Sedikit perhatian sebelum membaca part ending ini. Di part ini ada sedikit adegan 21+ nya. Itu terserah kalian mau baca atau nggak. Aku nggak memaksa, cuma hanya sekedar menginformasikan saja.
Oke selamat membaca
Setelah cincin itu tersemat dengan sempurna dijari manis Grace, riuh tepuk tangan membanjiri seisi ballroom besar ini. Semua orang yang hadir turut berbahagia dengan bersatunya sepasang insan yang amat saling mencintai itu. Kini gadis bernama lengkap Gracia Belvania Daren itu resmi sudah menyandang status istri dari Alvian Vegard. Menjadi istri dari pria yang ia cintai. Grace merasa hidupnya sudah sempurna sekarang ini. Kebahagiaannya terasa lengkap dengan status barunya. Hidup bersama Alvian yang menjadi impiannya sebentar lagi akan terwujud. Sungguh, tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa bahagianya Grace saat ini.
"Kau boleh mencium pengantinmu," ucap sang pastur yang berhasil menimbulkan senyum di wajah Alvian. Grace mengerti maksud dari senyum itu. Secepat mata berkedip, secepat itu pula Alvian sudah memposisikan tangannya pada pinggang Grace dan mulai menjangkau bibir Grace. Tidak ada kesempatan maupun alasan bagi Grace untuk menolaknya. Gadis itu menyambut bibir Alvian dengan lembut. Keduanya saling melumat satu sama lain. Tanpa mempedulikan posisi mereka yang masih menjadi tontonan para tamu undangan. Setelah beberapa detik berlalu, Grace menarik wajahnya dan mengakhiri ciuman tersebut. Terlihat kekecewaan di wajah Alvian. Tapi Grace tidak ingin mempedulikannya. Pria itu akan berubah menyebalkan jika sudah berciuman. Alvian mendekatkan mulutnya tepat ditelinga Grace lalu membisikkan sesuatu, "Lihat saja nanti malam. Kau tidak akan kulepaskan," Grace melotot kesal pada pria yang sekarang adalah suaminya itu. Mereka bahkan masih berdiri di atas altar tapi Alvian malah membahas tentang malam pertama. Grace tidak percaya, bagaimana bisa Alvian-nya bisa berubah menjadi semesum ini.
"Lebih baik kau pikirkan bagaimana caranya kita menyambut tamu sebanyak itu dari pada memikirkan hal-hal mesum!" Grace berucap dengan sedikit nada sinis. Mengingat betapa jumlah rekan dan kolega perusahaan keluarga Vegard membuat Grace tercengang. Dari semua tamu di ballroom ini, Grace meyakini tiga per empat dari keseluruhan tamu itu sudah pasti kenalan Alvian dari perusahaan. Seandainya tau akan sebanyak ini, Grace sendiri yang akan menentukan jumlah undangannya bukan orang tuanya atau pun mertuanya. Sekarang hanya tinggal Grace pikirkan, sanggupkah ia menyambut semua tamu yang ada?
Upacara pernikahan selesai sudah, acara selanjutnya hanyalah beramah tamah pihak keluarga dengan para tamu. Seperti saat ini, Alvian bergabung dengan mama dan papanya yang tengah berkumpul dengan anggota keluarga Vegard lainnya. Di sana hadir juga nenek Alvian dari pihak papanya yang langsung Alvian sambut dengan pelukan hangat.
"Cucuku yang paling tampan ini akhirnya menikah juga," ucap beliau seraya menepuk pelan punggung cucunya. Alvian melepas pelukannya agar dapat menatap wajah nenek yang sekian tahun tidak di temuinya itu.
"Dimana pengantin-mu?" Tanyanya.
"Ah dia sedang mengganti gaun. Nah itu dia," Alvian menatap ke arah pintu ballroom dimana disana gadis cantik bergaun soft pink itu sedang melangkah ke arah mereka. Langsung saja Alvian meraih pinggang Grace begitu tiba di sebelahnya. Grace tersenyum sebagai bentuk sapaan untuk semua anggota keluarga Vegard.
"Kau sangat cantik," bisik Alvian di telinga Grace.
"Ya ampun kau begitu cantik." Pujian itu juga mengalir dari bibir nenek Alvian untuk Grace yang dibalas ucapan terima kasih.
Beralih pada keluarga dari pihak Grace, pasangan pengantin itu kini berbaur dengan keluarga besar Grace. Grace mengenalkan Alvian pada sepupu-sepupunya maupun paman dan bibi-nya yang belum sempat mengenal Alvian. Terlihat dari beberapa sepupu Grace yang ada disana, mereka tampak terpesona dengan wajah tampan itu. Grace hanya bisa memakluminya. Hal ini sudah sering terjadi. Tiga tahun berpacaran dengan Alvian, Grace belajar bersabar tatkala ada tatapan-tatapan penuh minat menatap pria yang menjadi suaminya itu. Beberapa saat kemudian, mereka undur diri dari hadapan keluarga Grace. Alvian mengajak Grace menyapa beberapa rekan kerjanya yang kebetulan sedang berkumpul. Setelah mengenalkan Grace pada rekannya, segera Alvian mengajak Grace beralih pada tamu lain. Sedikit tidak senang berlama-lama disana, karena tatapan para rekannya yang memandang Grace dengan tatapan tak biasa. Alvian tidak menyukainya. Giliran menyambut para sahabatnya kini, Alvian masih dengan tangannya yang setia melingkari pinggang Grace menuju para sahabat Alvian berkumpul. Jordy ikut hadir dikumpulan para pria itu. Ucapan selamat terus mengalir bagi pasangan Alvian-Grace dari sahabat-sahabat Alvian. Jordy juga melakukan hal yang sama. Pria itu mengucapkan selamat pada Alvian maupun Grace. Tatapan Jordy tak lepas dari Grace. Ia menatap lekat pada gadis itu. Terasa aneh dengan tatapan itu, Grace memalingkan wajahnya menatap arah lain. Kedua bola matanya menangkap sosok itu, kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me
RomanceAku tetap bertahan demi kita. Aku tetap menanti demi semua waktu yang pernah kita lalui. Aku tetap berharap demi cinta yang kita miliki. Aku tetap berjuang demi janji yang pernah kita ucapkan. Dan aku tetap menjaga cinta ini sampai aku tidak bisa m...