03.

1.8K 89 0
                                    

(⁠✯⁠ᴗ⁠✯⁠)

Hari ke 2 Arkan di kurung oleh ayahnya, ia sangat kelaparan, tidur di lantai yang dingin tanpa alas, badannya sakit, ia sudah beberapa kali mengetuk pintu dengan keras, namun nihil tidak ada seorang pun yang membukakan pintu gudangnya.

"Mamah hiks" Arkan meringkuk memeluk lututnya, ia tidak ingin di kurung seperti ini lagi.

Ia sangat ingin keluar dari gudang, tidak apa jika ia di kurung di kamar, mau beberapa hari atau sampai seminggu pun ia akan terima namun ini? Di gudang, ia tidak mau, pencahayaan yang minim, dan banyak debu di mana-mana membuat pernafasan Arkan sedikit sesak dari kemarin, perut nya terus berbunyi, ia sangat kelaparan.

(⁠☞゚⁠∀゚⁠)⁠☞

"Bang, Arkan masih dihukum di gudang?" tanya Reyhan dengan lirihannya. Ya Reyhan masih terbaring lemah di kasur.

Kenapa ia tahu bahwa adik bungsunya dihukum? Karna ayahnya yang memberi tahunya.

Setelah ayahnya mengatakan itu, Reyhan sempat ribut dengan ayahnya, ia ingin menolong Arkan namun apalah daya, ia hanya bisa terbaring lemah, demam sialan. siapa yang menciptakan 'demam' sih?!.

Hanya gelengan yang dapat ia terima dari Abang nya. Huft sikap abangnya mirip dengan ayahnya. Ia bingung harus bagaimana?.

"Bang... tolongin Arkan, kasian dia dari kemarin belum makan" mohon Reyhan kepada Abang pertamanya namun hanya acuh yang bisa ia dapatkan.

"Bang"

"Abang"

"Bang atlas"

"Abang gak kasian sama adek bungsu Abang?" tanya Reyhan.

Atlas yang sedari tadi memainkan laptop nya langsung menutup laptop itu setelah mendengar pertanyaan dari adik nya.

"Abang hanya punya satu adik yaitu kamu" ucap atlas dingin lalu membuka lagi laptopnya.

Sebelum melanjutkan aktivitas nya ia berucap lagi "Abang setuju sama ayah, lagipula dia buat kamu sakit seperti ini, Abang tidak terima! dia juga harus sakit" setelah itu ia melanjutkan aktivitasnya.

Reyhan speechless, apakah abangnya ini jahat?, mau bagaimanapun Arkan tetaplah adik kandung mereka namun kenapa sikap atlas seperti ini? , iya Reyhan mengerti mengapa sikap ayah dan abangnya seperti ini kepada Arkan tapi Arkan tetaplah keluarga mereka.

Reyhan tidak menanggapi abangnya itu ia memilih tidur, huft bagaimana kondisi adik nya sekarang?

☜⁠ ⁠(⁠↼⁠_⁠↼⁠)

Hari sudah mulai gelap dan Arkan masih saja terkurung didalam gudang, ia sudah lemas.

Sekarang ia hanya bisa berharap kepada tuhan agar ada manusia baik yang membantunya.

Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi, sedari kemarin ia hanya melamun,duduk, terbaring, menangis.

Hiks kasian adek

Beberapa menit kemudian ia mendengar suara kunci pintu yang hendak di buka. Seketika ia yang tadinya lemas menjadi sumringah karna pintu gudang akan di buka.

Dan makjreng!!! Pintu terbuka dengan lebar, siapa yang membukanya? Tentu saja ayah Farhan.

Farhan mendekati sang anak lalu menarik paksa keluar dari gudang. "Cepat pergi dari hadapanku sebelum aku menghukum kembali" ucap Farhan dingin.

Arkan setelah mendengar itu langsung cepat-cepat pergi menjauh dari ayahnya dan menuju kamarnya.

Setelah masuk kamar rasanya Arkan lega, ia langsung menidurkan diri di kasur yang empuk, ah rasanya ia baru saja pergi jauhh dan baru kembali ke kamar nya. Netranya melihat langit langit kamar yang penuh dengan bintang bintang kecil, sampai ia memejamkan mata nya perlahan.

Krucuk  krucuk

Mata yang asalnya terpejam kini harus terbuka kembali karna rasa lapar yang menggangu. Ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian ia sudah siap turun dengan pakaian santai, ia turun dari tangga menuju meja makan, sudah ada ayahnya dan Abang pertamanya, ia duduk di dekat Abang pertamanya, jangan tanyakan keberadaan Abang keduanya karna tentu saja ia masih terbaring di kasur.

Makan malam pun mulai, tidak ada perbincangan hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Sang ayah sudah selesai dengan makan malam tanpa berpamitan ia langsung pergi menuju kamar anak keduanya.

Tersisa hanya ada atlas dan Arkan, Arkan menikmati makan dalam diam ia sedang asik dengan pikirannya sendiri sedangkan atlas ia makan sambil memainkan hpnya.

Beberapa menit kemudian atlas sudah selesai dengan makanan nya sedangkan Arkan ia masih makan dengan lahap. 

Atlas melirik sedikit kepada adiknya (mungkin?) Atlas mengeraskan rahangnya, ia benci anak yang di sampingnya. sungguh ia sangat benci. Kebencian dan Dendam yang masih sama tercetak rapih dalam hati Atlas.

Tanpa pikir panjang ia berdiri, menuangkan air kedalam gelas lalu-

Byurr

Atlas menumpahkan air itu ke kepala Arkan dan mengenai makanan yang tinggal beberapa suap lagi. Atlas tersenyum ia sangat senang sekarang.

Arkan tentu saja shock. Apa salahnya sampai Abang nya melakukan ini?,
bajunya basah dan makanan nya pun juga basah, ia menunduk. Tidak berani melawan karena yaa tentu saja ia takut pada abangnya.

Atlas mendekat mengambil piring yang berisi makanan Arkan yang sekarang terlihat seperti sayur sop karena air tadi.

Prangg!!

Piring itu atlas banting dengan keras, Arkan tentu saja dua kali lipat lebih shock jadi shock shock.

AHAHA NGAKAK ANJ.

Para bodyguard dan pembantu hanya diam menyaksikan kegaduhan yang tuan mudanya perbuat, mana bisa mereka ikut campur yang ada mereka dipecat.

"Mati Lo anjing!" Ucap atlas lalu pergi menaiki tangga menuju kamar.

Arkan masih saja diam, hatinya seperti di sayat sayat, sakit. Setelah atlas pergi ia berdiri dari posisi duduk nya dan hendak membersihkan pecahan piring yang abangnya lempar tadi, tenggorokan nya sakit karna menahan tangis. 

Bi Inah membantu tuan mudanya membersihkan pecahan piring itu, ia takut tuan mudanya terluka.

___

Arkan kasian amat
Jangan lupa votenya yaa~
Tbc.

The Story ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang