25

562 66 17
                                    

乁⁠(⁠ ⁠•⁠_⁠•⁠ ⁠)⁠ㄏ

.
.
.
.

Shibal Annyeong!

Ratna sang mamah mendekati anaknya yaitu Alken.

"Kamu mau nya apa sih ha?! Hidup enak malah milih Kabur!!" Ujarnya sedikit teriak.

Alken tetap menunduk ia tidak berani untuk melihat ke arah mamahnya itu.

"Biasa mah, anak gak tau malu emang kaya gitu" sungut adriel.

"Biarin aja mah, suruh dia pergi lagi aja nyusahin keluarga beban hidup, mati sekalian" ucap Albi dingin.

Jangan tanyakan perasaan Alken sekarang, tentu saja dirinya sakit hati. Tenyata memang benar ya? Keluarga seperti ini memang benar adanya.

Yuni yang sedari tadi diam dan mendengarkan ocehan yang di keluarkan oleh cucu cucunya kini dirinya berdiri dan berjalan menuju cucunya yang sempat membuat orang  rumah gempar.

Tubuh Alken rasanya panas dingin, neneknya yang di bilang tidak dekat dengannya kini nenek itu tepat di hadapannya.

Plak!

Alken shock, ia memegang pipinya yang panas dan menatap sosok nenek yang di hadapannya ini.

"Anak kurang ajar ya kamu! Tau gini dari dulu saya bunuh kamu!" Ucap yuni dengan sedikit menyentak.

"Liat saya!, kamu! Kamu penghancur keluarga dasar anak haram!!!" teriak Yuni lagi dengan amarah yang sangat membeledak

"Kamu hiks kamu anak sialan! Dera hiks" bulir bening keluar dari mata Yuni terlihat jelas dirinya menahan air mata namun sepertinya gagal.

Alken sedikit kaget sungguh dirinya sangat kaget tapi tunggu, dera siapa?

Azwan, Albi Adriel di buat kaget dengan ucapan yang di lontarkan oleh neneknya, dera? Dera siapa?

Yapp pemikiran mereka untuk kali ini sama, mempertanyakan siapa sebenarnya yang bernama dera itu?

Ratna mendekati Yuni, mertuanya.
Mengusap usap punggung yuni untuk lebih menenangkan dirinya.

"Apa salah aku sebenarnya?" ucap alken dengan lirih tapi mampu di dengar oleh semua orang yang ada di sana.

Tatapan semua anggota keluarga Rahanjaya tertuju lagi pada dirinya.

"Salah kamu?! Salah kamu adalah lahir di dunia ini!!!" Teriak Yuni lagi.

Deg

Alken membeku, apa begitu besar kesalahan nya? Sampai semua orang membencinya dan tidak mengharapkan kehadiran nya di dunia ini?

mata Alken sudah berkaca kaca, menahan tangis yang siap pecah detik ini juga.

"Kenapa? Kenapa kalian terus jahat sama aku? Emang nya aku ngelakuin apa sampe kalian segitunya sama aku" lirih Alken.

"Aku capek terus kaya gini mah,pah kenapa kalian terus siksa aku?"  Ungkap alken.

"Dari dulu sampai sekarang, kalian gak pernah sedikit pun baik atau peduli sama aku, aku anak siapa sebenernya mah? hiks " Pecah sudah tangis Alken.

Apakah ini perasaan Alken yang asli? Dadanya sangat sakit.

Semua orang yang mendengar itu terdiam.

"Bahkan saat aku masih kecil, aku di asingkan oleh kalian hiks. Aku seperti hidup sendiri di keluarga ini, aku... Aku gak mau terus kaya gini aku pengen kasih sayang kalian juga hiks" ucap Alken tersedu sedu.

Semua orang masih diam, tidak ada yang berani menjawab. Azwan yang tidak mau keadaan menjadi lebih runyam.

Dirinya berjalan ke arah Alken, Menarik tangan Alken secara paksa.

Tidak ada penolakkan dari Alken membuat dirinya lebih cepat membawanya nya menaiki tangga dan memasukkan Alken ke dalam kamar nya tidak lupa Azwan juga mengunci Alken dari dalam.

Alken melorot ke bawah, ia memeluk lutut nya dan menenggelamkan kepalanya disana, menangis sejadi jadinya.

Alken memukul dadanya sedikit kencang, dadanya sesak dan sakit.

"Jahat hiks"

Beberapa menit kemudian, kepala Alken rasanya pening, tiba tiba saja ingatan ingatan yang secara acak masuk ke dalam otaknya.

"Kamu itu bukan anak mamah Ratna, kamu anak haram" ucap adriel kecil yang berumur 10

"Anak haram itu apa?" Tanya Alken kecil dengan wajah polosnya.

Albi menoyor kepala Alken kecil "anak haram itu anak yang di buang" ucap Albi sinis, Albi yang berumur 12 tahun dirinya asal menjawab, di umur segitu dirinya belum terlalu tau tentang hal hal yang dewasa.

....

"Papah sama mamah mau kemana kok semua Abang pada ikut, aku juga mau ikut" tanya Alken kecil

"Kita semua mau pergi jalan jalan kamu gak bakal di ajak!" ujar adriel sinis.

"Aku juga mau ikut" ucap Alken kecil dengan wajah penuh harapan, dirinya belum pernah pergi jalan jalan bersama mereka. Alken lebih sering di tinggal di rumah.

"Bi bawa dia ke kamar" ucap Ratna sinis lalu pergi.

Alken sudah menangis sejadi jadinya dirinya ingin ikut pergi namun ia malah harus di rumah bersama bibi asuh nya.

...

"Wahh pah mainan nya bagus aku suka" ucap adriel kecil dengan berbinar. Papahnya Adrian baru saja pulang dari luar kota dan dia membelikan mainan yang banyak untuk adriel.

Alken kecil yang melihat itu pun ikut senang karna ia menunggu papahnya mengasihkan mainan juga pada dirinya, setelah beberapa menit papahnya tak kunjung mendekati Alken.

"Mainan buat aku mana pah?" tanya Alken kecil.

"Ck, apa sih sana masuk kamar!" sentak Albi.

"Tapi aku juga pengen mainan" ucap Alken dengan lirih.

Albi yang kesal pun menarik Alken kedalam kamarnya "mending kamu di sini aja jangan ganggu!" ucap Albi dengan menyubit tangan Alken.

___

Alken kambek!

Aduh anak aing kasian(

Jangan lupa vote nya yaw!!

The Story ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang