Halo!
Ketemu lagii
Vote dulu yaaa janlup
Boleh follow ig dan tiktok @ceritanora
Selamat membaca
Benar-benar merusak psikologis. Danis tidak bisa terus-terusan dalam situasi mengerikan ini. Hari itu, ia menemui psikolog padahal bukan jadwalnya konseling. Karena ia tidak bisa mencium ketenangan, ia gelisah dan terganggu dengan Stevan.
"Bu ... bisa tolong bantu saya bilang sama sipir buat pindahin saya lagi? Saya merasa keberatan tinggal satu ruangan dengan tahanan itu."
"Ada masalah apa kalau saya boleh tahu, Danis?"
Mungkinkah ia bilang bahwa Stevan tertidur dengan setengah telanjang dari pusar ke bawah? Bahwa Stevan sering terjaga di pertengahan malam untuk melakukan hal-hal aneh dan mengeluarkan suara-suara yang memuakkan telinga. Stevan yang pengotor dan jorok, tidak pernah mencuci baju dan membuang sampah. Stevan yang sering mengusik tidurnya dengan menyusul dan memeluknya dari belakang. Stevan yang terus-terusan mengatakan bahwa ia manis dan menunjukkan perilaku yang semestinya dilakukan antar lawan jenis. Stevan yang aneh. Stevan di mesum, pencabul, dan laki-laki menyimpang.
Danis menelan ludahnya susah payah. Cukup lama terdiam, bingung harus memulai dari mana. Setelah kejadian ia berakhir di sini, masih adakah yang mempercayainya? Bagaimana kalau mereka menganggapnya membual untuk kesekian kali?
"Danis?"
"Ah ... iya ... saya pikir bukan masalah yang serius. Mungkin saya belum terbiasa dengan teman sekamar saya. Hanya itu ... ya ... hanya itu."
Keluar dengan hasil melompong. Danis mendesis sembari menendang dan menghantamkan kepalanya ke dinding merutuki kebodohannya padahal sebelum masuk sudah berlatih secara matang.
"Bego ... bego ... bego .... goblok bener lo Dan, gitu aja nggak berani!"
Tersungut-sungut memacu langkah menuju kantin. Ia ingin makan meski menu yang disediakan kadang kurang sesuai ekspetasinya. Benar, kan, sayur sop bening atau itu hanya rebusan air tanpa isian dan tempe goreng. Bahkan Danis ragu makanan ini layak diperjualbelikan. Yah, itu karena jatah makanan yang tidak cukup membuatnya kenyang.
"Tambah kecap ada?" Meski bukan bagian dari menu, tapi Ibu kantin tetap menuangkan cairan hitam di atas nasi milik Danis.
"Lagi ... yang banyak." Karena dengan begitu makanan ini baru terasa di lidah.
Sebenarnya di kantin juga ada makanan ringan, tapi Danis bukan Angger yang tahan berhari-hari tanpa nasi. Danis tidak bisa tidur jika belum kenyang dan ia tidak mau mendengar suara aneh Stevan nanti malam.
"Wah ... wah ... wah ... ada yang nggak terbiasa makan pakai tangan kiri, nih ...." Gelak tawa terdengar dari tiga laki-laki kekar yang mendekat ke arah bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADD flavour into your life || END
Fiksi RemajaA colorful story by Nora Ternyata kopi pahit tidak terlalu buruk buat dinikmati Meski hanya sekali, rasakan nuansa momen berbeda dalam hidup Cinta dan kaya memang semanis loli Tapi kalau belum merasakan asinnya lelehan air mata, berarti hidup ini be...