09

82 19 0
                                    

" He respects my space
And never makes me wait
And he calls exactly when he says he will "

- - -

"Aku berangkat dulu ya. Kamu istirahat. Kalau ada apa-apa, telepon aku ya. Kalau nggak ada apa-apa, aku telepon kamu." Ucapan Jeffrey membuat Jesslyn tersenyum. Laki-laki itu tidak lupa mengecup kening kekasihnya sebelum berangkat ke kantor dengan sangat berat hati.

Sampai saat ini, Jeffrey belum juga tahu tentang apa yang terjadi pada Jesslyn kemarin. Saat perempuan itu bangun dari tidurnya, Jesslyn berteriak memanggil nama Jeffrey dan segera memeluk tubuhnya sambil menangis lagi. Jeffrey tidak tega untuk lebih menanyainya, karena ia tidak ingin Jesslyn sedih lagi. Jadi laki-laki itu menunggu untuk Jesslyn yang lebih dulu memulai untuk menjelaskannya. Jeffrey yakin tidak lama, Jesslyn hanya butuh waktu sebentar untuk menenangkan dirinya.

Jesslyn berjalan kembali kekamarnya, merebahkan dirinya di ranjang. Ia diam sambil memandang langit-langit kamar. Memutar kembali apa yang terjadi kemarin saat ia, mungkin, diselamatkan oleh Jonathan.

Jesslyn benar-benar tidak melihat wajah dari orang yang telah menyelamatkannya. Tapi jika mendengar dari suara dan aroma orang itu, Jesslyn yakin kalau itu Jonathan.

Entah kenapa hatinya resah memikirkan bahwa ia bertemu dengan Jonathan, lagi, setelah dua tahun mereka tidak pernah bertemu. Tubuhnya yang gemetar kemarin menandakan bahwa masih ada perasaan takut di diri Jesslyn saat berhadapan dengan Jonathan.

Jesslyn memang sudah memaafkan semua perbuatan Jonathan, tapi untuk melupakan apa yang pernah terjadi? Sangat sulit.

Bel pintu apartment Jesslyn membuat perempuan itu bangkit dari tidurnya untuk membuka pintu. Mungkin kurir makanan yang dipesankan Jeffrey, pikir Jesslyn.

Benar saja, seorang laki-laki dengan jaket hijau sedang memegang dua kotak ukuran large pizza.

"Terimakasih." Ucap Jeffrey yang tiba-tiba saja muncul lagi, padahal baru 20 menit ia berpamitan untuk bekerja.

"Kenapa, Jeff? Ada yang ketinggalan?" Tanya Jesslyn.

Jeffrey menggeleng, membuat Jesslyn mengernyit bingung. "Kangen."

Jawaban dari Jeffrey membuat Jesslyn terkekeh. Ia tahu kalau Jeffrey sedang khawatir terhadap dirinya dan tidak mau meninggalkan Jesslyn sendirian saat ini.

Tapi Jeffrey benar, Jesslyn sedang tidak ingin sendirian saat ini. Jadi dengan senang hati, Jesslyn merentangkan tangannya yang segera diisi oleh tubuh jangkung kekasihnya.

- - -

The Way I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang