part 41

323 61 8
                                    

_
_
_

"Apa karna tadi kamu bersama Taehyung ?"

Jimin makin lelah, dan menghela nafas dalam. "Kita cuma makan siang direstoran. Udahlah, kamu ini kenapa sih ?. Jawab Jimin.

Yoongi merapatkan bibirnya agar tak bersuara. "Cuma makan siang, iya makan siang bersama mantan pacarnya, bahkan mengabaikan ku yang padahal sangat membutuhkan nya siang itu" batin Yoongi.

Jimin menyadari respon Yoongi. Tau ini hari terberatnya, tapi andaikan Yoongi tau hari Jimin jauh lebih berat.

Bertemu Taehyung dan membuat kesepakatan menyakitkan, Bertemu Park Jiwoon dan Bertemu Namjoon. Semuanya membuat dada Jimin sesak. Dan malam ini berhadapan
dengan Yoongi, rasanya ingin meledak karna tak mampu mengungkapkan apapun pada Yoongi.

"Sebaiknya malam ini aku tidur dirumah ku" ucap Jimin. Karna Jimin butuh udara, melihat wajah Yoongi membuatnya merasa susah bernafas.

Jimin tau ini tidak mudah untuk Yoongi, tapi juga terlalu berat buat Jimin. Saat Yoongi diturunkan dari posisi Direktur, sebaliknya 2 pemegang saham besar menawari Jimin posisi itu.

"Kenapa posisi ku selalu berada di tempat yang menyakitkan buat mu,
walaupun sekeras apapun aku berpihak pada mu" Batin Jimin

Yoongi makin tak mengerti. Tapi merasakan Jimin sedang tidak baik-baik saja.

Apapun itu mungkin Yoongi bisa memaklumi, tapi makan bersama Taehyung, membuat Yoongi berfikir dengan hati Jimin.

"Aku pulang." Jimin melangkah meninggalkan Yoongi. Hanya beberapa langkah, lalu Jimin berhenti. Berfikir. Tak tau apa yang
harus di lakukan, Yoongi pasti terlalu sakit dengan ini.
Berputar balik dan memeluk Yoongi erat. Tangisnya yang tertahan pecah, tapi Jimin menahan suaranya.

Tak banyak bicara, akhirnya
mereka memutuskan untuk tidur.

Yoongi menahan diri untuk tidak bertanya, karna tak ingin memperpanjang
masalah, dan berusaha percaya pada Jimin.

"Kapan acara lelang nya ?"
Tanya Jimin

"Minggu ini". Jawab Yoongi singkat

"Kamu gak papa ?" Lanjut Jimin.

Yoongi hanya menghela nafas berat, dan tak menjawab pertanyaan Jimin.

"Yoongia, gimana kalau kita pergi, tinggalkan perusahaan dan semua itu.
Kita bisa memulai hidup baru dimana saja dan tak perlu memikirkan masalah
lagi. Aku akan ikut dengan mu kemanapun itu asalkan bersama mu"

"Karyawan bahkan membuat petisi, rela tidak di gaji, asalkan aku melanjutkan proyek tempat tinggal mereka. Ada banyak hidup orang yang bergantung pada ku, mungkin kah aku lari ?" Jawab Yoongi

Jimin terdiam, menyadari Yoongi yang sekarang sudah jauh berubah, gaya bicaranya terdengar seperti
Direktur Min. Lebih dewasa dan lebih bertanggung Jawab.

"Kalau gitu, kamu harus tetap jadi Pemimpin perusahaan, Jika bukan kamu, mereka pasti tak akan mensejahterakan karyawan seperti rencana mu." Bisik Jimin sambil mempererat pelukannya.

Acara lelang akhirnya di gelar. Yoongi harus rela melepas kan 30% Saham nya, dan tak lagi menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan.

Mulai berkemas, karena sudah Yakin tak akan ada suara untuk nya di pemilihan Direktur berikutnya.

Yoongi dan Seokjin menuju kantin hendak makan siang.
Tak terduga, lagi-lagi memergoki Jimin dan Taehyung yang akhir-akhir ini selalu makan siang bersama.

"Gimana kalau nanti malam kerumah ku, aku masakin makanan kesukaan mu"
Ucap Taehyung yang tak sadar Yoongi dan Seokjin berada sangat dekat dengan
mereka.

Jimin melihat Yoongi dan Seokjin. Mereka bertatapan lalu sedikit membungkuk memberi hormat dan melanjutkan makannya.

Jimin terkesan cuek dan tak peduli. Lalu Yoongi langsung kembali keluar
dan tak lagi bersemangat melanjutkan makan

Jimin hanya melihat, dan tidak mencegat atau mengejar Yoongi.

Yoongi yang marah,langsung
menyetir mobilnya dengan
kencang sejauh mungkin
Marah dan menangis sendirian, Yoongi sangat kecewa pada Jimin. kali ini
tak dapat lagi ditahan nya.

"Boleh sekecewa apapun, asalkan bukan karna kamu. Boleh kehilangan apapun, asal jangan kamu"
"Dia bahkan tak mengejar ku, atau sekedar menelpon dan mengirim pesan pun tidak" Batin yoongi

Sampai malam pun Jimin gak datang kerumah Yoongi. "Kenapa Jimin bersikap seperti ini, kenapa dia menjauhi ku" gumam Yoongi.

Yoongi makin emosi dan
mendatangi Jimin kerumahnya.

Jimin yang sudah bersiap mau tidur dikagetkan oleh kedatangan Yoongi.

"Kamu kenapa sebenarnya"
tanya Yoongi

"Kenapaaaa ?" Jawab Jimin pelan dan kembali duduk dari pembaringannya

"Apa kamu sedang berusaha menjauhi ku ?"

Jimin diam saja, tak menoleh, berusaha menghindari kontak mata dengan Yoongi.

"Atau masih menginginkan Kim Taehyung ?"

Jimin tetap tak bergeming dengan ekspresi yang datar saja.

Seketika Yoongi benar - benar ke habisan kata-kata, terlalu emosi membuatnya ingin menangis

"Aku capek " Jawab Jimin pelan

"Capek ?. Hari ini kamu capek, atau kamu capek dengan ku ?". Cecar Yoongi

"Semuanya" Tegas Jimin

"Setelah semua yang terjadi,
kamu bilang capek ?, tiba-tiba aja capek ?".

Jimin tetap diam

Mata Yoongi berkaca-kaca, tapi Jimin bahkan tak melihatnya. Ingin mengucapkan banyak hal, tapi Yoongi memilih
menahan nya dan pergi kembali ke rumahnya.

Meninggalkan Jimin dengan perasaan yang teramat hancur. Tak sanggub melihat Yoongi begitu, tapi tak ada cara lain yang bisa Jimin ambil saat ini

Patah hati pertama dalam hidup Yoongi, tak menyangka rasanya akan sesakit ini.

Sikap Jimin benar-benar jauh berubah, dan yoongi tak mengerti apa penyebab nya.

"Rasanya seperti benar sebuah kutukan ketika Yoongi berfikir orang yang
bersamanya di saat sulit, pasti akhirnya akan meninggalkan nya. Dan fikiran itu memang akhirnya terjadi.


- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя