cerpen 1

30 1 0
                                    

Drakula mimik cucu

Di sebuah desa kecil di kaki gunung, Drakula, yang selama ini dikenal sebagai makhluk menyeramkan, justru menjadi pelindung bagi warga desa. Setiap malam, ia memastikan desa aman dari segala ancaman, dengan memantau dari kerajaannya yang berada di atas gunung. Sebagai imbalannya, para petani memberinya hasil panen berupa susu segar dari sapi terbaik mereka.

Susu dari desa tersebut memanglah istimewa, rumor mengatakan susu tersebut dapat memberi keawetan pada wajah dan tubuh. Hubungan saling menguntungkan ini terus berlanjut hingga suatu malam terjadi sebuah tragedi.

Sapi mereka terjangkit sebuah penyakit dan satu persatu meninggal. Para petani dengan panik mencoba merawatnya, namun keadaan sapi mereka tidak kunjung membaik. Sang drakula pun curiga karena rasa susu yang ia minum terasa berbeda dan datang ke desa untuk mengecek keadaan.

Setibanya di desa drakula merasa aneh, sapi yang dipelihara warga desa terlihat lebih sedikit dari biasanya. "Di mana sapi yang lain, kenapa hanya ini saja sapi yang terlihat?" Tanya sang drakula. Dengan wajah yang gugup dan ketakutan kepala desa menjelaskan akhir akhir ini sapi mereka banyak yang sakit dan meninggal, tanpa mengetahui penyebabnya. Setelah melihat keadaan sapi yang ada sang drakula menawarkan pengobatan kepada warga desa. "Kita harus menyelamatkan sapi ini,"ucap Drakula dengan penuh ketegasan. Namun para warga sedikit ragu karena tidak memiliki biaya untuk membayar sang drakula. Lantas sang drakula bilang, "Tidak perlu ragu, saya tidak akan meminta biaya untuk pengobatan". Lalu ia dengan gesit menggunakan pengetahuannya tentang herbal dan ramuan untuk menyembuhkan sapi para warga desa.

Setiap malam ia mengawasi pemulihan para sapi warga, tak peduli harus menunggu lama ia tetap sabar mengawasi. Namun di tengah proses pemulihan sapi, desa mengalami ancaman lain yang lebih besar. Sekelompok bandit datang menyerang desa untuk mengincar hasil panen para petani.
Mereka merusak ladang dan mencuri hasil panen, karena para bandit tidak mengetahui bahwa desa ini memiliki seorang pelindung. Ketika para bandit hendak pergi, Drakula yang sedang berada di desa langsung bertindak. Dengan kecepatan dan kekuatannya yang luar biasa, ia menghadang para bandit yang hendak keluar desa dengan hasil panen. Para bandit yang awalnya mengira bahwa mereka hanya menghadapi petani biasa, terkejut melihat sosok tinggi dan misterius dengan jubah hitam muncul dari bayangan malam. Drakula tidak membutuhkan senjata, hanya dengan tatapan dingin dan kekuatan supernaturalnya, ia mampu membuat para bandit gemetar ketakutan. Saat salah satu bandit mencoba menyerangnya, Drakula bergerak secepat kilat, menaklukkan mereka satu per satu.

Dalam waktu singkat, para bandit lari terbirit-birit, tak ada yang berani kembali ke desa itu. Setelah mengalahkan bandit, Drakula kembali ke kandang sapi, tetapi kali ini dengan rasa tenang dihatinya. Karena sapi yang ia rawat sudah menunjukkan perkembangan dan terlihat bugar. Kini para sapi bisa kembali menghasilkan susu terbaik, dan para petani yang selamat dari serangan memberi Drakula lebih dari sekedar susu, mereka memberinya kepercayaan dan rasa hormat. Drakula si pelindung desa, terus menjaga mereka, memastikan tidak ada ancaman yang datang. Baik itu dari penyakit ataupun dari para bandit.

"Biar saja aku tidak makan nasi yang penting aku minum susu"

Pesan moral: Kekuatan yang digunakan untuk melindungi dan bukan untuk menakuti, menciptakan hubungan yang lebih kuat di antara manusia dan makhluk yang sebelumnya dianggap sebagai ancaman.

Cerpen (Kumpulan Cerita Pendek) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang