Bab 178. Hamil Kedua

797 129 3
                                    

Tidak ada yang bisa Fira lakukan selain mendesah dan mengerang. Juluran lidah Edwin ke miliknya yang basah dan licin malam ini sangat menggairahkan dan dia sangat menikmatinya. Tidak lama kemudian, tubuh Fira mengerjang hebat, dan Edwin masih saja menjulurkan lidah ke kewanitaan Fira dan bahkan menghisapnya kuat-kuat.

Edwin menepis bokong Fira geram, lalu rebah di samping Fira yang masih menungging, menatap wajah Fira yang meregang kemerahan penuh cinta. "Katanya capek."

Fira tertawa malu, "Ya mau gimana lagi, soalnya enak banget tadi."

Edwin terbahak-bahak, senang telah memberikan kesenangan kepada istrinya.

Fira mendekati wajah Edwin dan melumat penuh bibir Edwin, dan keduanya saling melumat bibir sambil menggumam.

"Kamu sudah lama nggak datang bulan, Fira. Kita hampir setiap hari bercinta, apa nggak sebaiknya diperiksa kandungan kamu," ujar Edwin sambil memainkan rambut Fira yang tergerai di dada.

Fira mendengus tersenyum. "Aku masih menyusui, Ed. Kata dokter ini kb alami."

"Ya nggak sepenuhnya benar. Menurutku nggak salah juga diperiksa, atau kamu cek pipis kamu."

Fira mengerutkan bibirnya, tidak yakin dia sedang mengandung karena sama sekali tidak merasakan perubahan dalam tubuhnya dan dia merasa biasa-biasa saja.

"Kenapa? Saranku salah?" tanya Edwin karena Fira terdiam beberapa saat.

"Nggak apa-apa, Ed."

Edwin terkekeh. "Ya, biar aku alert kalo kamu sedang hamil, jadi nggak kayak tadi serangan musuh kamu ini," ujarnya sambil menunjuk ke miliknya yang sudah rebah normal. "Makanya aku tanyakan kamu soal mens kamu yang nggak teratur."

Fira tertawa kecil, tapi dalam hati dia menyetujui saran suaminya.

"Besok aku cek, Ed. Sekarang aku ngantuk banget."

"Aku nggak suruh kamu melakukannya sekarang."

"Tapi kamu kesannya suruh aku cepat."

Edwin mencubit pipi kanan Fira gemas, lalu mendekapnya penuh rasa sayang.

Meskipun dalam keadaan mengantuk, tapi ada saja yang mereka bicarakan sampai akhirnya bisa tertidur.

***

Melihat Liam yang masih pulas tidur di pagi itu, membuat Fira enggan ikut suaminya ke kantor. Padahal Edwin sangat berharap dirinya dan Liam menemaninya di kantor. Entah kenapa hari ini Fira kurang bergairah dan memutuskan menghabiskan waktunya di rumah saja.

Beberapa saat Edwin pergi di pagi hari, Fira tiba-tiba mengingat percakapannya dengan Edwin semalam mengenai keadaan dirinya. Dia tergerak memeriksa urine di kamar mandi dan memeriksanya. Benar apa yang diduga Edwin, dia ternyata sedang mengandung.

Antara bahagia dan terkejut, Fira langsung menghubungi suaminya yang masih dalam perjalanan menuju kantor.

"Halo, Fira?"

"Edwin. Aku hamil."

"Ha?"

"Iya, Ed. Aku hamil."

Panggilan diputus secara sepihak dari Edwin.

Fira meletakkan ponselnya di atas wastafel kamar mandi dan dia lanjut membersihkan diri.

Perasaan Fira begitu hangat saat berendam di bak mandi. Dia mengelus perut kecilnya berharap anaknya kali ini berjenis kelamin perempuan.

Selesai mandi, Fira mengambil handuk dan mengeringkan tubuh dan rambut. Baru saja membuka pintu kamar mandi, dia terkejut, Edwin berdiri di depan pintu sambil tersenyum lebar.

Orang KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang