Chapter 38 - Orangtua Feng Yan

133 13 0
                                    


Feng Yan menarik sudut bibirnya dan berkata, "Aku hanya ingin memberi kejutan untuk mereka."

Wei An memutar matanya. Kejutan? Aku pikir ini lebih seperti syok.

"Kita sudah sampai." Feng Yan mengangkat tangannya dan menunjuk ke satu arah.

Wei An melihat ke sekeliling dan melihat sebuah rumah kaca yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Di bawah cahaya matahari, seorang wanita mengenakan celemek sewarna mawar merah sedang menggenggam ceret kecil dan dengan sabar menyiram semua bunga yang ada di rumah kaca. Pemandangan ini terasa hangat dan tenang.

"Ibumu tampak masih sangat muda." Wei An dengan tulus melontarkan pujian.

Di waktu yang sama, wanita itu sepertinya telah menyadari kehadiran mereka. Mungkin karena dia melihat Wei An di samping Feng Yan. Awalnya dia terpaku di tempat, lalu segera muncul senyum elegan di wajahnya.

Wanita itu berbalik, dan Wei An akhirnya bisa melihat penampilannya secara jelas. Ibu Feng Yan sangat terawat, dengan alis yang jarang, sepasang mata yang indah, hidung mancung, bibir merah, dan rambut tebal yang diikat dengan anggun. Dia terlihat seperti baru memasuki awal tiga puluhan. Meskipun dia menggunakan celemek, sembari membawa sekop kecil dan ketel, dia masih terlihat elegan dan bermartabat dari gerakan tubuhnya.

Sesaat kemudian, wanita itu keluar dari rumah kaca. Dia sudah melepaskan celemek yang dia gunakan di dalam rumah kaca, menampilkan cheongsam merah pas badan yang terdapat sulaman berbentuk bunga mawar, yang membuat kulitnya yang sangat pucat terlihat lebih putih. Dia mengenakan sepasang sepatu hak tinggi dengan warna yang serupa, yang membuatnya tampak sangat cantik.

"Feng Yan, kenapa kamu tidak memberitahu terlebih dahulu ketika Xiao Wei datang? Dia harus melihat ibu seperti ini barusan, sangat tidak sopan." Fang Jinyu menatap tajam putranya.

Lalu, dia berbalik untuk melihat Wei An dan berkata dengan lembut, "Xiao Wei, jarang sekali kamu mau datang. Kamu lihat, ibu belum menyiapkan apapun. Ayo masuk, jangan berdiri di sini. Ayo kembali ke rumah dulu. Aku akan meminta orang dapur untuk menambahkan lebih banyak makanan. Xiao Wei, makanan apa yang paling kamu suka?"

"Apapun itu tidak masalah, ibu, aku tidak pilih-pilih." Wei An menjawab.

Senyum Fang Jinyu sesaat menjadi kaku, lalu dia tersenyum lebih lebar. Dia menggenggam tangan Wei An, lalu menyerahkannya ke Feng Yan, dan berkata dengan lembut, "Oke, anak baik, hiduplah dengan baik, saling mencintai, dan menjadi tua bersama-sama."

Wei An menatap wanita itu dengan mata yang agak lembab, dan mendengar restu yang begitu sederhana dan polos, sangat berarti untuknya.

Kalau berbicara secara logis, Keluarga Feng adalah keluarga kaya, Feng Xuelin adalah guru besar dan memiliki pengetahuan yang luas, dan sikap Fang Jinyu barusan pasti juga karena latar belakang keluarga bangsawan. Dia tidak menyangka bahwa kedua orang dengan budaya yang lekat dan latar belakang sedemikian rupa akan merestui pernikahan Feng Yan dengan begitu mudah!

Wei An merasa ini sangat aneh, dan sebuah pertanyaan yang telah ditekan di dalam hatinya kembali muncul – apa sebenarnya yang dilihat Keluarga Feng dari Wei An?

Keluarga Feng adlah keluarga kaya kelas satu di ibukota, dan Tuan Muda Ketiga Feng adalah pewaris dari keluarga ini. Dia kaya dan berkuasa. Kenapa dia ingin mengambil inisiatif untuk menikahi Wei An, seorang pria yang tidak dia kenal dan tidak bisa ditemukan jika bercampur di kerumunan....?

Terlebih lagi, Keluarga Feng sepertinya sangat mendukung Feng Yan untuk menikahi dirinya, bahkan sampai ke titik perjodohan secara membabi buta.

Wei An, apa yang spesial mengenai dia?

Wei An telah menempati tubuh ini selama lebih dari setengah bulan, dan dia benar-benar tidak bisa melihat apa yang spesial mengenai dirinya yang pantas untuk mendapatkan perhatian khusus dari Keluarga Feng.

Atau apakah selera dari orang-orang kaya memang begitu tidak masuk akal?

Dengan keadaan melamun, Wei An mengikuti Fang Jinyu kembali ke ruang tamu.

Fang Jinyu tersenyum dan berjalan masuk, lalu berkata kepada Feng Xuelin: "Xuelin, kenapa kamu masih duduk di sini? Pergi panggil Feng Yao dan Feng Yao kembali untuk makan bersama. Ada lebih banyak anak muda di keluarga, jadi Xiao Wei tidak akan merasa bosan."

"Oke, apapun yang nyonya ucapkan, adalah benar." Feng Xuelin berdiri dan pergi untuk membuat panggilan sembari tersenyum.

Feng Yan menarik Wei An untuk kembali duduk di sofa. Wei An ingat bahwa Feng Xuelin adalah anak semata wayang Keluarga Feng. Sedangkan untuk Feng Yan, ada empat bersaudara, yaitu Feng Shen, Feng Yao, Feng Yan dan Feng Yao, dan Feng Yan adalah anak ketiga.

(Oke jadi entah kenapa si author sengaja banget ngasih nama karakter satu keluarga ada yang sama, tapi iya jelas beda, Feng Yao yang kakak pakai 凤钥 sedangkan yang bungsu pakai 凤瑶. Tapi karena ribet jadi nanti aku bedain buat kakak bakal aku tulis Feng Yaó dan adeknya bakal aku tulis Feng Yaò.)

Wei An berbisik kepada Feng Yan: "Orangtuamu sangat bersemangat." Dia bisa melihatnya dengan jelas.

Feng Yan menjawab, "Ya." Mereka hanya bersemangat karena kedatanganmu. Melihat mereka berdua saling bersandar pada satu sama lain dan berbicara dengan suara pelan, Fang Jinyu memiliki jejak kelembutan di antara alisnya, namun dia tidak mengatakan apapun untuk mengganggu mereka.

Setelah Feng Xuelin menyelesaikan panggilan, dia duduk kembali di kursinya dan berkata, "Feng Yaó dan Feng Yaò bilang mereka akan segera tiba. Sayang sekali kakak tertua mereka Feng Shen sedang berada di militer dan tidak bisa kembali, kalau tidak Keluarga Feng bisa berkumpul secara utuh hari ini."

"Ya, ya." Fang Jinyu menimpali. Feng Yan berkata, "Ibu, Ayah, Wei An membawakan kalian hadiah. Apa kalian menyukainya? Dia secara khusus menanyakan kepadaku mengenai kesukaan kalian."

Wei An tersenyum canggung dan berkata, "Ya, ini hanya hadiah kecil." Kemudian dia menempatkan dua kotak kado kecil di meja untuk Feng Xuelin dan Fang Jinyu satu-persatu dengan kedua tangannya.

The Daily Life of A Wealthy ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang