cerpen 5

14 2 0
                                    

Musik 3 dimensi : Al-Quran

Dentuman musik menyala, menyalur dari pemutar musik menuju earphones yang menggema di tanah. Genangan darah menyelimuti pemutar musik dan ruas jalan, Membuat penumpukan kendaraan pada seluruh jalan. Sebuah alat pemutar musik tergeletak bersama dengan seorang mahasiswa yang mengalami kecelakaan parah, tak sadarkan diri dengan para warga yang berusaha menolong mahasiswa tersebut. Ini adalah sebuah kisah seorang mahasiswa yang begitu menyukai musik, sampai ia menemukan sebuah musik yang bisa menembus 3 dimensi.

Malam begitu gelap, menelan segala cahaya kehidupan. Bagi sebagian orang mungkin itu adalah waktu yang tepat menghamburkan selebaran kertas, namun tidak bagi orang orang yang senantiasa menghidupkan cahaya keimanan. Mereka menerangi malamnya dengan menghadap Sang Pencipta untuk meminta ridho dan ampunanNYA.

Terdapat seorang mahasiswa yang sedang melepaskan penatnya pada sebuah kafe, ditemani lantunan musik yang menghanyutkan hati dan pikirannya. Seharian ia habiskan dengan menjelajahi padang ilmu yang menyelimuti sebuah kampus. Mendengarkan musik membuat pikiran dan hatinya berasa hidup kembali, merefresh mood dalam hidupnya.

Secangkir kopi dan sepotong kue begitu nikmat ia rasakan, sampai tenaganya terisi kembali. Setelah menikmati suasana kafe, Sang mahasiswa berjalan menuju rumah kostnya, dan mengistirahatkan diri.

Di perjalanan ia sayup sayup mendengar sebuah lantunan musik yang bergema pada sebuah bangunan masjid, diiringi dengan puluhan warga dan suara gendang yang melengkapi musik tersebut. Sang mahasiswa hanya mengabaikan dan melewati bangunan tersebut seraya melesat menuju rumah kostnya. Sesampainya di rumah kost, ia lempar tas dan sepatunya tanpa berganti pakaian. Karena mata dan tubuhnya sudah terasa amat berat. Dilewatinya malam tanpa sepatah kata.

Matahari berselimut malam menikmati sejuknya embun di pagi hari. Sang mahasiswa yang tertidur pulas, tiba tiba terbangun oleh gema suara yang muncul dari dalam masjid. Sejenak ia terbangun menghidupkan bola mata untuk melihat ponselnya. Angka empat dan lima yang berbaris rapi pada ponselnya, menghipnotis mata sang mahasiswa untuk tidur kembali.

Sinar matahari perlahan merayap masuk melewati jendela kamar sang mahasiswa. Tubuh yang semula berselimut hawa sejuk, kini tergoreng oleh paparan sinar matahari. Terpaksa ia bangun dengan kemalasan yang masih bergelantung pada tubuhnya. Ia menyetel musik pada handphonenya agar moodnya kembali naik. Sembari mendengar musik sang mahasiswa menyiapkan keperluan untuk menjelajah di padang ilmu. Beberapa menit kemudian sang mahasiswa berangkat meninggalkan rumah kost.

Matahari berdiri tegak, memberikan sayatan setiap insan yang bergerak melewatinya. Keringat bercucur deras melewati tubuh sang mahasiswa, seolah tubuhnya meleleh saat menelusuri jalan setapak menuju kendaraannya. Kantin kampus adalah destinasi terindah saat ini. Selain dikelilingi hawa sejuk, gema musik juga mengitari tempat tersebut. Melesatlah sang mahasiswa ke tempat tersebut.

Sesampainya di kantin kampus, terdengar suara gema yang menyebar ke segala penjuru. Hati sang mahasiswa sedikit tertarik dengan suara gema tersebut, namun hawa panas yang ia rasakan memberi dorongan masuk ke sebuah kantin kampus.

Hari bergerak menuju malam gelap, mengganti tugas sang matahari dengan sang rembulan yang tampil elok pada malam ini. Hati sang mahasiswa bergerak mencari tempat untuk menikmati malam yang indah ini. Bangunan berdinding kaca satu persatu ia lewati, sampai akhirnya ia berhenti pada sebuah bangunan megah yang berhiaskan lampu warna warni pada atap bangunan tersebut. Masuklah ia ke bangunan tersebut.

Sang mahasiswa memesan makanan dan minuman yang terpampang pada tabel menu. Ia tengok ke kanan dan ke kiri, mencari ruang duduk yang asri. Lantunan musik bergerak kesana kemari, menghiasi hati yang sunyi. Hamparan bintang menyelimuti malam hari, menemani sang rembulan yang kian menepi. "Apa aku bisa selalu menikmati malam yang indah ini" Batin sang mahasiswa. Suasana yang asri membuatnya lupa bahwa waktu telah lama berlalu, yang kini menghantarkannya pada perjalanan malam hari.

Cerpen (Kumpulan Cerita Pendek) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang