Chapter 19

3.1K 228 10
                                    

Lino merebahkan dirinya Di Kamar, Ah dia melupakan sesuatu ia ingin menemuinya Buna nya dulu, Dengan lesu Lino bangun Dari rebahan Nya ia melangkahkan kaki menuju kamar mandi, Ia akan mandi dulu sebelum menemui sang buna.

selesai mandi Lino mengambil susu pisang dalem kulkas mini dalem kamar nya. Di dalam kamar Lino sudah tersedia kulkas itu dari dulu karena dirinya suka males ke bawah untuk mengambil susu kesukaan nya itu.

Lino turun ia celingak-celinguk mencari Nico dan Arga tapi ia tidak menemukan dua manusia itu Lino tidak ambil pusing ia berjalan Menuju dapur mungkin buna di dapur pikir Lino soalnya terdengar suara seseorang yang lagi memasak.

"Kok sepi ya? hm apa ayah belum pulang?" Gumam Lino ia bertanya pada dirinya sendiri.

Berjalan terus hingga ia sampai di Dapur melihat siapa yang tengah memasakk Lino seakan-akan ingin menjatuhkan susu di tangan nya tapi karena dia sayang bahkan cinta sama susu pisang nya jadi ia tidak melakukan hal bodoh itu.

Lino menghentikan langkah nya ia melihat gerak gerik orang itu, Ia ingin menghampiri tapi dia kan lagi ngambek Lamaaa Lino mikir akhirnya ia jalan pelan, Pelan pelan mundurr maksudnya ia tidak jadi menghampiri Orang itu yang ternyata Nico, Lino balik badan ia berjalan menuju Kamar Buna nya aja kan ia turun karena mencari Buna nya.

clek

pintu terbuka Lino menyembulkan kepalanya kedalam untuk melihat tapi kamar Buna dan ayah nya Gelap, Ah kemana mereka pikir Lino, tegaa sekali ia meninggalkan nya di tambah ini pertama kali nya dirinya di tinggal Lino jongkok di depan Pintu kamar Buna nya Bibirnya mulai melengkung kebawah Susu yang ia minum sudah Terletak Di bawah Dan matanya Mulai berkaca kaca.

"Hiks...Buna...Hikss..." Isak Lino, Sunggu Ia di tinggal Sama orang tua nya tega sekaliii. apa mereka tidak sayang Lino lagi?!

"Huwaaaa... BUNAAAAAA!!!!" Teriak Lino semakin Kencang Sampai Membuat Nico yang berada di dapur terkaget Ia kira Arga yang menangis makanya Cepat cepat dirinya melihat siapa yang menangis.

Nico bergegas Ia mematikan Kompor dan melepaskan apron yang melekat pada tubuh nya mencari sumber suaraa, Dan Nico menghentikan Langkah kaki nya saat melihat Lino menangis' Kejer di depan Pintu kamar Orang tua nya, Nico ingin menghampiri tapi ia gengsi kalo tidak di hampiri kasian. Lino terlihat mengenaskan dengan wajah yang memerah dan jangan lupakan Hidung  yang kembang kempis itu.

Nico menahan tawa melihat Lino, Tubuh Gede Begitu Menangis' kejer? Huh Sungguh memalukan pikir Nico!. Akhirnya Nico Membulat kan niat nya ia menurunkan sedikit gengsi nya untuk mendekati Lino, Kasihan juga anak orang kalo di biarkan Nangis sendiri, sebenarnya ia takut Arga mendengar suara tangis Lino dan ia juga ikut menangis.

Nico berjalan Sampai ke hadapan Lino, Ia berjongkok Menatap Lino yang tengah menangis, Nico memegang kedua Pipi Lino, Ia dapat melihat Wajah Lino Yang sangat sangatt jelek ekhem Imut maksudnya eh?!.

Nico menghapus air mata Lino dengan Ibu jari nya," Kenapa Nangis?" Tanya Nico dengan suara Lembutnya,Lino seperti Tersihir Ia menghentikan tangis nya dan hanya tinggal Isakan saja.

"Bu..hiks..Buna...Tinggalin Lino." Jawab Lino, Ia masi sesenggukan Habis menangis, Nico menaikkan sebelah Alis nya. Dan setelah paham ia tersenyum dan menggeleng Tidak habis Pikir.

"Buna Ngga ninggalin Lo..Dia keluar nemenin ayah yang Katanya Ga bisa pulang malam Ini." Terang Nico, Lino menatap Nico mencari kebohongan Di wajah pemuda itu tapi tidak ada Nico mengatakan Yang sebenarnya.

"Ta-tapi kenapa Buna ngga ajak Lino? Biasanya Buna selalu ajak Lino?" Tanya Lino lagi, Kali ini ia menunduk Melepaskan Pegangan Nico pada kedua Pipi nya.

Nico menghela nafas Ia mengusak Rambut Lino," Kan tadi siang Lo main ke luar. Buna mau hubungi lo tapi lo kan ngga punya Hape." Lino mendongak Ia berpikir sejenak oh iya kan tadi ia main, Akhirnya Lino mengangguk Ngerti Tak apa lah kan dirinya juga tidak Sendiri di rumah Ini.

Nico tersenyum Ia kembali Mengusak Rambut Lino,"Oh..Iya gue..Emm..." Lino menatap Polos Nico ia menunggu Apa yang bakal keluar Dari Mulut Nico.

Nico menarik nafas panjang," Gue minta maaf atas Omongan gue tadi di sekolah!" Lanjut Nico dengan Sekali tarikan nafas, Lino Bengong sebentar lalu setelah ia mengerti maksud Nico, Lino mengangguk Ia tersenyum pada Nico.

"Jadi?? Baikan?" Tanya Nico lagi, Lino mengangguk ia Mengangkat jari kelingking nya, Nico yang mengerti maksud Lino  juga mengangkat Jari kelingking miliknya dan menautkan jari mereka, Nico tersenyum di balas Senyum pula Oleh Lino.

"Baikan!" Tegas Lino Girang Ia sepontan memeluk Nico, Membuat Yang lebih kecil tidak seimbang dan mereka jatuh terbaring Dengan Lino di Atas nya, Nico terdiam sebentar sebelum ia tersenyum.

Sound : ~Kita Bikin Romantis ~~~

"dasar bayi dugong!" Batin Nico tersenyum, Ia membalas pelukan Lino. Untuk beberapa saat biarkan mereka menikmati kebersamaan ini tanpa ada nya rasa gengsi yang tinggi dan tampang Polos yang tidak mengerti apa apa.

~selalu romantis~
~Romantis~~~
~Mantis~~
~Tisss~~~~

****
Tebece

Gimana??
Lucu ngga?
Lucuu lah masa engga orang author nya imut Kyuttt gini kwok hhwhahaaa khwahaaaa khwaahh.
Ekhem Soriii soriii Author terlalu pede.

GUE LUPA UP PLIS LONTONG MAAPIN😮‍💨

Seme Childish maniak susu (Bxb) ( On going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang