⭐Peringatan nih! Jangan sampai novel ini di-copas atau diperjualbelikan ulang, ya. Kalo ada yang berani, langsung DM ke admin aja biar diurus. Jangan main-main deh!⭐
Tiap hari bakal di-upload 1 sampai 2 chapter, jadi stay tuned! Selamat menikmati ceritanya! 😎
----------
Tentu, berikut adalah Chapter 4 yang rinci dan terhubung dengan chapter sebelumnya:
---
Chapter 4: Salon dan Perubahan
Hari itu, Farel berangkat dari rumahnya sekitar jam satu siang. Cuaca terik membuatnya merasa tidak nyaman, tetapi perasaannya yang aneh membuat dia lebih cenderung mengikuti Lila. Setibanya di tempat salon yang sering mereka kunjungi, Farel merasakan degupan jantungnya semakin cepat. Ruangan salon itu dipenuhi dengan aroma parfum yang menyengat, suara hair dryer yang berderu, dan tawa ceria para pelanggan.
Lila sudah menunggu di depan pintu dengan senyum lebar. "Ayo, Rel! Hari ini kita bakal bikin lo makin kece!" teriaknya penuh semangat. Farel hanya bisa mengangguk, meskipun rasa tidak enak di perutnya semakin terasa.
Setelah masuk, Farel disambut oleh Mia, stylist yang selalu mengurus rambutnya. "Hai, Farel! Hari ini kita akan coba sesuatu yang baru," katanya dengan nada menggoda. Farel tersenyum canggung, tetapi di dalam hatinya, dia merasa terjebak.
Mia mulai mencuci rambut Farel, membiarkan air mengalir deras di kepalanya. Farel menatap ke cermin, memperhatikan refleksinya. Seorang pemuda biasa dengan rambut sedikit acak-acakan menatap balik. Dia merasa asing dengan diri sendiri, seolah sedang menunggu sesuatu yang tidak nyaman.
Setelah selesai mencuci, Mia mengeringkan rambutnya dan mulai memotong dengan cekatan. "Jadi, mau kita potong lebih pendek atau tetap panjang?" tanyanya sambil tersenyum. Lila dari samping ikut menimpali, "Potong lebih pendek aja, Mia! Dia butuh makeover yang bikin dia tampil lebih fresh!"
Farel merasa terpaksa. "Iya, boleh deh," jawabnya pelan. Setiap helai rambut yang jatuh ke lantai membuatnya merasa semakin kehilangan kendali atas diri sendiri.
Proses potong rambut itu berlangsung sekitar setengah jam. Farel tidak bisa berhenti menatap cermin, melihat penampilannya berubah perlahan. Setelah selesai, Mia menambahkan sentuhan akhir dengan makeup tipis. "Ayo, lihat!" katanya sambil membalikkan kursi Farel agar menghadap cermin.
Farel tertegun. Refleksi di cermin menunjukkan sosok yang sama sekali berbeda—rambutnya kini terpotong rapi, wajahnya terlihat lebih cerah dengan sedikit blush on dan lip gloss. "Gila, lo cantik banget, Rel!" Lila berseru dengan antusias. Farel tidak tahu harus bagaimana menanggapi pujian itu.
"Kayak cewek beneran," tambah Lila dengan nada menggoda. Farel tersenyum canggung, tetapi hatinya berkonflik. Dia merasa aneh, seolah ada dua bagian dalam dirinya yang bertarung—satu yang ingin melawan dan satu yang mulai menikmati perhatian.
Setelah sesi makeover selesai, Lila menggandeng tangan Farel keluar dari salon. "Ayo kita belanja baju baru!" serunya semangat. Farel merasa bingung, tetapi entah kenapa, dia tidak bisa menolak. Rasa penasaran membawanya mengikuti Lila ke toko fashion terdekat.
Begitu masuk ke dalam toko, Farel langsung disambut oleh berbagai macam pakaian berwarna cerah dan menarik. "Coba lihat yang ini, Rel!" Lila berkata sambil mengambil rok mini dan blus berwarna pastel. "Lo harus coba ini!"
Farel merasa jantungnya berdegup kencang. "Eh, nggak deh. Rok mini itu... aneh," jawabnya ragu. Tapi Lila sudah menempelkan rok itu di tubuhnya, mengelilingi tubuh Farel dengan kain yang ringan. Farel merasa malu, dan tidak bisa menahan tawanya ketika melihat penampilannya di cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Gak Mau Jadi Femboy
AléatoireCerita ini akan menceritakan tentang seorang laki laki yang di paksa menjadi seorang femboy