Part 2 | Pernikahan yang Ditunggu

3.7K 437 87
                                    

Sejak pertemuan kedua keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pertemuan kedua keluarga.  Telah disepakati jika mereka akan melangsungkan pernikahan tiga bulan kedepan. Memberi space untuk Lian dan Sabil saling mengenal satu sama lain, sembari mempersiapkan keperluan pernikahan.

Setelah mengurus semua keperluan administrasi KUA.  Satu minggu sebelum pernikahan, mereka berdua sama-sama dipingit, tidak diperbolehkan bertemu satu sama lain.

Jika bicara rindu, sudah pasti tidak terbendung lagi. Banyak hal yang mereka lakukan sendiri-sendiri hanya dengan saling memberi kabar persiapan di rumah masing-masing.

Keriwehan dalam mengurus pernikahan tentu saja tetap milik kedua mama, mereka yang nampak sibuk menjadwalkan waktu bertemu dengan designer, tasting food, juga termasuk vendor acara.

Lian yang nampak berjalan mondar-mandir di depan cermin kamarnya, sekali-kali melihat hapalan yang dia tulis dengan spidol di cermin agar bisa cepat dia ingat.

"Saya terima"
"Saya terima nikah"
"Saya terima nikah dan kawinnya"
Yah kalimat-kalimat itu terus berulang - ulang terdengar ditelinga keluarganya.

***
Hari yang dinantikan tiba juga, Sabtu 21 September 2024 adalah hari baik yang mereka pilih untuk meresmikan cinta mereka.

"Fer, gue dag dig dug banget loh. Coba lo cek deh jantung gue". Lian tampak mulai serius hari ini, doanya tentu saja dia harus lancar menyebutkan ijab kabulnya.

Fernan mendekatkan telinganya ke arah dada Lian
Dag Dig Dug
"Wah bro kacau nih, lo udah tegang banget. Jantung ya maksud gue bukan yang lain"
"Tarik napas.....buang.... huuuuuh"
Fernan membimbing pernapasan Lian agar lebih rileks, dan tak ada penolakan dari Lian selain mengikuti sahabatnya itu.

***
"Bilaaa lo cantik banget pake baju adat gini, bikin pangling". Kiya yang dari semalam sudah dirumah Sabila pun ikut direpotkan dengan semua hal disini dan sekarang bertugas mendampingi Sabila.

"Ky, ini berat banget lo, kepala gue miring ngga?"
Sabil menggunakan sunting mahkota Palembang diatas kepalanya yang membuat keanggunanya bak putri kerajaan.

"Beneran berat? Tapi cantik banget lo bilaaa"

"Iya, 3 kg kata mbanya. Leher gue tengleng ngga ya abis ini?"

"Gpp, nanti minta pijetin pak Lian ya"

"Yang ada, malah patah leher gue"

"Hihihi" mereka berdua cekikian membayangkan hal tersebut.

_________________________________

Tung taraktung tung tarak tung tung
suara arak-arakan dengan iringan rabana, tanda kehadiran calon besan Ayu sudah mulai memasuki halaman besar rumah Sabila. 

Lian nampak tampan menggunakan tanjak di kepalanya , dilengkapi dengan baju adat Palembang.  Sesuai permintaan Sabil yang ayahnya berasal dari kota Palembang.

Bangun Cinta Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang