01. Jakarta Hari Ini.
"Jakarta hari ini banyak laranya, apa Jakarta akan seperti ini tiap harinya?"
---
SMA Bintang Pelita 2 telah membunyikan bel pulang sore hari ini, tepatnya pukul 3 sore. Aku dan kedua teman ku bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Dara, Aruni!" panggilku.
Namun, mereka yang berjalan keluar kelas lebih dahulu daripada aku tidak menyahut sama sekali. Mereka meninggalkan ku dan seolah menuli dengan panggilan ku, keduanya berbeda akhir-akhir ini.
Tak terpikir dengan itu, Aku segera membereskan barang-barang dan memasukkannya kedalam tas. Aku berlari menyusul mereka yang sudah menjauh dari area kelas.
"Huh, kalian ninggalin aku, ya?"
Dara menatapku sekilas "Kelihatannya?" ujarnya ketus.
Aku menghela nafas "Kalian kenapa? akhir-akhir ini kalian berubah sifat ke aku."
"Ya kamu pikir aja sendiri," ucap Aruni.
"Aku salah apa sih sebenernya? Ngomong dong! Kalian pikir Aku nggak sakit hati kalau kalian kayak gitu?" tegasku pada akhirnya. Keduanya berhenti, menatapku dengan pandangan marah.
Atmosfer seolah benar-benar menegang saat tamparan Dara melayang ke wajah ku. Oksigen menipis seiring perih yang terus menjalar, mataku berkaca-kaca dan terus memegang pipimu yang memerah. "Ra..." lirih ku.
Ia menggeleng "Sakit hati kamu bilang?" telunjuk nya mengarah pada ku "Kita jauh lebih sakit hati waktu mama kamu sendiri bilang ke kepala sekolah kalau kita udah macam-macam sama kamu, Shinta! Mama kamu bilang kita merundung kamu?!"
Dara maju dua langkah, tanpa aba-aba ia menjambak rambut ku yang terurai "Kamu penyebab kita terjerumus ke tuduhan tak berdasar itu?! DAN KAMU SEENAKNYA BILANG KAMU SAKIT HATI, HAH?"
"Bahkan kita jauh lebih sakit hati di banding kan kamu, Shinta!"
Aku merintih kesakitan, air mataku benar-benar meluncur bebas. Menyebabkan wajahku berantakan dengan tangisan, tamparan, dan tarikan pada rambut ku. Itu membuatku terlihat menyedihkan.
Aku menghirup oksigen dengan rakus, Aku menatap mereka dengan tajam satu-persatu setelah jambakan Dara terlepas "TAPI KALIAN BENAR-BENAR MERUNDUNG AKU?! Aku juga sama sakitnya dengan kalian disini! Kejadian beberapa hari lalu apa kalian lupakan begitu aja?" sentakku.
"Dara, Aruni. Kalau kalian berkata apa yang Mama katakan itu sebuah tuduhan tak berdasar, banyak bukti yang tersebar tentang kelakuan kalian. Aku pikir kita bisa berteman kayak dulu setelah Aku mengalah buat deketin kalian lagi, tapi nyatanya?"
"Nggak ada yang bisa diharapkan!"
Aku meraih tasku yang tergeletak di tanah, tanpa menghiraukan mereka aku berjalan menuju ke gerbang keluar sekolah. Aku beberapa kali juga menghapus air mata ku yang tak berhenti menetes sejak tadi.
Secara cepat aku masuk ke dalam mobil yang menjemput ku, aku bersandar pada kursi. Membiarkan air mataku menetes kembali dan merembes disana, semua nya sakit, fisik, apalagi hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA BLORA {REVISI}
Ficção AdolescentePROSES REVISI!!! Aturannya, jangan jatuh cinta di Blora jika tak siap dengan kenangannya. Sayangnya aku melanggar itu semua, cinta pertama ku di sana, di kota Blora. Dan mungkin jadi yang terakhir. Berlayar panjang, aku berlabuh pada hatinya. Rade...