10. Perasaan

5 1 0
                                    

🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

Kalau biasanya Jae itu malas ke masjid atau mushola, ditambah dirinya juga jarang sholat. Sekarang, pemuda itu mulai merubah kebiasaannya.

Jae menjadi rajin sholat serta pergi ke mushola. Selain karena ingin meminta pertolongan dari Allah untuk memberinya kemudahan dalam mendekati Anindya, dirinya juga ingin memperhatikan gerak-gerik Wirman.

Menurutnya, Wirman merupakan saingan terberatnya mengingat dirinya cukup dekat dengan Sutrisno. Ia khawatir kalau Wirman bisa saja meminta restu ke Sutrisno.

"Ayo, Mas Sutris! Kita ke Mushola!" ajak Jae.

Sutrisno yang baru saja ingin makan menoleh, matanya pun bergerak untuk melihat jam di dinding. "Maghribnya masih lama, Mas Jae."

"Nggak apa-apa, Mas Sutris. Kita bisa tadarusan sambil nunggu waktu maghrib," sahut Jae.

Sutrisno menghela nafas. Disisi lain, dirinya senang Jae jadi rajin ke Mushola karena dirinya memiliki teman untuk kesana. Namun disisi lain, dirinya sedikit merasa gondok karena Jae selalu mengajaknya ke Mushola disaat waktu sholat masih 30 menit sampai satu jam. Rajin sekali pemuda itu.

"Mas? Mas Jae mau ke Mushola?" tanya Anindya yang baru saja keluar kamar.

"Iya, kenapa?" sahut Jae.

"Anin boleh ikut gak? Anin mau sholat maghribnya di masjid," ucap Anindya.

"Berangkat sekarang gak apa-apa?"

Anindya mengangguk. "Disana bisa tadarusan sambil nunggu mahgrib."

Jae yang mendengar itu langsung tersenyum lebar sebelum beralih menatap Sutrisno. "Mas Sutris lanjut makan aja, saya duluan sama Anin."

Sutrisno menghela nafas, lalu tersenyum. Dirinya merasa lucu dengan sikap Jae yang langsung berubah kalau menyangkut Anindya. Disisi lain, dirinya juga senang bisa melanjutkan acara makannya. "Yaudah, nanti saya nyusul habis makan."

"Oke, Mas. Selamat makan," kata Jae. "Ayo, Nin."

"Duluan ya, Mas No," pamit Anindya.

"Hati-hati, Dek. Nurut sama Mas Jae. Mas Jae? Jaga Anin yaa," ujar Sutrisno.

"Siap, Mas!" balas Jae sebelum dirinya dan Anindya pergi ke Mushola setelah gadis itu mengambil mukenanya.

🐥🐥🐥

"Calonnya ya, Mbak Anin?"

Anindya yang sedang melipat mukena mendongak dan tersenyum kepada seorang ibu-ibu. "Siapa, Bu?"

"Itu. Mas yang tinggi ganteng itu," tunjuk ibu-ibu itu. "Saya lihat tadi kalian datang bareng. Semoga langgeng yaa, jangan lupa undang saya nanti."

Saat Anindya ingin membalas ucapan ibu-ibu itu, Jae tiba-tiba datang dan mengajaknya pulang. "Udah, Nin?" tanyanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kidnapped | Jae (DAY6)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang