Bab 1

9.6K 460 3
                                    

Sekolah Menengah Atas "Prime Academy" selalu menjadi pusat perhatian. Murid-murid yang sekolah di sana merupakan anak-anak yang cerdas dan berbakat serta berasal dari keluarga dengan latar belakang yang tidak dapat diremehkan. Salah satu dari mereka adalah Aria Seraphina Suryadinata atau yang biasa dipanggil Aria oleh teman-temannya.

Aria adalah sosok gadis SMA yang mampu menarik perhatian semua orang yang memandangnya. Terlahir dari keluarga kaya raya dengan kecantikan yang memukau dan aura yang menawan, dia seolah-olah lahir untuk menjadi pusat perhatian-dan dia suka itu. Kulitnya yang bersih dan cerah, ditambah dengan mata cokelat gelap yang tajam dan rambut panjang yang selalu tertata rapi, menciptakan kesan anggun dan menawan.

Selain penampilannya yang menarik, Aria juga dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berbakat. Prestasinya di sekolah membuatnya selalu berada di jajaran teratas, dan kemampuan akademisnya seringkali membuat teman-temannya terkagum-kagum. Di luar akademik, Aria juga unggul dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dari musik hingga olahraga, menunjukkan betapa serbagunanya dia.

Meski banyak yang berpikir dia sulit didekati dan dingin, sebenarnya Aria memiliki sisi lain yang jarang terlihat. Ketika seseorang berhasil mendekatinya, dia bisa sangat bawel dan sering kali bersikap lucu dan acak. Kesan dingin yang dimilikinya hanyalah lapisan luar. Ketika dia sudah merasa nyaman terhadap seseorang, dia tidak ragu untuk menunjukkan sisi lembut dan manja yang jarang dilihat oleh orang lain.

Tetapi, tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kekurangan dari Aria adalah dia sangat sangat sangaaat keras kepala. Dia tidak akan pernah menyerah hingga mendapatkan apapun yang dia inginkan. I want it, I got it adalah kalimat yang telah tertanam dalam otaknya sejak kecil. Gagal dan kalah adalah dua kata yang belum pernah digunakan saat mendeskripsikan hidupnya, hal tersebut sebanding dengan usahanya selama ini. Aria menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempelajari hal-hal yang kiranya akan berguna bagi masa depannya disaat anak-anak seusianya memilih untuk meluangkan banyak waktu mereka untuk bermain.

.

Hari itu, bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Aria masih duduk di kelas dengan tenang, sibuk mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya. Mereka tengah membahas tugas terakhir mereka sebagai siswa kelas dua SMA sebelum naik kelas tiga yang akan dipresentasikan minggu depan.

"Ayo teman-teman, kita selesaikan bagian presentasi ini dulu" kata Aria, mengambil alih diskusi dengan sikap tegasnya. Teman-temannya mengangguk setuju, terbiasa dengan kepemimpinan Aria yang menurut mereka sangat membantu cepatnya proses penyelesaian tugas mereka.

Setelah bekerja selama beberapa jam, mereka akhirnya menyelesaikan tugas mereka. "Kerja bagus, semuanya!" seru Aria.

.

"Ri, lo udah selesai baca novel yang kita beli minggu lalu?" tanya Dinda, salah satu teman Aria. Mereka berdua berjalan beriringan dari kelas menuju gerbang sekolah tempat mereka biasanya menunggu jemputan masing-masing.

"Belum, baru baca dikit aja ceritanya udah ngebosenin" Kata Aria.

"Yeee kan gue udah ngasih tau lo kemarin. Gue udah pernah baca tu novel dan ceritanya biasa ajaa. Lo sih ngeyel" balas Dinda.

"Selera kita kan beda, kirain biasa ajanya itu menurut lo doang. Tau gitu gu-eh supir gue udah datang, gue duluan yaaa" Pamit Aria sambil berlari kecil menuju mobil jemputannya.

"Dih tu anak, ngobrolnya belum selesai juga." Ucap Dinda sambil mendelikkan mata.

.

Setibanya di rumah, Aria tidak menemukan siapapun. Seperti biasanya, orang tuanya mungkin masih di luar sibuk bertemu dengan kolega-kolega bisnis mereka. Aria langsung menuju kamarnya dan membersihkan diri. Sebelum berbaring di tempat tidurnya, dia meraih sebuah novel dari rak buku di sebelahnya.

Novel yang dia ambil merupakan salah satu dari banyaknya koleksi novel yang dia punya. Novel yang tadi dia gibahkan bersama Dinda.

-----

Novel Ambisi dan Kasih di Sekolah menceritakan perjalanan hidup seorang gadis bernama Natalia Kirana Dewanta dan Orion Blaze Pranata. Setelah kehilangan kedua orang tuanya, Natalia memulai kehidupan barunya dengan tinggal bersama teman dekat orang tuanya yaitu keluarga Marcellino yang dengan tulus membantu karena dia sudah tidak memiliki siapa pun lagi.

Di lingkungan barunya, Natalia bertemu dengan Orion, seorang pria yang sifatnya sangat sulit ditebak. Takdir terus mempertemukan mereka, membuat Natalia semakin tertarik pada Orion. Peristiwa demi peristiwa yang mereka alami bersama dan frekuensi pertemuan yang tinggi membuat Orion perlahan-lahan juga jatuh cinta pada Natalia.

Di dalam novel ini juga terdapat intrik persaingan antara karakter utama dan beberapa tokoh lainnya. Orion dkk sering bersaing dengan Xavier Arya Devandra dkk dalam segala hal, baik akademik maupun non-akademik, di dalam maupun di luar sekolah.

Natalia juga harus menghadapi persaingan dengan Elena Nova Devandra, adik Xavier, yang merasa posisinya sebagai ratu sekolah terancam dengan kedatangan Natalia. Elena tidak bersaing untuk memperebutkan Orion dari Natalia. Menurutnya, Orion hanya seseorang dengan sifat menyebalkan yang memiliki tampang sedikit, saaaangat sedikit diatas rata-rata. Elena bahkan berpikir bahwa selama hidupnya di muka bumi ini, dia belum pernah bertemu denga pria yang lebih tampan daripada ayah dan kakaknya, Xavier.

Kisah asrama Natalia dan Orion juga diuji dengan kehadiran beberapa tokoh sampingan yang muncul hanya saat konflik terjadi dan menghilang begitu konflik tersebut selesai. Berbeda dengan Xavier dan Elena yang merupakan tokoh penting dalam cerita, serta beberapa teman dekat mereka yang selalu ada di sekitar mereka.

Aria pernah secara tidak sengaja mendengar spoiler akhir novel ini dari Dinda. Dinda mengatakan bahwa novel ini berakhir saat semua tokoh lulus SMA. Hubungan antara tokoh utama dengan tokoh-tokoh penting seperti Xavier dan Elena tidak mengalami perkembangan. Bahkan hingga akhir cerita, mereka tetap tidak berdamai dan hanya memilih melanjutkan kehidupan mereka masing-masing di tempat mereka kuliah. Hubungan antara pemeran utama, Natalia dan Orion, tetap berlanjut bahkan ketika mereka sudah kuliah.

Tipikal novel yang tidak menarik karena tidak memiliki plot twist sama sekali, menurutnya.

-----

"Huh, novel ini benar-benar membosankan" keluh Aria sambil membolak-balik halaman novel yang baru dibacanya setengah. "Tapi, yah, daripada bengong" ucapnya lagi.

Aria mulai membaca lagi, berharap ada sesuatu yang menarik di sisa cerita. Namun, matanya mulai berat dan rasa kantuk datang tak terelakkan. "Kalo novel ini gak bisa bikin gue tertarik, setidaknya bisa bikin gue ngantuk" pikir Aria sambil meletakkan novel disamping tempat tidurnya dan menarik selimut. Dalam beberapa detik dia sudah terlelap, bermimpi tentang novel yang lebih seru.


BERSAMBUNG

Jangan lupa votenya yaaaa

Bukan FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang