01.

2.9K 102 2
                                    

(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

"Anak sialan!!." maki Farhan sang kepala keluarga. ia terlihat sangat marah kepada anak bungsu nya itu.

Arkan hanya bisa menunduk dan menerima setiap caci makian dari Ayah nya tersebut.

"apa kamu tidak mengerti apa yang ayah katakan padamu arkan!!." teriak Farhan sambil menarik rambut Arkan.

"akh l-lepaskan ayah sakit" ucap Arkan kesakitan sambil memegang tangan Ayah nya dan berharap Ayah nya itu melepaskan tarikan pada rambutnya.

Arkan sudah berkaca kaca karna tarikan dari rambutnya itu sangat kuat, bukan sekali dua kali ayahnya melakukan itu bahkan rambut Arkan sampai rontok parah.

Arkan mengaku salah jika dia telah membuat abang ke dua nya sakit, namun itu bukan murni kesalahannya.

Flasback

Hari ini cuaca nya sangat buruk bahkan yang seharusnya pagi itu cerah malah mendung.

Arkan berangkat sekolah dengan tidak semangat karena semalam dia bergadang untuk membantu Abang pertamanya menyelesaikan pekerjaan nya.

"Hey kan" panggil Rendi teman Arkan.

"Hey" jawab Arkan lesu.

"Lu bergadang?" tanya Rendi penasaran.

"Iya soalnya gue bantuin Abang gue" jawab Arkan.

Rendi hanya ber "oh" saja.

Bel pembelajaran pertama pun dimulai.

Hujan sudah mulai turun sejak pagi, banyak petir dimana mana, sampai pulang sekolah pun hujan tetap masih turun bukannya semakin kecil malah semakin besar hujannya.

"Anjayy dingin banget" ucap Ajis sambil memeluk dirinya sendiri.

"Mau nebeng?" Tanya Rendi kepada Arkan.

Arkan hanya diam saja tidak menjawab dia hanya melihat hujan yang terus turun ke daratan.

"Arkan gue nanya" tanya Rendi sekali lagi.

"Tapi kan arah rumah gue sama rumah lu beda" jawab Arkan.

"Gapapa ayo gue anter" ucap Rendi.

Belum sempat Arkan menjawab handphonenya berbunyi tanda ada yang menelepon dan yang meneleponnya itu Abang keduanya.

"Dimana?" Tanya seseorang di sebrang sana.

"Masih di sekolah" jawab Arkan.

"Sudah pulang?" Tanya nya lagi.

"Ini mau pulang" jawab Arkan.

"Abang jemput, kamu diam disana " ucap bang Reyhan.

Belum sempat Arkan menjawab teleponnya sudah di matikan sepihak.

"Siapa?" Tanya Rendi.

"Bang Reyhan mau jemput gue" jawab Arkan.

"Yahh gak jadi bareng?" ucap Rendi cemberut.

"Udah gih sono pergi sebelum ujan nya makin gede" balas Arkan.

"Kan emang hujan nya juga udah gede " timpal Ajis.

"ck, maksud gue- udah lahh pergi sana" ucap Arkan kesal.

Setelah itu Rendi dan Ajis pun pergi dari gerbang sekolah.

Beberapa menit kemudian Reyhan datang dengan mengendarai motor, tidak lupa juga memakai jas hujan. Setelah mematikan mesin motor, Arkan mendekat ke arah abangnya itu.

Setelah Arkan mendekat dia melihat abangnya itu seperti mengomel sendiri.

"Kenapa bang?" Tanya Arkan.

"Abang lupa bawa jas hujan untuk kamu" jawab Reyhan, pasalnya Reyhan ingat sekali kalo ia bawa jas hujan namun sepertinya tertinggal di kursi.

"Umm yasudah tidak papa aku tidak pakai jas hujan lagipula besok aku tidak pakai baju ini" balas Arkan mencoba meyakinkan Abang nya.

"Tidak, kamu pakai saja punya Abang" ucap Reyhan sambil melepaskan jas hujan yang ia pake.

"Lalu Abang?" Tanya Arkan.

"Tidak pakai" jawab Reyhan singkat.

"Tidak bisa seperti itu, Abang pakai saja biar aku yang tidak pakai, Abang harus menyetir nanti kalo terjadi apa apa bagaimana?" Tanya Arkan.

"Sudah pakai saja Abang tidak apa" balas Reyhan mutlak.

Arkan tidak bisa apa apa lagi selain menerima nya, dia tidak enak hati kepada Abang nya, dia takut jika Abang nya jatuh sakit.

Setelah itu motor pun melaju dengan kecepatan sedang, hujan masih saja turun dan jalanan pun mulai banjir.

Sebenarnya Arkan merasa aneh mengapa harus mengendarai motor? Padahal di rumah nya saja banyak mobil mengapa tidak memakai mobil, Arkan pun bertanya kepada Abang nya itu " Abang... mengapa tidak memakai mobil?".

"Kalo pakai mobil pasti akan terjebak macet karna banjir" jawab Reyhan.

Arkan hanya ber "oh" saja mendengar kan Abang nya, setelah itu tidak ada percakapan sampai tiba di mansion Aryanta.

Setelah mesin motor di matikan Arkan turun dari motor dan melepaskan jas hujan sedang kan Abang nya melepaskan bajunya yang sudah basah kuyup. Arkan memerhatikan Abang nya itu yang sedikit menggigil, ia menjadi merasa bersalah mengapa tadi ia harus menuruti perkataan abangnya itu bisa saja kan dia melepaskan jas hujan nya dan berakhir hujan hujanan bersama dari pada harus seperti ini. Reyhan yang merasa di perhatikan oleh adik nya pun menoleh kepada Arkan dan mengangkat alisnya seperti 'ada apa?'.

Arkan yang mengerti pun hanya menggelengkan kepala.

"pergi mandi setelah itu istirahat lah" ucap sang Abang.

Arkan hanya menganggukkan kepala nya dan langsung pergi meninggalkan abangnya di garasi.

___

Loha lohaa~
Jangan lupa votenya yaa~

Tbc.

The Story ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang