Berdiri dibawah tiang lampu merkuri diujung jalan sembari memainkan ponsel. Itulah yang Alan lakukan tiga jam ini. Padahal jalan di malam itu sangat sepi dan dingin. Hanya terdengar suara jangkrik yang terus bersahutan.
"Maaf, anda mencari siapa ya?" tegur seorang wanita mungil dengan rambut dicepol asal. Perutnya yang membesar hanya ditutupi kaos oblong dan rok pendek selutut.
Dibalik wajahnya yang tertutup masker, mata Alan tidak lepas mengamati wanita itu dari atas sampai bawah. Ditangan wanita itu ada plastik besar berwarna hitam yang Alan tebak merupakan kantong plastik berisi penuh sampah.
Raut ketakutan mulai tercetak di wajah wanita itu. Segera ia letakan kantong sampah itu ke dalam bak dekat tiang lampu merkuri tempat Alan berdiri dan bergegas kembali masuk kedalam rumah. Meninggalkan Alan yang tetap dalam kebisuan.
Sebuah mobil tiba-tiba berhenti didepan Alan. Meski sang pengemudi tidak menurunkan kaca mobil, Alan tau bahwa ia harus menaiki mobil ini.
Mutia berusaha menahan bibirnya untuk tidak berkata apapun ketika Alan memandangi dirinya yang fokus menyetir. Bahkan ketika sudah berada dikamar dan Alan berusaha menjelaskan semua, Mutia lebih memilih segera tidur dan tidak ingin membahasnya.
Sakit hati? Wanita mana yang tidak sakit hati ketika membututi suaminya yang belum pulang ternyata malah berdiri dibawah tiang lampu merkuri yang ada didepan rumah mantan kekasihnya. Apalagi ini Kevin, lelaki yang sudah memiliki istri. Istrinya bahkan sekarang sedang mengandung anak pertama mereka.
Untung saja tadi istri Kevin yang keluar. Jika tadi Kevin yang keluar dan kembali berbincang dengan Alan, Mutia yang ada dalam mobil mengawasi dari jauh sudah tidak tau harus berbuat apa.
Sudah setahun mereka menikah. Dengan segala perhatian dan pengorbanan yang dilakukan, Mutia selalu berharap Alan akan melupakan Kevin dan menoleh padanya. Nyatanya sampai sekarang usahanya sia-sia.
Apa yang sebenarnya diharapkan Alan? Ingin selalu bersama Kevin?! Masih cinta sama Kevin!
Mutia sudah tidak ingin tau apa yang tengah suaminya itu harapankan sampai kembali menguntit Kevin didepan rumahnya. Padahal sudah hampir tiga bulan ini Alan tidak melakukannya. Biasanya Alan tidak menguntit sedekat itu.
Alan ternyata lebih introvert dari yang Mutia duga, hasil stalkernya selama ini tidak berguna. Seperempat abad umurnya mengenal Alan, ketika sudah menjadi istrinya Mutia baru tau serapuh dan sebobrok apa lelaki idamannya ini.
***
BREAKING NEWS
Aktor berinisial AR secara diam-diam menemui seorang wanita yang sedang hamil. AR merupakan anak tunggal dari salah satu pengusaha tambang timah. Belum lama ini AR sudah mempersunting seorang wanita non seleb berinisial MK yang merupakan salah satu staff di agensi managementnya. Lalu siapakah wanita non seleb lain yang sedang hamil yang ditemuinya secara diam-diam itu?
06.00 AM
Mutia menghela nafas panjang setelah melihat postingan terbaru akun gosip Instagram @lambe_lamis. Beberapa menit kemudian, #AlanRedflag mengema, menduduki peringkat 1 di aplikasi X. Foto istri Kevin berhadapan dengan Alan yang terlihat memakai hodie hitam dan muka ditutupi masker tadi malam dibawah tiang lampu merkuri sukses mengemparkan dunia maya pagi ini.
Ponsel Mutia diatas nakas terlihat terus bergetar. Notifikasi sosial media hingga telepon dan chat bermunculan tanpa henti. Mutia matikan ponselnya. TV dia nyalakan, dan langsung dia matikan karena isinya sama saja.
Didepan cermin Alan dengan santai mencukur bulu halus yang mulai muncul di area sekitar mulut dan dagunya. Seperti tidak ada apapun, Mutia geregetan dibuatnya.
Ketika Farel datang membombardir Alan dengan pertanyaan tentang skandalnya, suaminya itu hanya terkekeh. Mengoles tambahan selai kacang yang malah Alan lakukan pada roti yang disantapnya.
"Lan, ini nggak becanda! Semua pada nanya ke aku, nuntut kejelasan. Sebagai manager kamu, aku harus tau siapa wanita itu? Seenggaknya aku bisa satu suara sama kamu saat ditanya vendor dan wartawan, Please!" Muka Farel memelas.
"Aku beneran rel, aku nggak kenal wanita itu. Ada Mutia juga tadi malam sama aku disana. Kalau nggak percaya tanya Mutia. Iya, kan sayang!?" lemparnya begitu saja.
Tatapan Farel beralih menguliti Mutia yang otomatis harus memutar otak, "Alan tadi malam habis jogging. Minta ku jemput, kebetulan nunggu disitu. Terus wanita itu keluar buang sampah depan rumah negur dia karena udah lama banget dia berdiri disitu nungguin jemputanku."
"Jogging pake hodie dan masker? Really?!", dahi Farel mengeryit.
"You knows, fashion Alan emang random. Udah rel, lebih baik kita fokus segera selesaikan ini dengan bantuan Pak Yuda. Kasihan wanita itu lagi hamil juga, takutnya diserang fansnya Alan. Lagian aku kenal sama suami wanita itu! Namanya Kevin, Micheal Kevin." tandas Mutia sembari melirik Alan.
"Wait, ku send ke kamu nomornya! Nanti kamu tinggal hubungi aja suaminya buat bicara lebih lanjut!" imbuh Mutia untuk menenangkan hati Farel. Mata Alan kontan terbelalak.
"Kamu bisa kenal dan dapat nomor Kevin dari mana?" kalimat tanya itu yang pertama meluncur dari mulut Alan untuk Mutia saat Farel sudah pulang.
Mutia yang masih enggan bicara dengan Alan hanya mengedikan kedua bahunya. Beranjak dari ruang makan yang kemudian Mutia lakukan. Muka Alan memerah, sungguh dia tidak akan melepaskan wanita itu sebelum membuka mulutnya.
Mutia kembali menscroll berita skandal Alan melalui second account-nya. Tidak habis pikir dengan paparazi yang malam itu menguntit Alan. Memotret dengan angel sembarangan dan menulis berita seenak jidat yang menimbulkan spekulasi Alan menghamili wanita lain diluar nikah. Nama Mutia ikut terseret, para fans Alan menuduh dirinya istri yang tidak becus mengurus suami sampai Alan menjadi seperti itu.
Apa tidak ada paparazi atau netizen pintar di negara ini? Bikin gosip dan asal ketik sana sini tanpa akal. Padahal fakta tentang Alan homo lebih masuk akal bila digali. Mutia menyayangkan kesembronoan warga +62 yang menyebarkan hoax di sosmed.
Baru kali ini Alan terlibat skandal.
Mutia yang akan keluar mengurungkan niatnya menyaksikan para wartawan berbaur fans Alan berbaris didepan gerbang rumah menanti bahan gunjingan yang akan mereka sebarkan di dunia maya.
Remasan di lengan kiri Mutia, mengalihkan atensinya dari pemandangan luar jendela. Alan yang berdiri disisi kirinya makin mempererat cengkramannya.
"Ahh.. sakit Lan, lepasinnn" rintih Mutia.
Alan menarik tubuh Mutia dalam pelukannya, "Sorry, sebenernya aku nggak mau ngelakuin ini, tapi kamu sudah melewati batas, sayang. Please tell me the truth, how you get contact him?"
Ini sudah keterlaluan bagi Mutia. Alan mulai berani main kasar hanya demi menuntut kejelasan tentang dirinya yang memiliki kontak Kevin.
"Lepasin dulu banci! Baru aku mau ngomong soal itu." maki Mutia, sebuah tamparan melesat menghantam pipi kanan Mutia.
Air mata Mutia menetes. Tubuh Alan bergetar, dia tidak bermaksud menampar Mutia. Menurutnya Mutia sudah keterlaluan mengatai dia banci."Sorry, aku—"
Plakkk. Mutia balik menamparnya.
Untuk pertama kali Alan melihat tatapan jijik dari sorot mata Mutia. Langkah kaki wanita itu dengan cepat berlalu menjauhinya. Saat punggung Mutia benar-benar hilang, jantung Alan terasa sakit entah mengapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUDAR
RomanceBertahun-tahun Mutia menyimpan rasa untuk Alan. Penantiannya membuahkan hasil dengan Alan menjadi suaminya. Mutia tidak peduli meski cinta Alan bukan miliknya. Alan pria idamannya dan akan selalu menjadi milik Mutia. Rasa untuk Alan sudah bukan lagi...