16

63 16 0
                                    

"Let's start over." Jesslyn mengusap pipi Jonathan dengan lembut. "Let's start over dengan kehidupan kita masing-masing."

Jonathan memejamkan matanya, merasakan hatinya yang mungkin saat ini sudah hancur tak bersisa.

"Kita jalanin hidup kita masing-masing dengan orang yang kita sayang. Kita jalanin hidup kita yang baru, yang damai tanpa lagi terikat sama masa lalu." Jesslyn memeluk tubuh Jonathan yang masih bergeming ditempatnya. "Maaf dan Terimakasih, Jo.

Maaf karena aku nggak pernah bilang kalau aku hamil. Dan Terimakasih, karena berkat kamu, aku sadar, kalau selama ini aku masih aja terikat sama masa lalu. Aku masih aja takut dan sembunyiin perasaan aku yang sebenarnya."

Jonathan menggeleng, air matanya menumpuk di pelupuk mata laki-laki itu. Ia melepas pelukan Jesslyn dan memegang kedua bahunya. "Enggak, Jess. Aku sayang sama kamu. Aku nggak mungkin salah sama apa yang aku rasain. Aku masih sayang dan cinta sama kamu! Dan, dan kamu juga masih sayang sama aku Jesslyn. Kamu masih punya perasaan sama aku. Aku yakin!"

Jesslyn tersenyum, "Kamu yakin, Jo?" Pertanyaan Jesslyn membuat Jonathan menahan nafasnya. Mereka saling pandang, mencari jawaban di mata masing-masing.

Jonathan memejamkan mata, melepaskan pegangannya pada bahu Jesslyn. "Iya, kamu masih sayang sama aku!"

"Jo, kamu tahu? Setahun aku berhubungan sama Jeffrey, baru kemarin dia tanya apa aku bener-bener cinta sama dia. Dia tanya soal itu setelah dia ketemu sama kamu.

Waktu Jeffrey tanya kayak gitu, aku kaget, Jo. Aku gelisah. Apa selama ini aku nggak bener-bener sayang dan cinta sama Jeffrey? Mendadak aku nggak yakin sama perasaan aku sendiri ke Jeffrey.

Tapi sekarang, setelah kamu kesini, aku jadi sadar. Aku cinta dan sayang sama Jeffrey, Jo. Dari semua orang yang ragu sama perasaan aku ke Jeffrey, bahkan saat aku sendiri ragu sama rasa sayang aku buat Jeffrey, kamu satu-satunya orang yang bisa lihat perasaan aku ke Jeffrey, iya kan, Jo? Kamu lihat di mata aku kan, Jo?"

Jonathan menggelengkan kepalanya, air mata nya sudah tumpah sekarang. Dalam hati ia menampik fakta yang baru saja Jesslyn lontarkan.

Jesslyn meraih tangan Jonathan, "Mungkin yang kamu rasain sekarang cuma rasa kangen akan momen kita berdua, Jo. Yang kamu rasain saat ini bukan perasaan sayang sama aku. Yang kamu rasain sekarang cuma perasaan menyesal akan apa yang udah terjadi."

"Jo, aku udah maafin kamu. Dengan aku maafin kamu, itu artinya aku juga udah maafin diri aku sendiri di masa lalu. Kamu juga harus begitu, Jo. Maafin diri kamu sendiri, biar perasaan kamu jauh lebih ringan."

Tangis Jonathan semakin tumpah. Perkataan Jesslyn menusuk relung hatinya yang paling dalam.

Perbuatannya di masa lalu terputar dipikirannya, membuat dirinya semakin dipenuhi oleh rasa bersalah dan penyesalan.

Jesslyn juga tak kuasa menahan air matanya lagi. Namun berbeda dengan Jonathan, air mata Jesslyn adalah air mata bahagia. Bahagia karena akhirnya ia bisa berdamai dengan masa lalu. Akhirnya ia bisa berdamai dengan dirinya sendiri.

Rasanya saat ini Jesslyn ingin segera berlari kepada Jeffrey untuk mengungkapkan isi hatinya. Ia ingin segera memeluk kekasihnya itu. Dan meminta Jeffrey untuk tidak lagi meragukan perasaannya karena Jesslyn benar-benar mencintai Jeffrey.

- - -

The Way I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang