BAB 10

1.8K 17 0
                                        

Peringatan nih! Jangan sampai novel ini di-copas atau diperjualbelikan ulang, ya. Kalo ada yang berani, langsung DM ke admin aja biar diurus. Jangan main-main deh!⭐

Tiap hari bakal di-upload 1 sampai 2 chapter, jadi stay tuned! Selamat menikmati ceritanya! 😎
---

Setelah kencan yang tidak ia inginkan itu, Farel pulang dengan hati yang kacau. Semuanya terasa seperti mimpi buruk yang nggak pernah dia bayangkan bakal dialami. Perasaan campur aduk terus menghantui pikirannya, seakan ada ribuan pertanyaan yang saling berebut tempat di kepalanya. Dia duduk di kamar, menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Tapi begitu dia cek handphone, hatinya langsung tersentak.

Di layar, ada sebuah foto dirinya di kafe tadi siang, lengkap dengan pakaian feminin yang membuatnya terlihat jauh berbeda dari Farel yang biasanya. Dia duduk manis bersama cowok yang ditemuinya tadi. Foto itu diposting di media sosial—dan lebih buruknya lagi, foto itu sudah mendapat banyak perhatian.

“Siapa yang berani-beraninya nge-post foto ini?” gumamnya panik. Pikiran bahwa temannya, orang-orang di sekolah, bahkan mungkin orang tuanya bisa melihat foto itu membuat tubuhnya bergetar. Wajahnya memanas, tangan dan jari-jarinya kaku, mencoba memahami situasi yang dia hadapi sekarang. Rasanya seperti ada beban berat yang menekan dadanya, membuat dia sulit bernapas.

Malam itu, dia nyaris nggak tidur. Rasa takut dan cemas terus menghantuinya. Farel nggak tahu apa yang harus dilakukan, nggak tahu bagaimana menghadapi ini. Dia hanya bisa berharap semua ini segera berlalu. Tapi harapannya runtuh ketika suara ayahnya memanggil dari ruang tamu. Nada suaranya keras dan penuh emosi. Farel tahu ini bukan pertanda baik.

Dengan langkah berat, Farel berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. Begitu tiba di sana, dia melihat ayah dan ibunya sudah menunggu. Mata ayahnya penuh kemarahan, sementara ibunya terlihat kecewa. Mereka berdua memegang handphone, dengan gambar foto dirinya yang beredar tadi. Nggak ada yang bisa disembunyikan lagi.

“Apa maksudnya ini, Farel?! Kamu itu anak laki-laki! Kenapa pakai pakaian seperti itu?” Ayahnya berteriak, suaranya penuh dengan amarah yang nggak bisa disembunyikan lagi. Farel hanya bisa menunduk, mencoba menyusun kata-kata, tapi lidahnya kelu. Dia merasa terpojok, seakan nggak ada jalan keluar dari semua ini.

“Jawab, Farel! Kamu ngerti nggak malu yang kita rasakan kalau orang lain tahu?” lanjut ayahnya dengan nada semakin keras. Ibu Farel hanya menghela napas, tapi sorot matanya mengatakan semua yang perlu diketahui Farel—kekecewaan mendalam, perasaan hancur.

“Aku… aku nggak tahu harus bilang apa,” jawab Farel pelan, suaranya hampir nggak terdengar. Dia ingin menjelaskan, tapi kata-katanya terasa sia-sia. Seperti nggak ada penjelasan yang cukup untuk membuat mereka mengerti perasaannya.

“Kalau nggak ada penjelasan, nggak usah ngomong apa-apa! Yang jelas, ayah dan ibu nggak akan pernah terima ini!” Ayahnya menutup percakapan dengan nada tegas. Farel merasa dunia seakan runtuh. Perasaan malu, takut, dan bingung bercampur menjadi satu.

Ibu Farel akhirnya berbicara, dengan nada yang lebih tenang namun tidak kalah tegas. “Farel, Ibu cuma mau kamu jujur. Apa kamu benar-benar nyaman dengan semua ini? Kenapa kamu harus berpakaian seperti itu?”

Farel terdiam sesaat, mengumpulkan keberaniannya. “Aku… aku nggak tahu, Bu. Ini semua cuma… ya, aku mulai terbiasa, tapi di satu sisi juga aku nggak ngerti. Aku cuma…” Dia berhenti, merasa bahwa apa pun yang dia ucapkan mungkin nggak akan ada artinya buat mereka.

Ibu Farel menghela napas panjang. “Farel, kamu itu laki-laki. Ibu nggak paham kenapa kamu harus tampil seperti ini. Kamu harus ingat siapa diri kamu sebenarnya.”

Dengan pandangan penuh rasa bersalah, Farel mencoba memahami kata-kata ibunya. Sebagian dari dirinya merasa benar, mungkin semua ini memang salah. Tapi di sisi lain, ada suara dalam dirinya yang seakan memintanya untuk jujur dengan perasaannya sendiri, sesuatu yang selama ini dia pendam.

Gue Gak Mau Jadi FemboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang