24. ADD

8 1 0
                                    

Halo!

Vote dulu yuk

Baca di tiktok @ceritanora juga bisa

Tandai typo

Tandai bagian yang kamu suka

Selamat membaca

Tiga bulan berlangsung sangat lama kini terbayarkan ketika langkah kaki menuju keluar pintu gerbang gedung tahanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga bulan berlangsung sangat lama kini terbayarkan ketika langkah kaki menuju keluar pintu gerbang gedung tahanan. Pemandangan kota hijau dan suasana cerah yang dirindukan mengganti petak ruang sempit remang-remang dan hiasan jeruji besi yang monoton. Danis seperti seekor burung yang tiba saatnya mengepakkan sayap dan terbang bebas mengarungi dunia. Sederhana, tapi luar biasa, ia ingin menjalani hidup normal sebagai anak baik setelah mendapat banyak pelajaran hidup berharga dari orang-orang senasib, mereka yang mendekam di balik sel besi.

Demi Tuhan, hari itu ia mengangkat tangannya, bersumpah, tidak akan lagi berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pelanggaran hukum terutama pidana. Nama Danis sudah cukup kotor, entah ia akan diterima kembali dalam lingkungannya atau sebaliknya, yang jelas sanggupkah ia menghadapi lingkungan ini?

"Dan ...." Angger melambaikan tangannya dengan senyum lebar, dan apa itu? Buket coklat? "Perayaan kebebasan."

Ah, iya, Danis sudah lama tidak makan makanan manis sejak insiden di kedai kopi yang merubah hidupnya menjadi seperti ini. Tepatnya kantin Lapas yang diperketat membuat tidak ada petugas yang berani dimintai jasa titip. Bahkan akses makanan ringan saja dihentikan gara-gara banyak tahanan yang menyalahgunakan fasilitas di sana, huh.

Memang berjanji tidak pernah dan tidak akan pernah menyentuh semua yang berasa selain manis karena itu seperti kutukan dari alam.

"Buang, gue mual lihat itu!"

Angger mengerutkan kening. "Kenapa? Bukannya cita-cita lo dulu mau mencicipi semua makanan manis di dunia sampai jadi langganan dokter gigi? Atau mengecualikan coklat murahan yang biasanya dijual di warung seperti ini?"

Danis tiba-tiba meggerayangi gerahamnya dengan lidah, ada lubang di sana dan itu menyiksanya selama di kurungan. Ia lantas menggeleng lalu menyahut buket sialan itu dari tangan Angger. Secara cuma-cuma ia berikan kepada satpam penjaga. "Terima kasih atas pelayanannya selama ini dan semoga kita tidak bertemu lagi."

Ternyata Angger tidak cukup puas, ia kembali menuntut jawaban adiknya yang kurang ajar itu. Sambil memeriksa status perjalanan taksi online, Angger menyeletuk, "Kenapa berhenti makan makanan manis? Penjara mengubah lo sampai separah ini?"

Taksi pun berhenti dan Danis memilih masuk lebih dulu. "Itu tadi coklat pahit. lo yang ceroboh, nggak baca varian rasanya."

Terbelalak. "Oh, ya? Tapi lo nggak mau coba coklat pahit itu? Satu saja mungkin, gue pikir juga nggak sepahit yang dikira."

Danis menggeleng. "Nggak. Lo pernah muntah sama rasa taro begitupun gue yang terlalu menikmati rasa kopi pahit sampai menjalar ke takdir hidup gue yang berantakan ini."

ADD flavour into your life || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang