptopnya dengan cepat. "Oh? Ide apa itu?"

Sari duduk di sebelah Bram dengan wajah cerah. "Bagaimana kalau kita membuat video pendek untuk mendukung petisi? Kita bisa menunjukkan betapa banyaknya penggemar yang mendukung Arga dan betapa berartinya karya-karyanya bagi kami."

Bram merasa sedikit cemas, tetapi dia mencoba untuk menyembunyikannya. "Itu ide yang bagus. Video pendek bisa menarik perhatian lebih banyak orang. Kamu bisa mulai merencanakannya kapan saja."

Sari merasa sangat senang dan segera mulai merancang konsep video. Bram tidak bisa berhenti berpikir tentang betapa lucunya ide Sari dan betapa serunya dia melihat bagaimana video tersebut bisa menjadi bagian dari novel yang dia tulis. Sementara Sari sibuk dengan persiapannya, Bram kembali ke ruang kerjanya, merasa terinspirasi oleh kegembiraan dan energi istrinya.

Di malam berikutnya, saat Sari sibuk dengan pembuatan video, Bram melanjutkan penulisannya dengan semangat baru. Dia memutuskan untuk menambahkan elemen kejutan ke dalam ceritanya: seorang penulis terkenal yang secara diam-diam memperhatikan kehidupan seorang penggemar setia, tanpa penggemar tersebut menyadarinya. Bram menggabungkan elemen-elemen komedi dan drama, menciptakan sebuah cerita yang penuh dengan situasi canggung, humor, dan momen-momen emosional.

Bram juga menulis sebuah adegan di mana karakter utamanya, yang terinspirasi dari Sari, secara tidak sengaja menemukan beberapa catatan yang mengungkapkan rahasia besar tentang penulis favoritnya. Adegan tersebut melibatkan banyak kesalahpahaman dan situasi lucu, dengan karakter wanita yang berusaha keras untuk menghubungkan titik-titik yang tampaknya tidak berhubungan.

Saat Bram menulis, dia juga mulai merencanakan beberapa peristiwa penting dalam ceritanya, termasuk pertemuan yang penuh kejutan dan pengungkapan yang tak terduga. Dia ingin cerita ini menjadi sesuatu yang menghibur dan juga menyentuh, dengan pesan bahwa cinta dan dukungan yang tulus dapat mengatasi berbagai tantangan.

Beberapa hari kemudian, Sari kembali ke rumah dengan senyum lebar di wajahnya. "Bram, video kita sudah selesai! Aku sudah mengunggahnya ke berbagai platform sosial media, dan responsnya sangat positif. Banyak orang yang terinspirasi dan mendukung petisi kita!"

Bram merasa bangga dan senang melihat betapa suksesnya Sari dengan videonya. "Itu luar biasa, Sayang. Aku yakin Arga akan sangat terharu melihat semua dukungan ini."

Sari duduk di samping Bram, yang sekarang sedang melanjutkan pekerjaannya. "Aku sangat bersemangat untuk melihat bagaimana Arga akan merespons. Semoga dia akan merasa terinspirasi dan bersemangat untuk menulis lebih cepat."

Bram tersenyum, merasa bahagia karena dia bisa mendukung Sari dengan cara yang tidak terduga. "Aku yakin dia akan sangat menghargai dukunganmu. Kamu benar-benar melakukan pekerjaan yang hebat."

Sari memeluk Bram dengan penuh kasih sayang, sementara Bram merasa hati dan pikirannya penuh dengan rasa bangga dan terima kasih. Dia terus menulis dengan penuh semangat, mengetahui bahwa setiap kata yang dia ketik adalah bagian dari kisah yang terinspirasi oleh cinta dan dedikasi Sari.

Ketika malam tiba, Bram menutup laptopnya dan merasa puas dengan kemajuan yang telah dicapainya. Dia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, tetapi dengan dukungan Sari dan semangat yang terus membara, dia yakin bahwa dia bisa menghadapi setiap tantangan yang datang.

Saat Bram berbaring di tempat tidur, dia merenung tentang bagaimana kehidupan sehari-hari mereka yang penuh warna dapat menjadi inspirasi bagi karyanya. Dia merasa berterima kasih karena bisa menjalani kehidupan ini bersama Sari—seorang wanita yang penuh semangat dan dedikasi yang tanpa disadarinya, juga menjadi muse bagi karya-karya Arga.

Dengan perasaan penuh syukur dan kebahagiaan, Bram menutup matanya, siap untuk menghadapi hari-hari berikutnya dengan semangat dan kreativitas yang baru.

Penulis di Balik Pintu KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang