JARED | 10

218 41 6
                                    

Aku menunggu beberapa menit setelah Haevan selesai mandi sebelum meninggalkan kamar. Aku menghentikan pembantu yang kulihat. Pipinya memerah dan dia menonjolkan payudaranya.

"Apa yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya sambil mengedipkan bulu matanya.

"Aku ingin makan malam disiapkan dalam waktu dua puluh menit di ruang makan," kataku padanya.

"Apa pun yang anda perlukan, Tuan," jawabnya sebelum berjalan perlahan.

Itulah sebabnya aku memilih untuk tidak mempekerjakan pembantu rumah wanita di New York. Mereka tidak bisa menahan diri. Aku tidak punya kesabaran terhadap karyawan yang suka menggoda ku. Dan sekarang setelah aku memiliki Haevan, aku semakin tidak ingin mereka ada di dekat ku sekalin Haevan. 

Ya, aku akan melakukan apa saja untuk pria manis itu. Dia sempurna dalam segala hal. Aku memanggilnya malaikat kecilku karena memang begitulah dia. Dia adalah cahaya bagi kegelapanku.

Aku yakin dia pernah mendengar kisah tentang diriku, tetapi dia tidak tahu pria seperti apa aku ini. Harus kuakui, aku bisa tergila-gila pada darah. Aku dikenal sebagai orang yang suka mengamuk dan membunuh.

Namun, dia membuatku ingin berubah, dia membuatku ingin menjadi lebih baik. Sehingga aku benar-benar layak untuknya.

Aku merasa senang sekaligus kesal karena dia hadir dalam hidupku. Dia seharusnya tidak terlibat dalam semua ini sejak awal. Namun, sekarang dia bersamaku, aku bisa melindunginya. Itulah satu-satunya hal yang penting saat ini.

Aku akan membakar seluruh dunia jika itu untuk menjaga Haevan tetap amandi sisiku. Apa pun akan aku lakukan untuk pria manis dan cinta hatiku itu.

Kantor di sini hampir sama dengan yang di New York. Cassian dan Leo duduk di depan meja mahoni besar dan aku duduk di belakang meja itu.

"Jadi Rusia yang melakukannya lagi," kata Cassian hati-hati.

"Mereka menyerang kompleks di New York," kataku padanya.

"Tidak sampai hancur," imbuh Leo, "meskipun lantai tiga dan empat perlu dibangun ulang."

Aku mengangguk, "Sewa kontraktor hari ini."

"Aku menyuruh orang untuk memeriksa rekaman CCTV dan memeriksa catatan masuk," kata Leo.

"Kami sedang menyelidiki catatan telepon dan keuangan," ucap Cassian lagi.

"Mulailah dengan Ricci," kataku padanya.

Sial.

Kratos Ricci berutang banyak uang padaku. Maksudku lebih dari satu juta dolar. Setelah penagihan pertama, dia lari ke Rusia untuk memberinya uang. Dia melanggar omertà. Dia melanggar kode bungkam. Dia langsung masuk ke sarang serigala dan mengumpankan kami kepada mereka.

Aku seharusnya membunuhnya saat pertama kali mengetahuinya.

Aku akan membunuhnya.

Dan ayahnya yang bajingan!

"Hei," panggil Cassian lembut sambil melambaikan tangannya di depan wajahku, "wajahmu menjadi gelap sesaat."

"Kita akan berperang dengan Rusia," aku memberitahu mereka, "perang besar-besaran." 

"Aku akan menyiapkan prajurit," Leo mengangguk singkat.

"Aku ingin setiap orang diperlengkapi dengan senjata. Setidaknya lima rumah aman harus dibangun di samping pangkalan kedua," tuntut ku.

"Tidakkah kau pikir kau bergerak terlalu cepat?" tanya Cassian, yang selalu bersikap hati-hati.

"Konfirmasikan identitas tikus sialan itu," perintahku sambil berdiri.

HIS BEAUTIFUL ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang