0.8 - Runda, Kamu Pasti Bisa!

16 3 5
                                    

Menang atau kalah hanyalah hasil, yang terpenting adalah bagaimana kamu bertumbuh dalam prosesnya.

* * *

Dalam rangka memperingati hari besar Islam, Isra Mi'raj, ekstrakurikuler kerohanian Islam dan OSIS berkolaborasi untuk mengadakan lomba keagamaan. Kepala Madrasah, yang akrab mereka sebut Bundo, menyetujui perlombaan tersebut. Bundo berharap, melalui lomba internal antar kelas ini, akan ditemukan bibit-bibit unggul yang dapat mewakili mereka dalam Jakarta Madrasah Competition.

Syahzan dan Runda memegang peran penting dalam terlaksananya acara ini. Seperti yang kita ketahui, mereka berdua adalah ketua Rohis dan ketua Keputrian. Namun, mereka bukan ketua pelaksana acara ini. Syahzan memilih Arga untuk posisi tersebut, dan Arga dengan sigap menerima tawaran itu pada rapat pertama.

Runda, yang awalnya merasa tidak percaya diri sebagai ketua Keputrian, semakin hari semakin menunjukkan kemajuan. Dukungan dari kakak kelas dan teman-temannya membuat Runda yakin bahwa ia mampu mengemban tanggung jawab ini. Doakan Runda, semoga ia dapat bertahan hingga masa jabatannya selesai. Karena sesuatu yang sudah dimulai harus diakhiri dengan baik.

Perlombaan dalam rangka memperingati Isra Mi'raj dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Februari 2023. Hanya tersisa dua hari lagi bagi Runda, Tio, dan Zheyla untuk berlatih Musabaqoh Syarhil Qur'an. Sesuai keputusan panitia, pengurus inti ekstrakurikuler kerohanian Islam dan OSIS serta para panitia lainnya diperbolehkan untuk mengikuti perlombaan ini.

Sebagai pensyarah yang memaparkan isi al-Qur'an, Runda harus menyusun teks dengan cermat. Tidak sembarangan membuat teks, ia perlu mengulik tafsir dan hadits untuk memperkuat penjelasan dari ayat al-Qur'an yang dibacakan.

"Teks aman, Nda?" tanya Tio sambil fokus memperhatikan Runda yang telah lama duduk di hadapannya.

Runda mengangguk, "Lu sendiri aman nggak dengan hafalan surahnya?"

"Insyaallah, aman," jawab Tio sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Eh, kira-kira kita juara berapa, ya?" tanya Zheyla, yang matanya masih terpaku pada selembar teks yang ia tatap.

"Kalo ditanya gitu, ya gue maunya juara satu, Zhey," ucap Runda.

"Saingan kita Kak Farhah, Kak Alif, dan Kak Ken dari XII IPS 1," kata Tio dengan wajah pesimis.

Seketika Runda termenung, menyadari kebenaran perkataan Tio. Saingan mereka adalah Farhah, Alif, dan Ken, yang selama dua tahun terakhir selalu menjadi perwakilan cabang Musabaqoh Syarhil Qur'an. Nyalinya sedikit menciut saat teringat ini adalah kali pertamanya. Namun, ia segera teringat pesan dari keempat temannya.

"Runda, kamu pasti bisa!"

Dengan semangat yang membara, Runda mengajak Tio dan Zheyla untuk berlatih lebih keras. Menurutnya, menampilkan yang terbaik dan maksimal adalah suatu keharusan. Adapun hasil, ia serahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.

Setelah berlatih hingga pukul 17.00 WIB, Runda membereskan semua barangnya dan bergegas pulang ke rumah. Ia harus menjaga suaranya dengan baik karena tugasnya yang paling berat. Tio hanya membacakan ayat al-Qur'an yang menjadi dasar dari judul yang dipilih Runda, sedangkan Zheyla hanya menyampaikan arti dari surah yang telah dibacakan oleh Tio.

Tak terasa, hari perlombaan pun tiba. Laya, Litha, Dayi, dan Asyi menatap Runda yang sejak beberapa hari lalu jarang bercanda. Mereka memahami betul fokus Runda, karena juara satu adalah targetnya. Namun, yang mereka khawatirkan adalah kemungkinan Runda merasa kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasinya.

"Nomor urut berapa kalian?" tanya Litha, yang bertugas sebagai seksi acara.

"17," jawab Runda singkat.

"Kalian deg-degan nggak, jantungnya?" tanya Asyi.

"Ya, pasti dong, Syi. Mereka kan hidup," jawab Dayi dengan nada bercanda.

"Mending foto dulu sini kalian bertiga," kata Asyi. Ya, Asyi adalah seksi dokumentasi pada acara ini, bersama dengan Laya.

Saat ini, peserta yang tampil sudah mencapai nomor urut 16. Runda, Zheyla, dan Tio harus segera bersiap. Mereka tidak lupa membaca doa bersama agar dapat menampilkan yang terbaik. Teman-teman dari XI Agama juga ikut membantu dengan mendoakan perwakilan lomba mereka.

* * *

Runda menatap langit-langit kamarnya. Rasa cemas akan hasil perlombaan menyelinap di hatinya. Sedikit kesalahan yang terjadi membuatnya tak kuasa menahan tangis. Beruntung, Laya dan ketiga temannya dengan sigap memeluknya, memberikan dukungan.

Saat Runda mencoba memejamkan mata, suara notifikasi handphone berbunyi. Ia tidak langsung melihat ke arah layar handphone yang ada di sebelahnya. Runda berpikir sejenak, bertanya-tanya dalam hati, siapa yang mengirimkan pesan pada malam hari seperti ini?

Setra XI Agama
Assalamualaikum, Nda

Anda
Waalaikumussalam

Setra XI Agama
Lu gapapa kan, Nda? Kata Laya tadi lu nangis

Anda
Hehe, iyaaa

Setra XI Agama

Hari ini lu udah kasih yang terbaik menurut gue. Soal hasil, jangan terlalu jadi beban ya, Nda. Gue tahu pasti lu lagi kepikiran—mikirin besok hasilnya gimana, apakah anak-anak kelas bakal kecewa atau nggak. Tapi, jangan bikin diri lu sakit sendiri. Anak-anak kelas juga fine aja kok soal hasil, namanya juga kompetisi. So, I'm proud of you, Runda! Lu udah keren banget tadi

Anda
Thanks ya, udah jadi teman yang supportif dari awal kelas X

Setra XI Agama
Inget lu jangan overthinking ya, Nda

Runda tersenyum membaca akhir pesan dari temannya, Setra. Ya, mereka sudah menjadi teman dekat sejak awal kelas X. Setra juga merupakan bagian dari ekstrakurikuler kerohanian Islam, dan ia menjabat sebagai sekretaris dua.

* * *

Pengumuman hasil lomba yang dilaksanakan kemarin akan diumumkan hari ini setelah salat dhuha dan tadarus. Awalnya, Runda sempat kepikiran soal hasilnya, tapi saat ini, ia merasa lebih rileks. Di sebelah kanannya ada Laya dan Dayi, sedangkan di sebelah kirinya Asyi. Litha tidak hadir karena sedang mendapat tamu istimewa.

"Penasaran nggak sama hasil lomba kemarin?" tanya Shifa, penanggung jawab hasil lomba. Selain Shifa, tidak ada yang mengetahui hasilnya.

"Kita mulai dari lomba Musabaqoh Syarhil Qur'an ya, teman-teman."

"Juara ketiga, dari kelas XII IPS 3."

"Selanjutnya, juara kedua, dari kelas XI Agama."

Alhamdulillah, nggak apa-apa deh juara dua, batin Runda.

"Dan juara pertama adalah kelas XII IPS 1."

Runda tidak terkejut dengan hasil itu. Meskipun sedikit kecewa, ia tetap bersyukur. Dengan langkah mantap, Runda menuju panggung untuk menerima piala sebagai tanda penghargaan.

"Keren, Runda!"

"Runda, Tio, Zheyla, congrats!"

"Selamat atas juara duanya, kalian hebat!"

Sorak sorai gembira terdengar dari beberapa temannya. Runda, sebagai perwakilan, menerima piala dengan senyum merekah di bibirnya.

* * *

Lima Senja di Langit Madrasah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang