Airani yang keluar dari kamar mandi dengan senyum riang di bibir dan matanya, senyumnya seketika padam, di saat mata bulatnya melihat suaminya Aram yang tengah duduk di tepi ranjang sambil menggendong anak mereka. Anak mereka Sultan bahkan sudah bangun dari tidurnya melihat kedua kaki kecil dan mungil anaknya yang menendang-nendang saat ini.
Airani masih belum mengeluarkan suara, matanya melirik kearah bajunya yang kusut dan kotor. Ingin memberi kejutan pada suaminya, gagal. Malah suaminya lah yang mengejutkannya dengan pulang lebih awal 1 jam.
"Kemarilah, Ai. Pasti kamu sedang capek."ucap suara itu lembut. Tangan besar dan lebarnya, mengelus lembut pipi kemerahan milik anaknya yang sangat anteng dalam gendongannya saat ini.
"Mas lah yang capek, baru pulang kerja, langsung gendong Sultan. Terus, istri apaan aku, ya, mas. Nggak tahu kalau suaminya sudah pulang dan nggak sambut mas sedikitpun di luar."ucap Airani dengan nada suara menyesal. Kakinya melangkah lebar, mendekati suami dan anaknya. Sambil mengikat rambut sebahunya yang di gerai. Airani tiba-tiba merasa panas dan gerah.
Airani duduk tepat di samping kanan Aram. Tangan Aram yang lain dan bebas dari beban anaknya, langsung mengelus pipi Airani, membuat Airani reflek memejamkan kedua matanya kaget, sekaligus menikmati tangan hangat suaminya yang bermain dengan lembut di sana.
"Kenapa nggak kasih tahu aku, tentang pembantu kita yang sakit?"tanya Aram lembut, sembari melepaskan dengan berat hati tangannya dari wajah lembut istrinya.
Kedua mata bulat Airani, melotot mendengar ucapan suaminya barusan. Loh, dari mana suaminya tahu?
"Mas, kamu tahu?"tanya Airani lembut, bukannya menjawab pertanyaan suaminya.
"Aku tahu, jangan lupakan, betapa berkuasanya seorang, Aram."kata Aram sombong menjawab pertanyaan istrinya.
Dua satpam yang bekerja di rumahnya lah yang sudah memberitahunya. Selama 2 hari, Aram menunggu keluhan istrinya tentang hal ini, tidak kunjung Aram dapatkan dan dengar, hal ini, membuat Aram semakin sulit untuk... melepas istrinya.
"Idih, papa kamu sombong amat ya, Sultan."adu Airani gemas pada anaknya Sultan yang terlihat sangat nyaman dalam gendongan papanya.
Hati Airani menghangat, Tuhan begitu baik padanya. Mengirim sosok suami sempurna seperti seorang Aram Bramayana. Walau belum pernah terucap kata cinta dari mulut suaminya untuknya. Airani tahu dan sangat yakin, kalau suaminya sangat mencintai dirinya. Perlakuan, tindakan suaminya selama 13 bulan mereka menjadi suami istri, menunjukkan segalanya, dengan jelas, kalau suaminya itu sangat mencintainya, tidak sekedar menyukainya seperti kata yang suaminya katakan dulu pada saat mengajaknya pacaran dan nikah.
"Nggak sombong, mam. Memang kenyataan, papaku kaya dan berkuasa,"ucap Aram meniru suara anak kecil, seakan-akan Sultan anak mereka lah yang berbicara barusan.
Aram mengganti letak menggendong anaknya. Dari yang dia baringkan di depan dadanya, kini Aram dudukan di depan dadanya.
Airani kehilangan kata-kata, mendengar ucapan suaminya di atas membuat dia blank, membuat dia salah tingkah, dan rasanya ingin pingsan saat ini. Mam, manis sekali ucapan suaminya yang ini. Merah, Airani tidak berani membayangkan, Betapa merah wajah dia saat ini.
"Pergi ganti bajumu, Sultan biar aku yang menjaganya, ada hal penting yang ingin aku sampaikan padamu,"kata Aram dengan mimik wajah yang serius. Menatap dalam pada netra coklat milik Airani.
Airani yang ingin mengeluarkan suaranya, tapi bibirnya dengan cepat di tahan oleh jari telunjuk Aram.
"Akan ku jelaskan semuanya nanti, please. Menurutlah kali ini tanpa ada pertanyaan."
"B---baik, Mas."ucap Airani pelan. Seketika wajah Airani pucat melihat mimik wajah suaminya yang sangat sulit dia artikan. Dengan gerakan pelan, berharap Aram menahan kepergiannya dan menjelaskan lebih dulu baru dia mengganti baju bangun dari dudukkannya, tidak terjadi. Dia sudah berada dalam walk in closet saat ini. Memilih baju yang lain dengan perasaan sendu. Entah kenapa hatinya, melarang agar dia tidak memakai pakaian seksi di depan suaminya malam ini.
Aram yang masih duduk di tepi ranjang, mengambil benda kotak panjang tipis, yang Airani duduki, tapi tidak Airani sadari atau merasa. Kalau dia menduduki sesuatu.
Tangan lebar dan besar Aram, mengelus lembut dengan senyum tampan yang menghiasi bibirnya, nama dua orang yang tertulis dalam undangan berwarna emas elegan.
Menikah
Aram Bramayana
Dengan
Cla Kayshila
Mantan istrinya yang dia ceraikan karena salah paham, dan mereka akan menikah ulang minggu depan. Hal ini lah yang ingin Aram sampaikan pada istrinya Airani.
Istrinya Airani yang dia nikahi hanya untuk membuat sakit mantan istrinya yang ternyata tidak bersalah sedikitpun.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyesal Karena Terlambat Mencintaimu
Romance"Hal yang sangat aku sesalkan dalam hidupku, kenapa kamu mencari cinta yang lain, di saat hatimu masih terpaut dengan mantan istrimu, aku saja yang terluka, tidak apa, aku bisa menahan dan melewatinya, tapi anak kita, dia tidak akan mampu melewatiny...