Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❛❛Cinta pertama seorang anak adalah, orangtua❜❜
Masih menceritakan masalalu Lee Minhyung ya. Happy reading <3
***
"Detektif baru saja menyelidiki kasus ini, dari rekaman cctv di salah satu rumah warga, dua laki-laki yang adalah perampok dan sepertinya sang korban—Lee Minjeong (ibu dari Lee Yo-Seok)—memberontak. Salah satu perampok awalnya menusuk di perut korban tapi karena terus berteriak meminta pertolongan si perampok pun menusuk di ulu hati korban agar tidak terus berteriak."
Memejamkan matanya berusaha menahan rasa sedih, rasanya laki-laki itu ingin mengakhiri hidupnya. Terlalu bodoh tidak becus menjaga mendiang sang ibu, apa dirinya pun tidak bisa menjaga dirinya sendiri?
"Eomma ottoke?" Bergumam. Hari-hari nya penuh dengan kesedihan tetapi setidaknya dulu, dulu masih ada ibunya yang menghibur setidaknya Lee Yo-Seok masih bisa tersenyum, tetapi saat ini dan seterusnya? Bagaimana? Apa dia bisa bertahan?
Tanpa seorang ibu...
"Kau lelah?"
Suara berat juga serak membuat Yo-Seok membuka matanya yang semula terpejam. Menengok kebelakang melihat siapa si pemilik suara.
"S-siapa, kau!?" Bingung Yo-Seok.
"Kwon Bam-so." Pria di belakang menjawab dengan senyuman tipis, Yo-Seok mengernyit heran. Siapa pria berumur di belakangnya ini?
Baiklah, Yo-Seok memang jarang melihat sosmed ataupun televisi, hari-hari Yo-Seok hanya di isi dengan sekolah, dibully, pulang, belajar dan terus terulang seperti itu. Menyentuh handphone saja jarang.
"Kau tidak mengenali ku?, baiklah itu tidak penting sih, mmm," Kwon Bam-so mengoceh sendiri, Lee Yo-Seok tidak membalas sama sekali, anak yang masih berseragam sekolah hanya menatap Kwon Bam-so dengan heran.
"Kau seperti habis di bully," Kwon Bam-so menebak, Yo-Seok mengangguk kecil untuk respon.
Kwon Bam-so berjalan santai kearah nya, duduk di kursi kayu yang sama dengannya lalu tertawa kecil entah tidak ada yang lucu, apa pria ini ingin mengejek Lee Yo-Seok?.
"Aku punya tawaran bagus untuk mu nak," Kwon Bam-so menatap wajah penuh luka Yo-Seok.
"Tidak minat —"
"Kau ingin balas dendam pada anak-anak yang sudah membully mu, kan?" kalah telak! Yo-Seok terdiam cukup lama memikirkan ucapan si pria di samping.
"Tidak." —Yo-Seok.
"Kau yakin? Apa kau tidak ingin membalas semua perbuatan kejam mereka, kau ingin di pandang lemah selalu? Kau ingin selama hidup mu selalu di —"
"Aku lemah! Apa kau sedang mengejek ku? Kau tidak tahu apapun!"
"Yaya, baiklah kau mudah emosi ya," di akhiri kekehan Kwon Bam-so.