Pukul 12 malam, tumben jalanan di sini, tengah malam ini lengang, heran hati Aram yang tengah menyetir dengan kecepatan santai, biasanya, di jam segini, masih banyak anak pabrik yang sibuk dengan kendaraan motor mereka, ada yang baru pulang kerja, ada juga yang baru datang kerja.
Lapangan yang dia lewati tadi juga, sudah tidak ada anak muda atau orang yang nongkrong, membuat suasana terasa dingin, tidak sehangat seperti sebelumnya.
Tetapi, jalan yang lengang, membuat Aram yang tengah berbunga-bunga hatinya, menyetir seenaknya saat ini. Kadang di pinggir, di tengah, benar-benar sesukanya. Hal ini, mengingatkan Aram pada masa remaja dan kuliahnya. Untuk memacu adrenalin dan menguji keberaniannya pada banyak orang, Aram tanpa memikirkan keselamatan orang lain, berkendara seperti saat ini juga, kadang di pinggir, lalu di tengah bahkan mengambil jalur orang lain sampai orang lain itu banting setir, pernah bahkan sering Aram lakukan. Hidupnya yang bergelimang harta, tak pernah membuat Aram takut pada hal apapun. Laki-laki itu menggeleng mengingat hal ini.
Dan di saat ingatan lain yang manis, menyapa memorinya. Laki-laki itu tersenyum cerah sampai giginya yang rapi dan putih bersih kelihatan.
Berkendara ugal-ugalan juga pernah Aram lakukan dengan kekasihnya Cla. Bahkan sering. Momen yang paling Aram suka saat negubutan dan berkendara liar dengan Cla. Di saat Cla menjerit takut, lalu tak berdaya, dengan berakhir memeluk lengannya, menenggelamkan wajah cantiknya di depan dada atau pada bahunya. Cla nya itu, dulu sangat malu-malu, sangat anti di sentuh. Apalagi di sentuh oleh laki-laki. Cla sangat menjaga dirinya.
Wajah Aram berubah kesal campur pahit, kedua tapak tangannya, mencengkram erat kemudinya. Sial. Sungguh, Aram merutuk dirinya bodoh. Dengan kesalapahaman ekstreem-nya terhadap Cla 3 tahun yang lalu.
Perawan Cla saja dia yang dapat, pergaulan Cla pasca menikah selalu di pantau olehnya. Cla juga jarang keluar sendiri. Kesmpatan dari mana coba, yang bisa Cla gunakan untuk selingkuh!
"Sungguh, aku mahluk Tuhan sangat bodoh. Ampuni, Mas Cla...."lirih laki-laki itu pilu. Kedua mata dalam sekejap berkaca-kaca.
Hidupnya dan hidup Cla hancur selama 3 tahun panjang tanpa bersama antara satu sama lain, dan semuanya karena ketidakpercayaannya pada Cla, sifat gegabahnya adan yang utama yang buru-buru menceraikan Cla, pada laki-laki bangsat itu, yang hingga detik ini, belum memberitahu siapa bos yang sudah menyuruhnya untuk melakukan hal 3 tahun yang lalu. Menjebak Cla, seakan-akan dia sudah tidur dengan Cla. Padahal tidak. Cla tidak tahu apa-apa.
Dan sial.... dengan beraninya.... Ai... Ai menyebut Cla menipunya. Laki-laki yang sudah dia dapatkan dalam keadaan hidup, juga menipunya.
Wajah Aram berubah dingin.
"Sungguh, Mas merasa sangat geram sama kamu, Ai..."
"Cla tidak menipuku, sungguh mulutmu sangat busuk pada, Cla...."desis Aram sangat geram, wajah dinginnya berubah kasian pada Cla. Cukup dirinya, jangan ada orang lain, yang menuduhnya yang tidak-tidak, termasuk Ai. Haram hukumnya mulut sialan Ai, menghina dan berprasangka buruk pada Cla.
Ai tak tahu apa-apa. Bajingan yang menjebak Cla, sudah di deteksi segala ucapannya dengan alat kebohongan. Jadi, tidak ada tipu menipu lagi. Semuanya sudah jelas. Cla-nya tak bersalah sedikitpun.
Brak. Saking kesalnya Aram pada istri keduanya itu. Aram membanting punggungya pada sandaran kursi. Meremas-remas setir kemudinya. Sial. Tuduhan kejam, Ai, masih mengiang di telinganya.
Hampir, Aram menambah laju mobilnya, tetapi urung di saat ponsel yang Aram letakkan begitu saja di atas kursi penumpang di sampingnya berdering. Ada panggilan masuk.
Aram meraih cepat ponselnya. Wajah tegang, dingin pria itu dalam sekejap lemas dan cerah di saat melihat nama pemanggil di layar ponselnya.
Cla. Kekasih hatinya lah yang menelpon.
Aram mengusap gemas wajah Cla yang terpampang di layar. Lalu menerima cepat panggilan itu.
"Kamu pasti kangen sama, Mas. Mas pun kangen banget sama kamu, Cla..."tembak Aram langsung, mengutarakan, apa yang sedang hatinya rasakan saat ini di dalam sana.
Dan kedua mata pria itu, melotot besar melihat... pemandangan indah yang ada di dalam layar. Cla nya pake... pake baju tidur dengan dada rendah. Membuat Aram menelan ludah susah payah saat ini.
"Mas, kedip, lihat jalan, "ucap Cla tegas dalam layar. Membuat Aram yang terpaku pada wajah cantik dan dada montok Cla buyar.
Hati Aram berbunga. Cla mengkhawatirkan kesalamatannya.
Perlahamn Aram meminggirkan kendaraannya ke pinggir dulu. Laku berhenti.
"Mas istrahat nyetir bentar. Mas mau menikmati ciptaan Tuhan yang paling indah di seluruh dunia ini, yaitu kamu Cla sayang..."ucap pria itu dengan nada rendahnya. Wanita yang dia puji setinggi langit, terlihat blushing, menambah kecantikannya berkali-kali lipat. Tapi, ada sorot terkejut juga di mata wanita itu, Cla. Kaget, suaminya yang tak pernah gombal padanya bisa melempar gombalan yang membuat lutut Cla gemetar mendengarnya.
Cla tersenyum-senyum. Senang, dia rujuk dengan sang suami, yang setelah ini, sudah bisa mencurahkan kasih sayang, cintanya lewat kata-kata juga, tak hanya lewat tindakan dan sentuhan. Sungguh, kalau di suruh pilih. Cla lebih suka di cintai dengan kata-kata dan tindakan. Nggak ada sentuhan, tidak apa-apa.
"Mas, belajar gombal dari mana?"wanita itu terlihat penasaran.
"Tapi, makasih loh, Mas. Rayuanmu sampe membuat lututku gemetar."ucap perempuan itu malu-malu mengakui perasaannya.
Sungguh, mendengar ucapan Cla semakin membuat wajah Aram cerah.
Bahkan Aram...
Cup
Mengecup dalam layar ponselnya tepat di bibir manis dan merona Cla.
"Bisa begitu aja, sayang. Habis kamu semakin cantik, dan muda... "ucap laki-laki itu lembut, yang tidak sadar, kalau dia bisa merayu, sejak dia mengenal dan menikah dengan Ara.
"Mas lanjut jalan. Mas sudah nggak tahan hanya lihat dan nggak bisa nerkam kamu saat ini, Cla...."Aram mengusap wajah kasar, matanya melirik kearah gundukan yang ada di tengah tubuhnya.
Sudah aktif. Siap tempur.Mendengar perkataan Aram. Cla menggeleng. Membuat Aram bingung melihatnya.
"Kamu kenapa, sayang?"wajah Aram berubah cemas.
"Aku hubungi kamu mau kasih tahu, ada mama dan papa yang nginap, mas datang besok aja, sekalian nginap besok aja, ya, Mas? Nggak enak sama orang tuaku, kita kan belum resmi rujuk. Kamu tahu apa maksudku, Mas..."Cla menjelaskan pelan, dan hati-hati, pada Aram yang wajahnya perlahan berubah masam saat ini.
Aram menggeleng pelan. Mengusap pelipisnya kasar.
"Mas bergairah, sampe terasa pening tahu..."
"Mas bisa pake, Ai. "Cicit Cla pelan, menyela ucapan Aram. Aram yang wajahnyaa seketika tegang mendengar ucapan Cla.
Takut-takut, Aram menatap dalam wajah Cla. Untuk melihat wajah sedih dan cemburu, Cla. Tapi, Aram tak menemukannya sedikitpun. Membuat Aram lega sekaligus kesal.
"Kamu nggak cemburu?"suara Aram naik satu oktaf.
Cla menggeleng dengan senyum penuh syukur. Aram memincingkan mata melihatnya.
"Mas, cintaku padamu sudah sampe tahap... yang tidak bisa di definisikan dengan kata-kata. Pikirku, dari pada aku kehilangan kamu, nggak bisa hidup di samping kamu lagi, aku harus ikhlas, Mas....menerima fakta, kalau kamu bukan milik aku sendiri lagi. Tapi, ada milik wanita lain dan anak lain juga yang akan segera jadi anak tiriku...."
Aram menegun mendengar kata-kata dengan wajah tulus dan ikhlas Cla. Dengan dada yang terasa di cabik saat ini. Tapi, dalam sekejap berubah kesal.
Kenapa... Ai yang orang ke tiga dalam hidupnya, harus serakah, tidak bisa seikhlas Cla?
Aram mengusap wajah kasar. Hal ini, semakin menunjukkan kualitas antara Ai dan Cla.
Dimana Cla lebih unggul dimana-mana dari Ai.
Ai yang akan dia gunakan untuk mencurahkan hasratnya, penganti Cla yang tidak bisa membersamainya malam ini.
Dan Aram berjanji dalam hati. Harusnya malam ini jatah Cla. Bukan Ai. Maka orang yang akan Aram bayangkan saat bercinta dengan Ai nanti, adalah Cla.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyesal Karena Terlambat Mencintaimu
Dragoste"Hal yang sangat aku sesalkan dalam hidupku, kenapa kamu mencari cinta yang lain, di saat hatimu masih terpaut dengan mantan istrimu, aku saja yang terluka, tidak apa, aku bisa menahan dan melewatinya, tapi anak kita, dia tidak akan mampu melewatiny...