EMPAT
Airani mematut dirinya di cermin besar yang ada dalam kamarnya yang dalam sekejap sudah terlihat sangat berantakkan dan kotor lagi saat ini. Baju kotor dan bersih milik suaminya sudah bercampur menjadi satu di atas ranjang besar milik mereka.
Satu jam sudah berlalu setelah kejadian pahit dan menyedihkan yang sudah dirinya lewati. Berbanding terbalik dengan suaminya yang terlihat sangat bahagia. Bahagia di atas penderitaan yang dia rasakan seorang diri saat ini. Andai anaknya Sultan sudah cukup besar, pasti anaknya juga akan sedih, akan hancur. Tetapi, untung anaknya masih kecil, belum mengetahui apa-apa. Tetapi, di masa depan, pasti anaknya akan sedih, hancur apabila dia mengetahui fakta yang menyakitkan dan akan membuatnya cemburu. Kalau papanya dalam hidupnya memiliki dua orang istri.
Istri mana yang mau di duakan di dunia ini?
Anak mana juga yang mau memiliki ibu tiri di dunia ini? Nggak ada jawabannya termasuk anakku, Sultan. pasti dia tidak mau punya ibu tiri. Bisik batin Airani sedih.
Airani tersenyum sendu, menatap kearah pintu kamar, yang terbuka lebar di depan sana. Suaminya dengan menggendong anaknya, sudah pergi entah kemana, sang suami, lagi memberi dia waktu untuk menenangkan diri.
"Mas, sampai mati, kejadian menyakitkan hari ini, percayalah lah, Mas. Nggak akan bisa aku lupakan, bahkan kamu memberikan waktu padaku seumur hidupku untuk menenangkan diri setelah kamu memberi kabar buruk tentangmu padaku, diriku, jiwa dan batinku tidak akan pernah bisa tenang, Mas."bisik Airani pahit. Tangannya menekan dadanya yang terasa sangat sesak saat ini, bahkan telinganya terasa berdengung juga, membuat kepalanya terasa ingin pecah saat ini.
"Percayalah mas Aram. Andai wajahmu hancur, andai kedua kakimu harus terpotong karena kecelakaan, andai kamu jatuh miskin, aku tidak akan berpaling darimu, Mas. Cintaku tulus untukmu. Tetapi, kenapa harus madu, yang kamu berikan untukku? Kenapa?apa salahku padamu? Apa pelayanku sebagai seorang istri selama ini kurang, Mas?"lirih Airani bingung dan penuh tanya. Kepala wanita itu yang terasa sangat sakit saat ini, menggeleng dengan kuat. Setelah dia ingat-ingat, dia tidak pernah mengecewakan suaminya, bulu ketiak, bulu kem*luan, rambut suaminya, dia yang mencukurnya, kuku suaminya bahkan kalau suaminya dalam kondisi sedang banyak kerja dan mengeluh lelah padanya, keramas pada saat mandi, menyabunkan bahkan gosok gigi, Airani lah yang melakukannya dengan penuh perasaan sayang, cinta dan ketulusan.
Apalagi suaminya sakit, pelayanan yang Airani berikan selalu full. Makanan selalu tersaji di atas meja makan dalam kondisi hangat. Untuk urusan ranjang, walau dalam keadaan lelah, setelah selesai bercinta ronde pertama, takut suaminya belum puas dan mau lagi tapi takut membuat dia lelah. Airani akan bertanya pada suaminya dengan sangat lembut sekaligus menggoda, apakah suaminya masih mau? Apakah suaminya puas? Segala gaya bercinta hanya untuk menyenangkan suaminya, menjadi istri terbaik untuk suaminya, Airani belajar dari berbagai macam buku dan media sosial.
"Kamu bodoh, Ai! Kamu bodoh!"jerit Airani menyedihkan. Sambil menjambak marah rambutnya yang sangat-sangat kusut saat ini.
Bagaimana wanita itu tidak menyebut dirinya bodoh? 1 tahun yang lalu, seharusnya... dia tidak gegabah, dia tidak terlalu terburu-buru dalam menerima Mas Aram dalam hidupnya. Karena mata sialannya yang terpesona melihat ketampanan, tatapan sendu mata Mas Aram, membuat dia berakhir menyedihkan saat ini. Benar kata ibunya, jangan terlalu terburu-buru. Harus meneliti atau mengetahui bibit bebet bobot keluarga calon suaminya. Walau calon suaminya kaya sekalipun. Tapi, hal itu tidak dia lakukan sedikitpunn pada Mas Aram.
Dan Airani sangat menyesalinya saat ini. Di saat ibu juga menyuruh dia bertanya. Apa yang membuat Mas Aram cerai dengan mantan istrinya. Jawaban Mas Aram atas pertanyaan yang dia ajukan ini harus nenjadi pertimbangan dia menerima Mas Aram. Tetapi, dengan durhakanya dia pada ibunya. Tidak dia lakukan. Karena takut, Mas Aram marah dan tidak mau menjawab. Dia benar-benar buta dan tuli terhadap keluarga bahkan masa lalu Mas Aram.
1 jam yang lalu juga, di dalam kamarnya, yang di saksikan oleh anaknya yang sudah bangun tetapi tidak rewel di dalam box bayinya. Dia memohon, mengemis, mengiba pada suaminya agar suaminya tidak memperlakukan dia seperti ini, membatalkan niatanya yang ingin menikah lagi.
Permohonannya, belum mendapat jawaban dari suaminya, yang buru-buru meninggalkan dirinya dalam kamar ini dengan anak mereka Sultan."Kamu jahat, Mas Aram. Kamu jahat banget sama aku, dari mana aku mendapatkan uang yang kamu minta untuk mengganti segalanya?"ucap Airani pelan, air mata sudah mengalir membasahi kedua pipinya saat ini.
Tega sekali suaminya, meminta hal yang tidak mungkin bisa dia berikan dan dapatkan dengan mudah dalam hidupnya. 150 juta menjadi dua kali lipat, artinya sebanyak 300 juta lah yang harus Airani kembalikan uang suaminya yang sudah suaminya keluarkan untuk membantu keluarganya selama satu tahun ini.
"Untuk menceraikanmu tidak akan aku lakukan, aku akan memberi kamu kebebasan di saat kamu bisa mengembalikan seluruh uangku, harga yang harus kamu bayar di saat kamu tidak setuju dengan keputusanku yang akan menikah lagi. Dan harga yang kamu bayar, agar bisa bebas dari cengkramanku, Sayang."
Kata-kata yang keluar dengan nada dingin dari mulut sang suami, kembali berputar dalam kepala Airani saat ini.
Kedua kakinya yang gemetar kecil di bawah sana, melangkah perlahan kearah stiker bergambar love yang ada di dinding dekat box bayinya.
Netra coklatnya menyorot dalam dan penuh arti pada stiker hatinya. Nafasnya yang memburu semakin memburu di saat satu pemikiran esktreem melintasi kepalanya.
"Aku memiliki 2 ginjal, apakah aku harus mengorbankan salah satu ginjalku untuk orang kaya seperti Mas Aram beli, agar aku bisa bebas dari rasa sakit yang begitu dasyat yang menghantamku saat ini?"tanya Airani sendu.
Detik ini, suaminya masih milik utuh dirinya, tapi melihat suaminya yang tersenyum-senyum sambil memeluk ponsel yang baru dia gunakan untuk berkomunikasi dengan mantan istrinya, rasanya amat menyakitkan untuk Airani lihat. Tidak peduli, kalau ada dia yang sedang terluka di depannya. Ini baru permulaan kan?apakah nanti?pasti lebih banyak kesakitan dan ketidakadilan yang akan di dapat bersama anak malangnya Sultan.
Dimanakah tempat orang yang mau membeli ginjal?
Dan ya. Tanpa rasa takut, apapun akan Ai lakukan agar bisa bebas dari Mas Aram yan ingin menduakannya, termasuk menjual ginjalnya.
Ai tak bercanda dan detik ini juga Ai akan masuk ke web gelap, untuk mencari orang yang mau membeli sebelah ginjalnya....
Tbc
Apakah Ai bisa terbebas dari Aram krna menjual ginj*lnya?
Tetep ikuti, dan saksikan penyesalan dasyat si Mas Aram nanti hehehehe... uang kembali, tapi ginjal ibu anaknya melayang😁😁🤣.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyesal Karena Terlambat Mencintaimu
Romance"Hal yang sangat aku sesalkan dalam hidupku, kenapa kamu mencari cinta yang lain, di saat hatimu masih terpaut dengan mantan istrimu, aku saja yang terluka, tidak apa, aku bisa menahan dan melewatinya, tapi anak kita, dia tidak akan mampu melewatiny...