Halo!
Vote dulu yukk
Baca au tiktok aku My Precious One di tiktok
*bingung mau up versi narasinya ga yaa😀
*ramein biar hidden dan extra part nya keluar jugaa
Selamat membaca
Malam semakin larut terasa lebih cepat. Dita dan Danis turun karena mesti mengecek dua bayi barangkali terbangun dan haus. Naya dan Cody turun bersama katanya mau beli rokok. Sisa Angger dan Shima yang menikmati keheningan malam. Benar, kebahagiaan cuma sesaat seperti ledakan kembang api. Setelah percikan indah itu berakhir, langit jadi sepi dan wajah-wajah kembali muram seperti sebelumnya.
"Kak Angger jadi pulang ke Jogja?" tanya Shima hati-hati.
"Jadi, dong ...."
"Kapan berangkatnya?"
"Kamis nanti—"
"Kok cepet banget? Apa nggak terlalu buru-buru?" Tidak dapat dipungkiri suasana hatinya yang akhir-akhir ini tidak keruan.
"Enggak, Shima. Udah gue jadwalin dari lama. Dita sama Ilgo udah pulih, cuma masih kurang tega bawa Gendhis perjalanan panjang. Tapi, ya, gimana lagi, seminggu lagi kontrak apartemen juga udah habis dan gue putusin nggak memperpanjang lagi."
Shima tahu dari sorot matanya yang kembali meredup, ia dilempar lagi pada kenyataan dunia yang tidak mudah. Pikiran Angger bising, saat ia dituntut paham dan cepat-cepat ambil keputusan sebagai solusi. Ia bahkan belum tahu bisa melakoni atau tidak. Semua diserahkan kepada keberanian.
"Besok gue sama Danis mau survei kos dulu, kalau udah nemu yang cocok besoknya langsung pindahan. Belum semua, tapi yang sekiranya berat gue bantuin dulu."
"Kan, katanya lo Senin udah pindah ke asrama kampus baru, kan? Pas banget hari Minggu terakhir di apartemen. Lo nggak keberatan, kan, pindah lebih cepat? Nanti gue bantuin kemas barang-barang lo. Kita cari keperluan yang lo belum punya. Perintilan ospek juga banyak."
Kabar baiknya, Shima diterima di kampus impian dengan beasiswa penuh. Calon mahasiswa yang telah mendaftar ulang diberikan fasilitas asrama dan Shima memilih sebagai hunian daripada sewa tempat yang lebih mahal.
"Nggak apa-apa, Kak. Kakak nggak usah pikirin aku banget-banget. Selama ini Kak Angger udah sangat cukup bantuin aku. Kakak fokus aja dulu sama keluarganya, ya, Kak. Aku udah baik. Udah dapat kampus, tempat tinggal, sama uang saku."
"Nanti kuliah yang benar. Gue bakal sering jenguk lo juga, sama kayak Danis. Kalau ketahuan yang enggak-enggak, gue yang nyesel nggak bisa pegang ucapan gue sama Paman lo. Kalau ada tagihan, bilang, gue masih tanggung jawab sama lo sampai lo tuntas pendidikan pokoknya."
Angger mengulas senyum kecil. Tidak ingin membebani Shima, biar beban ini milik orang dewasa. Semakin dilanjut pembicaraan, yang ada justru perang antara pemberian dan penolakan. Jadi Angger memilih menenggak sisa soda lantas mendesah pelan menatap langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADD flavour into your life || END
JugendliteraturA colorful story by Nora Ternyata kopi pahit tidak terlalu buruk buat dinikmati Meski hanya sekali, rasakan nuansa momen berbeda dalam hidup Cinta dan kaya memang semanis loli Tapi kalau belum merasakan asinnya lelehan air mata, berarti hidup ini be...