12

11 0 0
                                    

Prakkkk

Alan pecahkan piring dihadapannya, ia merasa sudah muak dikurung seperti ini. "Biarkan aku pergi, Ma! Aku sangat mencintai Aisyah."

Ruang makan menjadi hening. Meriam Belina yang tengah makan ikut menghentikan tangannya menyendok, matanya menatap Alan tajam.

"Jika Mama bilang tidak, yah tidak! Kamu mau jadi anak durhaka?" bentak Meriam Belina, "Apa hebatnya sih wanita kampungan itu sampai kamu jadi kurang ajar begini."

"Untuk kali ini maafkan aku, Ma! Aisyah dalam bahaya dan aku harus segera menyelamatkannya." Melihat pengawal yang berjajar menghalanginya untuk keluar dari ruang makan, Alan nekat meloncat dari jendela lantai dua untuk bisa kabur dan menyelamatkan nyawa Aisyah.

Begitu Alan meloncat dari jendela, Meriam Belina berteriak mengucapkan sumpah serapah, "Dasar anak durhaka! Mama do'ain kamu gagal nyelametin wanita kampungan itu. Semoga wanita kampungan itu mati!" kamera menyorot mendekat, menampakan ekspresi antagonis Meriam Belina agar terlihat lebih jelas. Namun sayangnya, boom pole kurang terangkat keatas sehingga ikut masuk kedalam frame.

"NG!" teriak Doni Damara yang menjadi sutradara dalam sinetron 'Aku Lelakimu' ini. "Ayo fokus, sekali lagi! Habis itu kita break."

Alan yang sudah turun ke lantai satu mengunakan troli, kembali lagi ke lantai dua untuk mengulang pengambilan adengan barusan. Beberapa kru langsung berjongkok mengunakan sarung tangan plastik untuk membereskan pecahan piring di adegan sebelumnya.

"Semangat! Kita pasti bisa." ujar Meriam Belina menyemangati Alan yang tampak lesu dengan pengambilan adengan yang harus diulang.

Saat piring baru yang siap Alan pecahkan telah hadir diatas meja makan. Doni Damara langsung berteriak, "Siap semua. Kamera rolling, action!"

Praaakkkkkk

Alan pecahkan piring dihadapannya dengan sekuat tenaga, ia merasa sudah muak dikurung seperti ini. "Biarkan aku pergi, Ma! Aku sangat mencintai Aisyah."

Ruang makan menjadi hening. Meriam Belina menghentikan tangannya menyendok makanan yang ada dihadapannya. Matanya menatap Alan tajam, amarah sudah tidak bisa ia tahan.

"Jika Mama bilang tidak, yah tidak! Kamu mau jadi anak durhaka?" bentak Meriam Belina, "Apa hebatnya sih wanita kampungan itu sampai kamu jadi kurang ajar begini."

"Untuk kali ini maafkan aku, Ma! Aisyah dalam bahaya dan aku harus segera menyelamatkannya."

Pengawal segera berjajar menghalangi Alan yang akan keluar dari ruang makan. Tak kehilangan akal, Alan nekat meloncat dari jendela lantai dua untuk bisa kabur dan menyelamatkan nyawa Aisyah.

Begitu Alan meloncat dari jendela, Meriam Belina berlari ke arah jendela dan melonggokan kepala keluar jendela sembari berteriak mengucapkan sumpah serapah, "Dasar anak durhaka! Mama do'ain kamu gagal nyelametin wanita kampungan itu. Semoga wanita kampungan itu mati!"

Kamera menyorot amarah yang membuncah di wajah Meriam Belina untuk beberapa saat dan, "Cuttt.." teriak Doni Damara.

"Istirahat disekitar sini saja, masih ada sepuluh adegan lagi yang belum kita take. Nanti kumpul lagi jam 7 malam." pesan Doni Damara, seluruh kru dan para pemain langsung bubar untuk beristirahat.

Saat Mutia tiba di lokasi syuting sesuai janjinya pada Farel, terlihat lelaki berkaca mata itu tengah duduk disamping Alan sembari mengipasinya dengan kipas portabel.

"Istriku tercinta sudah datang. Ayo sini kemari, sayang!" panggil Alan dengan suara manja. Para mata disekitarnya tengah memperhatikan interaksi itu, maka dari itu Mutia tidak mau kalah manja dari Alan.

Mutia langsung duduk dipangkuan Alan, dan menyandarkan kepalanya di dada Alan. Tidak ingin menganggu, Farel menyingkir keluar untuk merokok.

"Aku kangen banget sama kamu." ujar Mutia, tangannya bergerilya mengusap rambut Alan. Meski risih, Alan tetap tersenyum sembari balas mengelus puncak kepala Mutia dan menciumnya.

Interaksi yang dipertontonkan secara umum itu sukses membuat seluruh kru sinetron 'Aku Lelakimu' pada baper, terutama para kru wanita langsung pada update status di sosial media masing - masing tentang moment mesra Alan bersama istrinya saat break di lokasi syuting.

Kemesraan palsu yang diciptakan Alan dan Mutia tiba saja teralihkan dengan datangnya food truck yang dikirimkan ke lokasi syuting oleh Anya Geraldine, lawan main Alan dalam sinetron ini. Seluruh kru langsung berebut antrian untuk mengambil makanan dan minuman yang disediakan food truck bergambar foto Anya Geraldine mengedipkan sebelah mata tersebut.

"Pulanglah! Tidak baik ibu hamil keluyuran." bisik Alan di telinga Mutia.

Mutia sama sekali tidak beranjak, ia malah melakukan siaran live di Instagramnya untuk menunjukan apa yang terjadi di lokasi syuting Alan. Alan sangat mengenal Mutia, dia tau bahwa gadis itu bukanlah orang yang aktif di sosial media. Alan membiarkan Mutia berbuat semaunya, dia tau bahwa gadis itu kini sedang marah setelah dia mencoba mengusirnya.

"Kak Mutia apa kabar?" sapa Anya Geraldine yang ikut nimbrung melihat Mutia live Instagram.

"Baik, kamu gimana kabarnya?" Mutia menyambut pelukan Anya Geraldine padanya.

"Seperti yang kakak lihat, aku sangat bersemangat! Sinetron ini harus dapat rating tertinggi di setiap penayangannya." Anya Geraldine memanggil asistennya untuk menawari Mutia dan Alan makanan yang disediakan di food truck miliknya.

Mutia memesan sandwich dan jus alpukat. Eli Yanti selaku penulis naskah sinetron 'Aku Lelakimu' mendekat untuk bergabung di meja tempat Mutia dan Anya Geraldine berbincang.

Alan yang tidak memesan apapun memilih pergi mencari keberadaan Farel yang tengah merokok diluar sekitar area lokasi syuting. Mengambil duduk tepat disamping Farel, Alan mengeluarkan koreknya dan meminta sebatang rokok dari bungkus rokok Farel.

Sore itu jalanan terlihat begitu ramai. Kendaraan semakin rapat berdesakan menyusuri sepanjang jalan depan rumah bertingkat tiga yang menjadi lokasi syuting ini. Memandanginya sembari mengepulkan asap cukup menetralkan pikiran Alan.

"Sejak Mutia hamil, aku lihat kamu makin dingin memperlakukannya." ujar Farel membuka obrolan.

"Aku hanya merasa belum siap menjadi seorang ayah." Alan membuka botol Sprite yang ada di meja dan meminumnya.

Farel lepas kacamatanya, dan mengepulkan asap hisapannya perlahan. "Dulu aku juga pernah ngerasa begitu saat awal Shanti hamil, apalagi waktu itu kamu tiap hari ngajak aku dugem. Tapi saat anakku udah lahir, semua keraguan terasa kebayar gitu aja. Ada kehidupan baru yang perlu aku rawat dan perjuangkan."

Alan tidak tau harus menanggapi apa dari omongan Farel barusan. Ingin sekali ia mengungkapkan apa yang sebenarnya tengah ia rasakan. Seperti rasa cemburunya saat melihat Kevin yang terlihat bahagia hidup bersama Tika. Penolakan Kevin saat diajaknya bertemu berdua untuk sekedar mengobrol hingga berujung Kevin memblokir nomernya. Papanya yang lancang menyogok Kevin agar mau menjadi kakak tiri palsunya untuk menyelamatkan karirnya dan menepis rumor yang beredar.

Ditambah Mutia yang tiba saja hamil entah dengan siapa. Hati Alan terasa sakit entah mengapa. Padahal Alan tidak mencintai Mutia, tapi dia merasa seperti seseorang yang dikhianati. Ini bahkan lebih sakit daripada saat Kevin meninggalkannya untuk menikahi Tika.

Alan benar - benar dibuat galau dengan semua kerandoman yang terjadi pada hidupnya akhir - akhir ini. Mengingat ekspresi jijik Farel saat sempat mengetahui dirinya penyuka sesama jenis, mengurungkan niat Alan untuk membagi konflik yang tengah melanda hatinya.

PUDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang