Part 16 | Halo Boo

2.1K 334 68
                                    

Hari ini Sabil dan Lian sepakat untuk ke kantor lebih siang, mereka akan ke dokter kandungan untuk mengecek kondisi calon bayinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Sabil dan Lian sepakat untuk ke kantor lebih siang, mereka akan ke dokter kandungan untuk mengecek kondisi calon bayinya.

Lian yang dari pagi tak henti-hentinya mengelus perut isterinya, dan selalu mengajak bicara perut itu.  Padahal dia tau, tentu saja yang ada di dalam sana masih bisa mendengar suaranya.

"Selamat pagi kesayangan baba, semalam tidurnya nyenyak nak" . Lian mencium perut Sabil dan kembali melayangkan usapan lembut disana

"Iya dong ba, soalnya bubun dielus terus punggungnya, jadi dedenya juga tenang dan nyaman".  Sabil menjawab Lian dengan merapikan surai suaminya yang menutupi mata.

"Hari ini kita ke dokter ya sayang, setelah periksa baru kita  infokan keluarga besar"

"Iya mas"

***
Lian yang ikut didalam ruangan, melihat pemeriksaan yang dilakukan dokter pada layar. Terlihat jika dokter menunjukan fokusnya pada butiran yang akan menjadi bayi mereka nantinya. 

"Nah ini janinnya pak bisa dilihat, adeknya baru sebesar kacang polong.  Usia kehamilan isterinya sudah menginjak 6 minggu  dan saat ini janin sudah memiliki detak jantung"

"Jika dilihat tentu ini kecil sekali, tapi ini akan terus bertumbuh sejalan dengan usia kehamilan yang terus bertambah"

Lian meneteskan air matanya, dan mengenggam erat tangan isterinya, menandakan jika dia begitu bahagia saat ini.

Usai pemerikasaan, dokter memberikan sesi konsultasi untuk Sabil terkait keluhannya saat mulai memasuki fase kehamilan.

"Apa yang ibu rasakan setelah berada di fase ini, karena ini adalah kehamilan pertama untuk anda?"

"Saya lebih sensitif dok, terutama yang berhubungan dengan bau dan sering mual apalagi dipagi hari"

"Trisemseter pertama beberapa orang ada yang mengalami hal serupa, begitu juga dengan morning sickness.  Upayakan selalu menjaga nutrisi, tidak hanya untuk ibunya tapi juga bayinya. 
Ayahnya juga harus lebih paham situasi ibu hamil, karena cendurung akan mengalami ngidam.  Tapi kembali lagi kondisi disetiap orang berbeda-beda"

Penjelasan dari dokter sangat membantu Lian dan Sabil untuk bisa lebih mengerti kondisi satu sama lain, karena tentu saja ini adalah pengalaman pertama untuk mereka berdua.

"Apa ada yang mau ditanyakan lagi?"  Dokter memberi kesempatan  keduanya untuk menanyakan hal-hal yang ingin mereka ketahui.

Yang tidak diduga justru pertanyaan bukan bersumber dari Sabil, melainkan suaminya yang sedari tadi tampak antusias dengan semua ini.

"Saya mau tanya dok, jika dalam kondisi hamil muda seperti ini.  Apakah masih aman untuk melakukan hubungan suami isteri?"

Sabil mencubit paha Lian.  Dia begitu malu, karena pertanyaan yang suaminya tanyakan justru tidak seputar kehamilannya.

Bangun Cinta Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang