22. Kembali ke rumah

4.8K 255 6
                                    

Arkana berada di rumah sakit hanya sebentar, pria itu memaksa untuk pulang karena tak ingin berlama-lama di rumah sakit. Arkana mengajaknya pulang ke rumah mereka. Entahlah Anna tak menanyakan alasan pria itu mengajaknya untuk kembali kerumah mereka apa, tetapi Anna bersyukur karena tak mendapat tatapan permusuhan dari mama mertuanya.

Walaupun sebenarnya Anna tak masalah jika bertemu mertuanya tersebut dan ia sanggup di hina sekali pun karena memang ini kesalahannya dan ia pantas untuk di benci perempuan parubaya tersebut.

Mereka menempati kamar di lantai dasar agar memudahkan Arkana karena kakinya masih dalam pemulihan. 

"kamu butuh sesuatu?"tanya Anna kini mereka sedang tiduran di ranjang sambil saling menatap satu sama lain.

Arkana menggeser tubuhnya dan menarik Anna kedalam pelukannya"Aku butuh kamu" 

Selama di rumah sakit Arkana tak bisa leluasa memeluk Anna karena memakai infus dan ranjang yang kurang besar, makanya pria itu memaksa untuk pulang karena dia sangat merindukan Anna berada di pelukannya.

Anna diam saja dan membalas pelukan Arkana sambil membelai lembut rambut pria itu, sikap Arkana selama sakit sangatlah manja dan Anna menyukainya. Mereka pun tidur dengan berpelukan, jujur saja Anna angat lelah juga berhari-hari tidur di rumah sakit.

Mendengar suara bel rumah membuat Anna tebangun dan dengan pelan melepas pelukan Arkana lalu keluar dari kamar untuk ke depan membukakan pintu. Di rumah ini sangatlah sepi para pembantu masih pulang pergi dan tak menetap disini karena keputusan mereka yang akan tinggal di rumah utama.

Pintu rumah ia buka dan menampilkan Mama Tania bersama dengan Gina, tak ada tatapan ramah di mata mereka sekarang tetapi tatapan dinginlah yang mama Tania berikan kepadanya"Kau membawa anakku ke rumah ini lagi?"mama Tania sepertinya tak suka Arkana bersamanya disini.

"Kau tak punya malu?Sudahku katakan ceraikan Arkana"mama Tania tak henti-hentinya meminta Anna bercerai dengan Arkana, memang sefatal apa perselingkuhanya padahal jika di hitung perselingkihannya juga baru dan ia juga tak bermaksud berselingkuh dengan Arkana. Seharusnya perempuan ini tak semarah ini jika ia ia menjelaskannya.

"Masuklah mama"tak enak mengobrol di depan rumah Anna pun mengaja mereka masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu.

"Kau serius menyelingkuhi kakakku?Apa kurangnya kakakku kepadamu"kini Gina ikut marah kepadanya dan Anna sama sekali tak membantah amarah Gina kepadanya karena ia pantas mendapatkannya.

"Tinggalkan mama bersama dia, mama perlu berbicara empat mata kepada dia"Gina mendengus kesal mendengar mamanya yang memberhentikannya mencacimakai kakak iparnya yang kurang ajar itu.

Gina pun pergi dan kini tinggal ada mama Tania dengan Annna sekarang"Kau sudah memikirkannya?"Anna mengerti betul maksud dari mama Tania apalagi kalau bukan bercerai dengan Arkana. 

Anna memejamkan matanya dan menghembusakan nafas beratnya, ini keputusan yang sangat berat disaat dia ingin berubah dan menjadi istri yang baik untuk Arkana tetapi kini ia harus melepaskan pria baik itu. Memang takdir perceraian itu tak bisa dia rubah, karena dari awal memang Arkana tak pantas untuknya.

"Aku hanya pura-pura berselingkuh dengan Dika,karena ingin Arkana bercerai denganku"Memang dari awal tujuannya menerima Dika seperti itu, dengan begini semoga saja perempuan itu mengerti dan tak memintanya bercerai dengan Arkana.

"ini bukan tentang perselingkuhan saja, sikapmu dengan Arkana sangat buruk selama ini selama kalian menikah aku tak sanggup melihat anakku hidup bersamamu lebih lama lagi" kini Anna mengerti bahwa memang Arkana tak pantas bersamanya"Apa kamu merasa pantas bersamanya setelah menyadari sikapmu?"lanjutnya lagi.

Takdir perceraian ini tak bisa Anna rubah tetapi seenggaknya dengan peceraian dengan Arkana membuat mama Tania lega karena anaknya akan menjalani rumah tangga yang normal"Beri aku waktu sebulan lagi, aku janji akan menceraikan Arkana dan pergi meninggalkannya"

"Selama itu mama harus berpura-pura baik bersikap baik lagi, aku tak mau hubungan anak dan ibu hancur karenaku"lanjut Anna ini sudah keputusannya jika takdir perceraian tidak bisa dia rubah tetapi seenggaknya takdir kematian Arkana bisa dia rubah.

"Baiklah"akhirnya perempuan itu setuju, dengan begitu ia bisa merubah takdir Arkana kali ini. Jika dulu ia bercerai dengan keinginannya tetapi berbeda sekarang ia bercerai atas permintaan mertuanya. Takdir memang sebercanda ini padahal dulu ia maati-matian meminta bercerai dengan Arkana tetapi sekarang ia di permudah bercerai dengan Arkana dengan bantuan ibu mertuanya. 

"Mama kenapa mama kesini?"tiba-tiba saja Arkan muncul di hadapan mereka, terlihat sekali kini ekspresi Tania dan Anna sangat gugup, keduanya takut Arkana mendengar kesepakatan mereka dan itu memacing kecurigaan Arkana.

"Anna tak akan bercerai denganku jadi lupakanlah ucapan mama dirumah sakit"lanjut Arkana membuat keduanya bernafas lega karena kemungkinan Arkana tak mengetahui percakapan keduanya.

"mama hanya meminta maaf untuk ucapan mama di rumah sakit kepada Anna, mama sadar sudah keterlaluan kepada Anna"mama Tania berbicara dengan lancar membuat Anna kagum dengan aktingnya pantas saja ia tak menyadari bahwa mertuanya sendari dulu pura-pura baik kepadanya. Tetapi masih menjadi tanda tanya kenapa perempuan itu menjodohkannya dengan Arkana, jika perempuan itu tak menyukainya.

"Anna apa itu benar?"kini Arkana berbalik bertanya kepadanya.

Anna tersenyum  sambil mengangguk"Iya jangan khawatirkan apapun"ucapnya sambil menghampri pria itu dan membantu Arkana untuk duduk di sofa.

Sementara disisi lain Dika sangat marah dengan dirinya sendiri karena tak berhasil membuat Arkana celaka sepertinya pria itu mempunyai banyak nyawa. Rencana awal memang Dika mendekati Anna untuk menghancurkan Arkana tetapi selama mereka berhubungan tentu saja perasaan itu muncul begitu saja tanpa dia cegah. 

Kini perasaan menghancurkan Arkana semakin besar, ia ingin Anna menjadi miliknya dengan kematian Arkana kemungkinan besar ia bisa bersama Anna.

Tetapi kini sikap perempuan itu berubah, awalnya perempuan itu ingin bercerai dengan Arkana tetapi sekarang perempuan itu malah memutuskan hubungan mereka dan memilih bersama Arkana.

"Jika kau tak bisa mendua dari Arkana, maka aku akan membuat Arkana yang mendua darimu
mu"ucap Dika sambil tersenyum misterius sambil menatap foto kebersamaanya bersama Anna.

Perasaan cinta yang menggebu membuat mereka berada di lingkaran yang sangat rumit sekarang. Awalnya Dika menjalankankannya demi dendamnya tapi sekarang ia menjalankan misinya demi cintanya.

Bersambung....

Jangan lupa vote dan komen zayanggg♥️

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang