( ╹▽╹ )
"Berharap kepada manusia tidak akan pernah ada habisnya"
.
.
.Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 malam namun Alken masih terjaga, ia tidak berniat untuk tidur, tiba tiba Alken teringat dengan surat DNA, ia pun bergegas membuka laci itu mencari berkas yang ia inginkan namun mengapa tidak ada?
Alken pun mencari di bagian tempat buku buku tetap saja tidak ada bahkan sekarang isi dalam laci itu sudah dikeluarkan dan berserakan di lantai, ia mencari satu persatu namun nihil tidak dapat ia temukan. Perasaan sore tadi ia menyimpan nya di atas foto namun mengapa tidak ada?.
Alken pun merapikan kembali buku buku tersebut. Kembali ke ranjang dan merebahkan diri. Aneh rasanya jika menghilang secara tiba tiba, apakah ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya? Ah rasanya Alken dongkol, Alken menyesal kenapa sore tadi ia tak langsung melihat nya?
Sedangkan disisi lain
seorang pemuda sedang ada di luar rumah, menyobek kertas yang ia pegang dan membuang itu ke tempat sampah tidak lupa menyalakan korek api, membakar kertas itu sampai hangus tak tersisa, dirasa sudah pemuda itu pun masuk lagi ke dalam rumahnya.
.
.
.Sekarang hari Minggu, hari di mana semua orang menantikannya.
Alken turun dari tangga menuju ruang keluarga di sana sudah ada Adriel dan Azwan.
Sebenarnya niat Alken turun ingin meminta izin namun ia tidak melihat orang tuanya, Alken pun tampak sedikit ragu untuk meminta izin kepada abangnya tapi mau tidak mau harus mengatakannya,
"Bang Azwan, aku izin ingin keluar sebentar" ucap Alken
Azwan sedikit mendelik sampai beberapa saat kemudian Azwan masih diam saja tidak menjawab perkataan dari adik nya itu.
"Bang?" Alken yang masih setia menunggu jawaban dari abangnya.
"Sana ke papah aja"titah Azwan.
Alken pun berjalan ke arah kamar orang tuanya, pintu kamar sedikit terbuka saat Alken ingin mengetuk pintu ia tidak sengaja mendengar pembicaraan orang tuanya,"Mas.. bagaimana kalo kita jujur saja?" ujar Ratna dengan pelan tapi masih terdengar oleh Alken mungkin karna pintu yang tidak menutup dengan rapat.
"Sayang.. biarkan seperti ini dulu jangan terlalu terburu buru" balas Adrian.
"Tapi aku lama lama capek mas, sampai kapan harus menutupi semuanya?"
"Kenapa tidak jujur saja, jika jujur mungkin anak itu akan pergi" ucap Ratna lagi dengan suara yang di akhir di pelan kan
Alken yang masih penasaran mencoba menempelkan telinganya di pintu namun malah membuat pintu itu terdorong ke belakang alhasil pintu itu terbuka, menampakkan dirinya yang salah tingkah harus bagaimana.
Al lu bego apa oon?😭
Kalo gue sih langsung run!Sang papah dan mamah menatap ke arah Alken dengan terkejut dan menatap tak suka, Adrian berjalan mendekat ke arah anaknya
"Ngapain?" Tanya Adrian dingin.
"M-maaf pah aku gak bermaksud, tadi cuma-
Plak!
Pipi Alken sudah memerah karna tamparan dari papahnya.
"Kamu tau sopan santun ha?!" Sentak Adrian.
Azwan dan Albi yang sedari tadi sedang berada di ruang keluarga, merasa heran dengan suara itu, mereka pun berjalan menuju kamar papahnya.
"Ada apa pah?" tanya Azwan.
Adrian tidak langsung menjawab ia masih menatap ke arah Alken.
"Ck, selalu aja bikin masalah" cibir adriel dingin.
Alken menunduk, ia tidak berani menatap sang papah. Apa yang di ucapkan mamah dan papah nya tadi terngiang di kepalanya.
"Yang mamah maksud tadi siapa pah? Apa itu aku?" tanya Alken dengan kepala menunduk siap siap akan dapat tamparan atau lebih parah bogeman dari papahnya.
Entah dapat keberanian dari mana Alken mengatakan itu.
Azwan dan adriel di buat penasaran dengan apa yang di maksud oleh Alken. Tentu Azwan dan adriel sudah mengerti bahwa anak itu menguping pembicaraan orang tua.
Ratna sang mamah masih sedikit terkejut, apakah anak ini mendengar semua yang ia bicarakan?
Ratna berjalan mendekat ke arah Alken.
Mengangkat kepala itu agar mendongak menatap nya.
Plak!
"Apa kamu tau apa yang kamu lakukan hah?!!" teriak sang mamah.
Di sebelah kiri dan kanan bagian pipi Alken perih dan panas.
"Anak sialan!" ucap Ratna kembali.
"Kamu itu anak h- " belum sempat ia membereskan bicaranya, Ratna sudah lebih dulu di bekam oleh suaminya yang tak lain adalah adrian,
"Pergi!" Tegas Adrian dingin.
sungguh azwan dan adriel sudah menantikan apa yang tadi mamahnya ingin ucap kan.
"Makanya jangan bego" ucap adriel sambil menoyor kan kepala Alken.
Alken masih diam, tidak merespon abangnya itu, ia memilih untuk pergi ke kamarnya.
Setelah sampai, alken langsung duduk di atas ranjang, niat hati ingin meminta izin namun malah dapat tamparan.
Alken juga salah, mengapa tadi ia malah menguping pembicaraan orang tuanya?
Alken membaringkan tubuhnya telentang menatap langit langit kamarnya, sungguh pembicaraan itu masih terngiang dalam otaknya, Alken tidak bodoh tentu saja dirinya tau siapa yang mereka maksud.
Apakah dirinya akan di buang?
___
Yahoyyy
Masih dengan teka teki yang belum selesai
Jangan lupa votenya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Arkan
Teen Fiction[ON GOING] Menceritakan kehidupan Arkan yang penuh penderitaan, di benci oleh keluarga nya sendiri. Sungguh ia tidak terpikirkan untuk bunuh diri namun takdir berkata lain..... Yang seharusnya beristirahat dengan tenang atau mungkin sudah bertemu de...