"Oniel, jika saya akan mati dalam waktu dekat, apa kamu masih bisa ingat dengan saya?"
Oniel mengernyitkan dahi, semakin tidak paham dengan kata-kata Master Indah. Mati? apakah Master Indah akan pergi dan meninggalkannya?
Otak Oniel sedikit blank mendengarnya, pengelihatanya seketika buyar setelah memandang wajah Master Indah lama, sangat aneh mengapa ia menjadi emosional ketika mendengar kalimat itu.
"Mmaster mau ninggalin saya?"
Master Indah tersenyum lagi, mencoba mencairkan suasana setelah melihat ekspresi Oniel yang mendadak jadi sensitif.
Indah tetap Indah yang harus dalam keadaan tenang jika bicara dengan Oniel, dia tau anak itu keras kepala.
"Kita tidak tau bagaimana takdir, bukan hanya saya, bisa saja Zee atau yang lain, yang saya tau keadaan ini sudah begitu rumit, benar atau tidak pasti ada korban di ujung sana, entah mereka yang kalah atau sebaliknya."
"Saya! saya yang akan menang, saya yang akan berkorban untuk semua kekacauan yang di sebab kan oleh papah, tapi jangan ada kata mati di antara kita, kecuali dia memang berhak untuk mati."
"Tapi-"
Oniel langsung memotong ucapan. "MASTER MASIH HIDUP! Inget, kalian tuh masih hidup dan kalian masih ada kesempatan untuk hidup!, jangan menyerah dengan arwah jahat yang kekuatannya tidak jauh lebih lemah daripada kita."
"Oniel..."
"Permisi!," Pamit Oniel langsung keluar dari ruangan, ia tidak mau mendengar kalimat Master Indah lagi. Dia tidak punya siapa-siapa. Semenjak ada Master Indah memang keadaan menjadi sulit, tapi jika tidak ada Master Indah mungkin ia tidak akan pernah tau wujud asli seorang Megantara alias ayahnya itu.
Brakkk!!
Pintu kamar sengaja di banting ketika Oniel pulang dari tempat Master Indah, entah kenapa emosinya tidak bisa di kontrol sekarang. Namun lihatlah ketiga temanya itu sampai terkejut bukan main, untung saja mereka tidak punya riwayat penyakit jantung.
"Apaan buset, dateng-dateng banting pintu."
"Anjir... gue jadi gabisa tidur lagi, kenapa siii niel?"
"Enteng banget tuh tangan anjay! lo gak liat kancing baju gue sampe ilang?!" Kesal Lulu karena dia baru saja akan berganti pakaian. "Kemana tadi larinya fak!! mana baru ganti lagi."
"Bacot ah lu,"
"Lah bocah gila." Komentar Olla keheranan sendiri. "Btw gais, hp kalian batreinya gaada yang berkurang kah?, ajaib juga nih dunia di tinggal semaleman masih seratus persen."
Jessi mengucek matanya sebab dia yang paling terakhir bangun. Ia langsung meraih ponselnya. "Sama gue juga."
"Bagus deh gausah repot-repot charger."
"Laper..." Ucap Jessi tiba tiba masih dengan suara serak, tidak tau kenapa dari kemarin dia tidak nafsu makan jadi lah sekarang perutnya amat keroncongan.
Sementara Lulu menghentikan aktivitasnya kemudian menghela nafas berat, melihat ke arah Jessi lalu beralih ke arah Oniel yang sedang tiduran tengkurap. "Niel, anak lu dah laper tuh, kasian dari semalem nangis mulu, gak lu bilangin ke Master Indah?."
"Ambil sendiri aja sana."
Olla yang memegang handphone berpikir sejenak sebelum mengusulkan ide baru. "Eh, pesen online aja gimana?"
"Pala lu, yakali kurirnya suruh susulin kita kesini, yang ada di umpetin jin gabisa balik."
"Lah iya pinter amat otak lu." Jawab Olla menempati Lulu
![](https://img.wattpad.com/cover/362160923-288-k625342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintas Semesta ( On Going )
Mystery / ThrillerOniel bisa lihat hantu! Kemampuannya bukan menjadikan ia di jauhi banyak orang, alih alih kepo bagaimana cara kerja makhluk halus itu? Apakah kegiatan mereka sama seperti manusia pada umumnya? Ini bukan kisah romance. Ini kisah oniel yang mendapat...