180° change

99 13 1
                                    

Brice adalah salah satu dari asisten yang paling patuh dan setia dari yang lainnya bagi Alex. Itu di mulai dari 5 tahun yang lalu, ketika Alex masih menjadi pelajar di luar negri, ia tanpa sadar telah menyelamatkan Brice dari masalahnya. Pada masa itu, Brice merupakan mantan detektif yang di berhentikan karena masalah persaingan, pada saat itu ia bekerja sebagai pramusaji di sebuah rumah makan siap saji. Selang beberapa tahun keuangannya kian memburuk dan dia terlilit hutang besar. Bahkan tak jarang Brice selalu di datangi oleh Debt collector yang muncul setiap ia bekerja di sana.

Ancaman dari mereka semakin serius, hingga Brice mencapai pada titik putus asanya. Mereka mengancam akan membunuhnya jika utang nya tidak segera di lunasi. Dalam keadaan yang putus asa itu, Brice hanya bisa tunduk pada tekanan tersebut dan menerima tawaran apapun dengan imbalan itu dapat membuatnya tetap hidup, bahkan jika itu berarti ia harus masuk ke dalam mobil mereka. Saat itu, ia merasa itu adalah satu-satunya jalan keluar.

Beberapa jam kemudian Brice terbangun dari pingsannya, tidak tahu apa penyebab ia tak sadarkan diri. Kepala Brice di tutupi oleh kain hitam dan ia secara tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Karena penampilan Brice yang sangat menarik, mereka berencana untuk menjualnya ke seorang mucikari Male Bottom untuk sementara waktu, sebelum kemudian menjualnya kepada pihak yang mungkin akan membunuhnya untuk di ambil organ tubuhnya.

Ketika ia mendengar rencana mengerikan itu, kepanikan melanda seluruh tubuh Brice. Dalam situasi ini, ia dengan cepat berusaha menemukan cara untuk melarikan diri dari tempat yang hampir menjadi tempat kematiannya. Dengan sedikit pengetahuannya pada kriminal, ia dengan cukup cepat bisa melarikan diri untuk sementara waktu, ia baru sadar ternyata ia sudah berada di wilayah entah berantah, yang ia tahu ia sudah ada di negara asing, terlihat dari papan reklame yang terpampang dengan bahasa universal inggrisb. ia tahu pelariannya itu hanya sementara. Mereka pasti akan mengejarnya, mereka ternyata ada banyak dan hampir menguasai wilayah itu.

Brice terus berusaha dengan segala tenaga yang ia miliki untuk melarikan diri. Ia berlari tanpa henti di negara asing ini. Sepatunya sobek, kakinya berdarah, dan seluruh tubuhnya terasa pegal karena berlari sepanjang malam hingga malam selanjutnya. Brice bahkan tidak berani beristirahat terlalu lama, menyadari bahwa ia masih dalam jangkauan mereka. Meskipun ia berhasil melarikan diri dari kejaran mereka, ia tetap merasa tidak aman dan berusaha berlari terus menerus.

Akhirnya, ia berhasil mencapai jalan arteri. Dengan putus asa, ia memutuskan untuk menghentikan mobil yang sedang melintas, meskipun sebagian besar orang di dalamnya terburu-buru dan menghindarinya.

Beruntung, pada saat ia hampir putus asa karena kelelahan, ia di selamatkan Alex. Alex membawa Brice pulang dan dengan cepat memerintahkan para pelayan untuk menjaganya, memberikan perlindungan yang sangat di butuhkan oleh Brice.

Sejak saat itulah Brice bersumpah untuk mengabdikan hidupnya pada Alex, berjanji akan setia. Dengan badan yang proposional, Alex akhirnya menjadikan Brice sebagai asisten pribadinya (bodyguard) Meskipun pada saat itu Alex masih berstatus pelajar dan belum membutuhkan asisten pribadi.

Pada saat Alex sudah menuntaskan studinya, ia memutuskan untuk pulang ke negara asalnya dengan membawa Brice sebagai asistennya. Brice dengan penuh antusiasme menjalankan tugasnya, dan sebagai imbalannya, Alex memperlakukannya dengan baik. Brice mendapatkan gaji dan tempat tinggal yang sangat layak.

Malam tadi, Brice mendapat panggilan darurat. Ia di panggil untuk menjemput Alex yang telah selamat dari kecelakaan mobil. Setelah pemeriksaan dokter, beruntungnya Alex hanya di diagnosa dengan kelemahan fisik yang memerlukan perawatan lebih lanjut. Setelah mendapatkan berita tersebut,bbrice segera menghubungi Mr. Diaz dan Mrs. Diaz untuk mengabarkan kondisi terkini dari Alex, tetapi mereka memberitahu Brice bahwa mereka sudah terlalu sering mendengar berita seperti itu, dan itu sudah tidak terlalu membuat mereka terkejut. Asalkan lukanya tidak parah mereka tidak selalu mengkhawatirkan nya.

Brice merasa ragu sejenak sebelum akhirnya mengajukan pertanyaan, "Tuan Alex, apakah anda yakin tidak ingin saya memberi tahu tuan Henry?"

Alex, dengan mata yang terpejam, merespon dengan tegas, "Tidak perlu."

***

Henry pergi ke perusahaan dengan perasaan yang hampir acuh tak acuh, tanpa memperdulikan apakah Alex sudah tiba di kantornya atau belum. Saat Henry makan siang dengan rekan-rekannya, ia mendengar kabar bahwa Alex mengambil cuti untuk hari ini. Semua orang berasumsi bahwa perjalanan bisnis telah sangat melelahkan bagi atasannya itu, dan dia memutuskan untuk mengambil satu hari libur di rumah untuk beristirahat.

Namun hanya Henry lah yang tahu faktanya bahwa Alex sebenarnya tidak ada di rumah. Pikirannya muali bertanya-tanya "dimana Alex berada". Meskipun Alex seharusnya tinggal di rumah untuk beristirahat, namun kenyataannya, Alex tidak ada di sana. Tapi meskipun Henry penasaran, ia merasa tidak perlu memikirkannya lebih lanjut, karena pada kenyataanya, keduanya tidak memiliki tanggung jawab satu sama lain. Secara resmi, Alex adalah 'suaminya', tetapi dalam prakteknya, hubungan mereka sangat berbeda.

Baru saja saat pergantian shift, Henry mendengar kabar bahwa Alex telah tiba di kantor dan memanggil semua orang ke ruang pertemuan untuk sebuah rapat mendesak.

Saat Henry memasuki ruangan rapat itu, ia melihat Alex yang sedang duduk di ujung paling depan ruangan dengan penampilan yang tetap anggun, sibuk dengan tumpukan dokumen yang tersebar di atas meja. Alex tampak sama sekali tidak terganggu oleh kedatangan para karyawannya yang masuk ke dalam ruangan.

Alex mungkin terlihat agak cuek, dan menunjukan bahwa dia adalah seseorang yang tak tergoyahkan meskipun dalam kondisi tubuh yang kurang fit. Selama pertemuan berlangsung, Alex terlihat sering menyentuh kepalanya beberapa kali, matanya terlihat berat, dan dia kesulitan untuk membaca dokumen yang ada di hadapannya. Namun, ia teerlihat tetap berusaha untuk tetap tenang dan profesional untuk melanjutkan pertemuan itu dengan baik.

Setelah pertemuan selesai, semua orang mulai menjalankan tugas mereka masing-masing. Beberapa karyawan dipilih untuk pergi ke Australia dalam rangka melanjutkan perjalanan bisnis yang tertunda kemarin, semuanya telah di atur dengan semangat baik. Alex hampir tidak mampu menghadapi semua ini sendirian, namun ia tetap berusaha untuk menjalankannya dengan baik, sesuai tanggung jawabnya.

Alex berangsur bangkit dari kursinya, seolah-olah semua energinya telah di serap oleh sesuatu. Ia terhutung-huyung dan hampir terjatuh, syukur ada Brice yang datang membantunya sebelum akhirnya ia bisa berdiri kembali.

Sementara itu, Henry yang sudah keluar dari ruangan itu segera menuju ke mejanya untuk merapihkan barang-barangnya dan segera pulang. Pada saat di koridor kantor, ia tanpa sengaja melewati ruang pertemuan tadi dan terkejut melihat Alex dengan keadaan seperti itu dari sebuah jendela. Meskipun ia hanyalah berstatus karyawan biasa di kantornya, tetapi ia adalah istri dari CEO perusahaannya itu, dan itu bukan wajib lagi tapi harus untuk membantu pasangannya. Dengan cepat, ia berlari menuju ke arah Alex dan Brice, siap memberikan bantuan yang di perlukan.

ENMESHED (RWRB AU Version) / On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang